Ini mah beneran aku mah..
Mau minta keiklasannya aja we..
Vote, komen, sama Follow dulu..Makasih..
Happy Reading..
🌼 🌻 🌼
Tiga hari setelah kehebohan persalinan Kanaya. Kebetulan ini adalah hari minggu. Keluarga Shaka berkunjung kerumah keluarga Haidar. Dengan Aryan yang membawa paper bag berisi kado untuk bayi Kanaya.
"Dedek.. ini buat kamu ya. Nanti kalo udah besal kita main mobil-mobilan baleng." Ucap Aryan dengan cadelnya pada bayi mungil didalam gendongan Raisa.
"Iya tata.. nanti dede itut main." Sahut Raisa dengan suara yang dibuat mirip anak kecil.
"Nono!! Alyan ajak bicala dede bukan Bubun." Protes Aryan pada Bundanya.
"Bunda kan bantu bilang jawaban dedek bayi." Ucap Raisa menahan gemas.
"Dede bayi belum bisa bicala." Sahut Aryan lagi.
"Iya.. makanya Bunda bantu."
Kanaya, Arina dan Renjana menahan gemas pada Aryan. Ada saja sahutan bocak 4 tahun itu.
"Suami Mbak udah dikasih tahu?" Tanya Renjana pelan.
Kanaya tersenyum miris. Lalu menggeleng pelan. Matanya berkaca-kaca. Merasa salah bicara, dengan panik Renjana segera mendekati Kanaya dan memeluknya.
"Maaf, mbak. Aduuh.." ucapnya sambil mengelus punggung bergetar Kanaya.
"Suaminya gak ada kabar, Jan." Jelas Haidar yang baru saja memasuki kamar putrinya diikuti Shaka dan Lembayung.
"Hiks.. Mas Aris baik-baik aja kan hiks.." isak Kanaya.
Renjana masih tetap mengelus punggung Kanaya. Perempuan itu merasa bersalah karena telah menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan.
"Semua akan baik-baik saja." Ucap Renjana menenangkan Kanaya.
Oek..oek..
Bayi mungil dalam gendongan Raisa menangis. Ntah ikatan batin atau memang kebetulan. Bayi itu sepertinya tidak menyukai ibunya menangis. Kanaya merentangkan tangannya meminta bayi itu dipindahkan pada gendongannya. Dengan segera, Raisa memberikan bayi itu pelan-pelan.
Ting tong
Bel rumah Haidar berbunyi. Kalista yang berada diruang tamu membukakan pintu. Betapa terkejutnya Kalista melihat seseorang yang berada didepannya itu.
"Aku mendengar suara bayi." Lirih orang itu. "Boleh aku masuk?" Tanyanya.
Kalista mengangguk. Lalu memberi jalan untuk orang itu masuk. Lalu mengikutinya dari belakang. Masih dalan keterkejutannya. Saat seseorang itu memasuki kamar Kanaya, tangisan bayi mungil itu berhenti seketika. Dan orang-orang yang berada disana sangat terkejut. Terlebih Kanaya.
"Ma-mas?"
"Assalamualaikum.." salam orang itu.
"Waalaikumussalam.."
"Hiks.. mas?"
Orang itu terkekeh pelan. Serda Aris. Suami Kanaya yang ntah kapan pulangnya. Aris menyalami Arina dan Haidar, lalu Shaka dan Lembayung. Setelah itu, dengan senyum haru Aris mendekati Kanaya yang sedang menggendong bayi mungil itu.
"Sayang." Panggilnya pada Kanaya yang masih terisak.
"Ini beneran kamu mas? Ini gak halusinasi aku kan?" Tanya Kanaya memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA
Teen Fiction"Ternyata saya salah memilih. Kamu tidak sebaik dari yang saya pikir." - Lembayung "Silahkan pergi, mas. Kamu selalu mendahulukan ego kamu, dibandingkan dengan logika kamu." - Renjana. 🌼🌻🌼 AWW.. Jangan lupa apa? Follow, Vote, dan komentaaaar