Si Demam Bertemu Si Demam yang Lain

302 45 10
                                    

Pagi ini kondisi Ken sudah membaik. Suhu tubuhnya sudah turun dan kini Ken sudah bisa duduk bersama kedua orang tuanya dan juga Moko untuk sarapan pagi. Meski plester penurun panas masih setia menempel di jidatnya.

"Mama abis ini mau jenguk Mac dulu ya pa? Nanti abis itu baru ke toko. Ken di rumah istirahat gak usah keluyuran! Mama udah kirim pesan ke wali kelas kalau hari ini anak mama perlu istirahat karena hujan-hujanan sama anak tetangga dan malah ketiduran sampe malem," ujar mama dengan nada santai sambil menaikan sebelah alis miliknya. Ini tandanya mama sedang meledek anaknya sendiri.

"Kan nunggu hujan reda, dingin pula. Ya Ken mana tau kalau bakal ketiduran sampe malem gitu," papa Ken hanya menyimak percakapan anak dan istrinya, terkadang mereka seperti anak kecil yang suka meributkan hal-hal yang tidak penting.

"Mama kalau gitu langsung ke toko aja. Nanti Ken yang liat kondisi Kak Mac gimana," Ken tiba-tiba ingin sekali melihat kondisi Mac hari ini.

"Orang sakit kok jengukin orang sakit!" Ujar mama Ken sambil melanjutkan sarapan miliknya.

"Ma!" Ken terkadang merasa jengkel dengan mamanya yang sangat suka menggodanya.

.
.
.
.

"Kak Mac?" Panggil Ken dari teras rumah Mac.

Setelah beberapa kali memanggil sang pemilik rumah akhirnya pintu rumah terbuka. Menampilkan seorang Mac yang nampaknya masih belum membaik kondisinya. Rambut yang masih acak-acakan, plester demam yang masih tertempel di jidatnya, wajah pucat dengan senyum yang tetap mengembang saat matanya melihat orang yang memanggilnya dari tadi.

"Kak Mac masih belum mendingan?" tanya Ken setelah melihat kondisi Mac yang sepertinya belum ada perubahan.

"Gakpapa gakpapa! Ken juga masih demam?" ucap Mac sambil menunjuk ke arah plester demam yang juga masih tertempel di jidatnya.

"Udah mendingan sih. Tapi masih butuh istirahat makanya hari ini aku gak masuk sekolah," Ken sambil menata makanan yang dia bawa untuk dimakan oleh Mac.

"Ini aku jadinya ngerepotin mama kamu kalo kaya gini," ucap Mac sambil menatap makanan buatan mama Ken.

"Lagian Kak Mac demam gara-gara aku. Segala gak mau pake jas hujannya. Demam kan jadinya," Ken duduk di kursi di depan Mac, niatnya ingin menemani Mac makan.

"Kamu gak makan juga?" tanya Mac setelah meraih sendok untuk segera memakan makanannya.

"Aku udah tadi," ucap Ken sambil menelungkupkan wajahnya di atas meja makan.

Mac tersenyum kecil tanpa ia sadari saat memandang ke arah Ken. Hatinya menghangat saat mendapatkan perhatian dari Ken dan juga mamanya. Mac sesekali memandang ke arah Ken saat makan. Ntah kenapa rasa tidak tega melihat anak ini sakit, harusnya sore itu dirinya segera mencari tempat untuk meneduh bukan malah menerobos hujan yang tiba-tiba kembali turun deras.

"Mac kamu mau istirahat di kamar aja? Jangan tidur di sini gak nyaman," Ken segera menegakkan badannya saat mendengar suara Mac.

"Kamu ke kamar dulu aja! Aku cuci piring sebentar," Ken mengangguk kecil dan segera berjalan ke arah kamar Mac, sepertinya efek obat yang barusan dia telan sudah mulai bekerja.

Setelah Mac selesai mencuci piringnya segera ia kembali ke kamar dan melihat Ken yang sudah tertidur di atas ranjang miliknya. Mac menyusul naik ke atas ranjangnya dan memposisikan dirinya menghadap ke arah Ken.

Anak SMA ini terlihat menarik di mata Mac saat mereka baru saja bertemu. Wajah yang panik saat kucing miliknya terjatuh di halaman belakang rumah Mac sangat menarik untuk ia pandang. Suara dan cara berbicara Ken yang antusias membuat Mac sangat betah untuk mendengar setiap kata yang Ken keluarkan. Tepat hari di mana Moko jatuh ke halamannya itu adalah hari yang sama saat Mac jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat Ken. Ingin sekali mengatakan apa yang ia rasakan. Tapi Mac takut jika anak ini tidak merasakan hal yang sama. Bagaimana jika anak ini tidak menerimanya? Lalu setelah itu Ken menjauh? Terlebih keluarga Ken juga sebaik ini padanya. Mac merasa bingung, hatinya meronta memerintahkan Mac mengatakan perasaanya. Tapi otaknya mengajak untuk berpikir hal-hal apa saja yang akan terjadi seandainya Mac jujur. Lagipula ini masih terlalu singkat, mungkin Mac pikir biarlah ini berjalan seperti ini dulu.

...............










Haloooo? Bagaimana harimu? Bagaimana nonton live macken semalem? 🤗 Kalo aku sih JELAS NGEREOG!!!

Oiya aku jg lagi terphayu Phayu, ada yang sama? 😂

Laptop kantor pun jadi korban😂 terpampang photo P'Boss 😂 sebenernya mau pasang foto Macken jg🤧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laptop kantor pun jadi korban😂 terpampang photo P'Boss 😂 sebenernya mau pasang foto Macken jg🤧

ini mustahil untuk MacKen tau keberadaan cerita ini 😊 jadiiii.... KENMAC JAYA JAYA JAYA!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mac & KenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang