Demam

239 41 1
                                    

Ini udah lewat Maghrib tapi Mac ataupun Ken gak ada niatan buat bangun tidur. Di rumah Ken, sang mama juga menunggu anaknya yang tak kunjung pulang. Meskipun ada di rumah Mac, tetap saja yang namanya seorang mama merasa khawatir. Apalagi tadi Ken mengatakan dirinya kehujanan bersama dengan Mac.

"Aduh, harus disusul kalo gini. Pasti ketiduran mereka. Untung di rumah tetangga," setelah berpamitan pada sang suami untuk menjemput sang anak di rumah Mac mama segera berjalan ke rumah Mac.

Saat sudah sampai di depan rumah Mac mama langsung masuk karena pagar depan tidak terkunci. Pintu rumah pun sama sekali tidak ditutup, kalau ada orang asing yang masuk gimana coba? Kunci motorpun masih terpasang di tempatnya. Mama Ken hanya menggeleng dan mengambil kunci motor kemudian masuk ke dalam.

"Permisi? Mac? Ken?" Mama Ken melihat kondisi rumah yang gelap gulita.

Mama Ken mencoba mencari anaknya dan juga Mac yang sama sekali tidak terlihat dimanapun. Dengan terpaksa mama Ken berjalan masuk dan mendorong satu pintu yang mungkin saja itu kamar milik Mac. Saat mama membukanya terlihat sang anak dan tetangganya sedang tidur berdua di atas ranjang. Mama Ken mendekatinya untuk mencoba membangunkan mereka berdua.

"Ken? Ayo bangun!" suara lembut mama mencoba membangunkan Ken tetapi Ken hanya menggeliat kecil dan malah semakin mendekatkan dirinya pada tubuh Mac.

Mama mencoba membangunkan Ken. Seperti insting seorang ibu, mama Ken menyentuh kening anaknya yang mungkin saja demam karena kehujanan saat pulang sekolah tadi. Benar saja kening sang anak terasa lebih tinggi dari suhu tubuh pada saat kondisi badannya normal. Mama juga meletakkan punggung tangannya ke kening Mac. Sama saja, kedua anak ini sama-sama demam.

Mama menghembuskan nafasnya kemudian berjalan pulang. Sebelumnya menyalakan semua lampu dan juga menutup pintu. Kalau sudah begini Ken paling susah di suruh bangun. Mungkin akan meminta tolong sang suami untuk menggendong Ken pulang.
Setibanya di rumah, mama menyiapkan plester penurun panas dan juga obat-obat demam. Tidak lupa membuatkan bubur sebelum anaknya dan Mac meminum obatnya.

"Pa nanti bantuin gendong Ken ya dari rumah Mac. Anaknya demam Mac juga demam," mama bergegas ke dapur untuk membuatkan bubur untuk mereka berdua.

.
.
.
.
.

"Ini dua-duanya demam semua, Ma? Ntar Macnya gimana? Kan dia tinggal sendirian kan dirumahnya?" Mac kalo kamu denger ini pasti bahagia banget dikhawatirin sama pak camer.

"Ya nanti sesekali mama yang jengukin pa. Nanti kalo mereka berdua demamnya gak turun-turun ya sekalian dibawa ke dokter dua-duanya."

"Lumayan bersih juga rumahnya meski sendirian gini ya ma?" papa Ken memperhatikan kondisi rumah Mac yang bersih dan lumayan rapi untuk seorang bujang yang tinggal sendirian.

"Anaknya rajin pa. Sering ketemu sama mama kalau belanja pagi-pagi," pujian dari camer yuhuuu...

"Papa langsung gendong Ken ya. Nanti langsung pasang plester demamnya, mama mau bangunin Mac dulu suruh makan," papa Ken menggendong anaknya dan segera kembali ke rumah, merasakan suhu tubuh anaknya yang lebih hangat dari biasanya.

"Mac? Ayo bangun dulu. Makan terus istirahat lagi. Mac?" Mama Ken menepuk pelan pundak Mac.

"Eh, Tante?" Mac yang masih setengah sadar mengernyitkan matanya efek pusing yang dirasakan di kepalanya.

"Ayo kamu makan dulu terus diminum obatnya. Kalau besok demamnya belum turun sekalian ikut Tante ke dokter buat periksa Ken ya?" Mama Ken mengambil mangkuk berisi bubur untuk Mac Makan.

"Kamu makan dulu ya? Tante pulang dulu liat Ken udah makan apa belum. Istirahat ya Mac!" Mama Ken tersenyum ke arah Mac kemudian pulang untuk gantian mengurusi anaknya yang pasti rewel seperti anak kecil kalau sedang sakit.

"Makasih Tante," Mac rasanya terharu mau nangis, baik banget calon mertuanya ini.

Setelah menghabiskan buburnya dan meminum obatnya, Mac mengambil Hp untuk menghubungi mamanya yang tinggal di Bali.

"Halo Ma?"

"Iya halo Mac? Tumben banget telpon mama."

"Ma, Mac demam gara-gara kehujanan tadi sore?"

"Eh, kenapa kamu hujan-hujanan? Emang gak bawa jas hujan? Pasti males kan kamu pake jas hujan terus main trobos aja hujannya makanya kamu demam? Udah minum obat belum?

"Baru aja minum obat ma. Dibawain bubur sama obat dari mamanya Ken."

"Mamanya Ken ?"

"Iya, rumah sebelah sekarang udah ada yang nempatin. Anaknya namanya Ken. Tadi sore kehujanan sama Ken, terus Mac sama Ken demam."

"Baik banget ya mamanya Ken. Kami jangang lupa makasih sama mamanya Ken ya! Kalau mama ke sana nanti mama mau ketemu sama mamanya Ken pokoknya. Yaudah sekarang kamu istirahat dulu ya!"

"Iya ma. Bye-bye"

"Bye-bye Mac. Mimpi indah."

Mac turun dari ranjangnya untuk mencuci mangkuk biar besok pagi bisa langsung dikembaliin.

........

Halo??
Chapter kali ini pendek banget ya😂
Terimakasih ya untuk yang sudah mampir🤗 Jaga kesehatan ya para penumpang kapal MacKen. Jangan lupa coblos Paslon nomer 2 untuk hidup yang lebih bahagia. MACKEN JAYA JAYA JAYA!
bye bye

 MACKEN JAYA JAYA JAYA!bye bye

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mac & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang