𝐓𝐡𝐢𝐫𝐝 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐨𝐧 𝐏𝐎𝐕
Ia berjalan dengan santai disekitar sungai yang mulai membeku seraya menatap festival diseberang sungai sana.
Jauh dari kemeriahan festival yang hangat, ia lebih memilih kesunyian yang membuatnya nyaman dan hampa disaat bersamaan.
Malam yang dingin ini ia habiskan dengan berjalan menyusuri sungai seperti yang biasa ia lakukan dulu saat Dia masih ada disini. Disampingnya.
"aku akan selalu bersama mu, janji." dan betapa bodohnya ia mempercayai omongannya. Sungguh ironis.
Kepulan asap keluar dari kedua belah bibirnya saat ia menghela nafas, ia menatap langit yang penuh dengan hamparan bintang. Indah, sama seperti netranya saat melihat sesuatu yang Dia sukai.
Jika diingat-ingat Dia sangat menyukai langit malam yang seperti ini, terang dangan banyak bintang. Lalu Dia akan berjalan disampingnya seraya berceloteh tentang rasi bintang atau hal-hal yang berbau astronomi.
Ia ingat bagaimana kedua matanya berkilau dibawah lampu jalan dekat halte saat mereka akan berpisah untuk kembali pulang, bagaimana Dia selalu mencium dahinya sebelum berpamitan, bagaimana Dia memeluknya erat dan mengucapkan beberapa kata manis dan memberinya permen rasa strawberry.
Niat hati ingin menenangkan diri dan melupakannya tapi selalu teringat kenangan manis dengannya. Haa... Susah sekali melupakan orang yang mempunyai banyak kenangan dalam hidup kita.
Setelah lelah berjalan ia memutuskan untuk duduk disalah satu bangku. Ia merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan handphone yang sedari tadi ia abaikan. Saat ia buka terlihat banyak sekali panggilan masuk dan beberapa pesan dari sahabatnya menanyakan keberadaannya,
'Yeosang kau dimana?' - Joongie Hyung.
'Sangie apa kau baik baik saja? Kenapa kau tidak menjawab telefon ku?' - Seonghwa hyung.
'YAK DIMANA KAU SIALAN?! AKU SUDAH LELAH MENGHUBUNGI MU BERULANG KALI. CEPAT KEMBALI! YANG LAIN MENGKHAWATIRKAN MU TAHU!' - Uyong.
'Kau ditempat biasa kan? Aku akan menjemput mu sekarang.' - Yunho.
'Yeosangie ini sudah mulai larut kau dimana?' - Sanie.
'Hyung cepat pulang, aku beli banyak ayam!' - Hoho.
Ia menghela nafas untuk kesekian kalinya, Yunho tidak pernah berubah. Dia selalu tahu dimana dan apa yang ia lakukan saat sedang gundah, entah itu kebetulan atau memang Yunho memiliki intuisi yang tajam tapi yang jelas dia selalu tahu dimana keberadaannya. Ck, sudah seperti dukun saja dia.
Ia memasukkan handphonenya kembali ke dalam saku, lalu melanjutkan kegiatan menatap langit malam yang sempat terganggu tadi. Sesekali ia mengusap kedua telapak tangannya berusaha menghangatkannya, semakin malam udara semakin dingin apalagi ini bulan Desember. Bodohnya lagi ia hanya menggunakan mantel biasa dan baju berlengan pendek benar benar luar biasa sekali manusia satu ini.
Saat sedang sibuk berusaha menghangatkan tubuhnya seseorang melempar sebuah mantel ke pangkuannya. Ia mendongak untuk melihat siapa pelakunya dan ternyata itu Yunho yang kini ikut duduk disebelahnya.
"Bodoh, sudah tahu ini musim dingin dan kau dengan santainya berkeliaran dengan pakain tipis seperti itu." Kemudian Yunho meraih tangan kirinya lalu memasukkan nya kedalam saku mantelnya yang berisi heat pack.
Ia terkekeh mendengar penuturan Yunho, bisa-bisanya dia marah tapi dengan cara yang manis.
𝐘𝐞𝐨𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐎𝐕

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot Ateez : Yeosang Centric
FanfictionCerita random hasil imajinasi dadakan.