10: Show Off

3.2K 556 138
                                    

CHAPTER 10:
Show Off

[playlist: Shin Youme – Legard]

***

Satu bulan bukan waktu yang cukup untuk membuat Rose mampu mengenali laki-laki macam apa sebenarnya Jung Jaehyun itu. Perangainya begitu membingungkan. Terkadang Jaehyun bisa menjadi laki-laki hangat dan penuh perhatian. Terkadang, Jaehyun juga bisa menjadi laki-laki super menyebalkan. Dingin dan juga apatis.

Kau sudah pulang ke asramamu?

Kau baik-baik saja?

Tolong balas, kalau kamu sempat.

Jaehyun sukar dimengerti. Sudah Rose menyerah—dari merasa penasaran dan memikirkan laki-laki itu—semenjak sederet pesan sarat kecemasan yang dikirimkannya dianggurkan tanpa balasan. Tidak aneh, mengingat selain Jaehyun punya banyak kesibukan, laki-laki itu sepertinya memang hobi mengabaikan perasaan orang.

Satu-satunya yang aneh mungkin hanya Rose di sini. Tidak biasanya perkara seorang laki-laki mengendap di dalam pikirannya selama berhari-hari.

Terlalu berlebihan perempuan itu dalam berempati, padahal Jaehyun hanya sekedar berbagi sepenggal cerita hidupnya yang mungkin tak seberapa berarti kala mereka duduk bersisian di kabin pesawat. Terlalu dini untuk Rose merasa bahwa mereka telah menjadi cukup dekat padahal Jaehyun ialah ahlinya membangun sekat.

Dan, terlalu berisiko untuk Rose mengistimewakan Tokyo hanya karena ia dan Jaehyun pernah membuat seutas kenangan bersama di sana.

"Aku menjenguk kakekku yang dibawa berobat ke Tokyo."

Sungguh, amat berisiko menjejalkan sejumlah rasa kecewa ke dalam benak Rose ketika mendengar jawaban Jaehyun atas pertanyaan yang diajukan Mingyu soal kepergian laki-laki itu menuju Tokyo. Ternyata, menemui Rose bukan alasan utama Jaehyun berada di kota tersebut pekan lalu.

Tokyo beserta momennya juga tidak seistimewa itu bagi seorang Jung Jaehyun sehingga ketika membahas, sosoknya tertampil malas.

Maka, sebuah paper bag berisi sepasang sepatu kets bermerek warna putih—sepatu yang Jaehyun pinjamkan pada Rose pada suatu malam di Tokyo, dan yang hendak Rose kembalikan sesegera mungkin saat mereka kembali bertemu di acara jumpa perkumpulan jumat malam—pada akhirnya Rose singkirkan itu ke bawah meja agar tidak merenggut perhatian sesiapa anggota dan agar Tokyo segera dihanguskan dari topik pembicaraan perkumpulan.

Benar, pada akhirnya pun hanya acara perkumpulan satu-satunya yang melahirkan pertemuan di antara Rose dan Jaehyun setelah sekian waktu berdua sibuk dengan dunia masing-masing tanpa 'saling'—lebih tepatnya Jaehyun yang menolak saling. Maksud 'saling' di sini hanyalah cukup sampai berbagi kabar pada satu sama lain.

Bukan Rose memaksa agar mereka selalu saling. Ia jelas tidak punya wewenang untuk hal itu. Rose sadar bahwa untuk menjadi saling, maka ia harus menduduki daftar orang-orang penting di hidup Jaehyun. Dan, kenyataan bahwa Rose tidak ada dalam daftar itu mewajarkan tingkah Jaehyun yang sampai detik ini mengabaikan pesannya.

"BLACKPINK juga konser di Tokyo bukan pekan lalu?" Eunwoo bertanya, dijawab segera oleh Lisa dengan senyuman merekah lebar. "Benar sekali."

"Kalian tidak saling bertemu?"

Satu pertanyaan Eunwoo tak lantas terjawab. Lisa menoleh pada Rose yang saat itu memandang Jaehyun di seberangnya cukup lama. Jawaban 'tidak' sudah tersemat di ujung lidah Lisa karena memang ia tak menjumpai Jaehyun sama sekali, tapi Lisa memilih menunggu Rose dan Jaehyun yang seperti punya jawaban lain.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang