#03

23 13 6
                                    

Sore ini kakek dan nenek zia pergi kerumah Tante santi yang tak lain adik ayah zia rumah tante santi lumayan jauh di luar kota, kakek nenek zia akan diurus tante santi selama beberapa bulan karena tau zia lah yang sekarang mengurus mereka dan berhubung sekarang zia sibuk di sekolahnya dan tante santi khawatir akan kesehatan zia terganggu jdi kakek nenek zia diajak kerumahnya, dan zia? Ya zia sendiri di rumah yang lumayan luas ini tetapi disini zia ada budhe nya yang rumahnya tak jauh dari rumahnya tante dan budhe zia sayang banget ke zia karena ayah zia ana laki-laki satu-satunya di keluarga ini jadi mereka begitu perhatian ke zia yang notabenenya masih merasa kekurangan kasih sayang.

"Zi kakek nenek pergi dulu yaa, jaga rumah baik-baik kita ga lama kok di rumah tante santi cuma sekitar 1 bulan, kalo hutuh apa-apa panggil budhemu aja yaah" kata kakeknya sebelum pergi

"Iya kek jangan khawatirin aku disini pasti baik-baik aja kok, betah-betah ya disana biar tante santi ngga ngomel-ngomel di telepon lagi hahah" zia menutupi rasa sedih akandi tinggal walaupun sebentar tapi moment kaya gini mampu buat zia nangis sebisa mungkin zia tahan tangisan itu

"Iya, ya udah kita berangkat ya" pamit sang nenek ke zia, namun zia hanya membalas senyum dan lambaian tangan

Mata zia mengekori mobil yang di tumpangi kakek neneknya sampa mobil itu hilang dari pandangannya, seperkian detik zia membalik badannya berniat segera masuk rumah namun belum sempat ia melangkah air mata dimatanya sudah lebih dulu menetes mengingat betapa hampa hidupnya jika tak ada siapapun di sisinya sekarang, bersyukur dia hanya kehilangan kasih orangtuanya di sisi lain anggota keluarga lain terus mensupport zia walau support mereka tak sebesar support orangtua kandungnya yang ia inginkan tapi zia masih bisa terbantu dengan dukungan mereka.

Zia segera bergegas memasuki rumahnya dan membereskan kamarnya yang berantakan karena pagi tadi ia tak sempat mebereskan kamarnya itu, saat zia sibuk bebenah handphonenya berdering yang menampilkan nama daffa di layar ponselnya tanpa pikir panjang zia langsung mengangkat telpon tersebut

"Halo.. ada apa daff?" Buka zia

"Ga ada apa-apa, ga boleh nelpon emang?"

"Ya boleh sih, tapi tumben lo nelpon ada apa?" Zia masih kekeh dengan pertanyaannya itu

"Ga ada apa-apa cuma pengen ngobrol aja" jelas daffa mampu buat zia cengo

"Ohh" zia hanya menjawab singkat tapi jantungnya berdegup kencang karna kelakuan daffa

"Kamu lagi apa zi?"

"Kamu? Ciee pake aku kamu" ledek zia

"Dih kenapa emang? Ga boleh?"

"Boleh aja kok, em aku lagi bebenah aja" zia memang orang yang enak diajak ngobrol walau baru kenal tapi dia bisa nyambung

"Ciee ikutan pake aku kamu, aku ganggu ya?" Daffa merasa tidak enak karna telah mengganggu waktu zia

"Gapapa santai aja" zia memang tipe orang yang santai makanya orang-orang enak temenan sama dia karna dia ga mudah baperan

"Ga deh kamu lanjut aja, kita telponannya kalo kamu udah selesai aja, oke?"

"Iya" dibalik jawaban singkat ini ada zia yang melompat-lompat kegirangan, dan melanjutkan kegiatannya
                               ******
Hari ini zia ada janji buat kerumah oliv tapi kini cuacanya sedang hujan jadi zia memilih untuk beberes rumah, lebih dulu dia akan mebereskan gudang karna ia fikir area gudang sudah cukup lama tidak di bersihkan

Zia membuka pintu ruangan yang sudah mulai berdebu zia meneliti setiap sudut ruangan itu yang isinya didominasi barang-barang lama yang sudah tak terpakai, disamping itu zia menemukan satu barang yang menarik dikotak karton yang ditaruh di atas meja, benda itu adalah sekumpulan foto-foto lama yang sudah mulai luntur jadi nenek zia menyimpan benda-benda itu di gudang

pulanglah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang