CHAPTER 18:
Sweet & Small[playlist: Benny Blanco, Gracie Abrams - Unlearn]
***
"Itu Jung Jaehyun, bukan?"
Sehabis acara festival penghargaan tahunan ditutup, para bintang tamu dimohon kesediaannya untuk mengunjungi aula perjamuan. Sekadar mengisi perut dengan kue-kuean dan menghilangkan dahaga dengan minuman.
"Benar."
"Kuperhatikan sedari tadi dia banyak melihat ke arah kita."
Meja-meja bundar bertaplak satin dengan sekitar empat sampai lima bangku mengelilingi tertata di sana-sini. Salah satunya telah diriung oleh empat idol wanita yang tergabung dalam satu grup. Adalah Jisoo yang pertama melempar topik perbincangan soal laki-laki di seberang meja mereka.
"Bukan ke arah kita."
Dan, Jennie merupakan satu-satunya yang kerap menyahut. Lisa sibuk dengan ponsel dan minuman berwarna biru tua di gelasnya, sedangkan Rose dengan piring kecil berisi tumpukan makaron dan teh leci yang tersisa sedikit.
"Bukan?"
"Hm. Lebih tepatnya ke arah ...."
Tak Jennie sebut nama. Tapi Jisoo bisa paham siapa yang dimaksud hanya karena Jennie melirikkan ekor mata pada perempuan di sebelahnya.
"Ah, begitu."
Rose memang tak banyak bercerita soal pria. Namun, sesiapa yang mencoba mendekati atau bahkan menaruh hati, Jisoo tetap bisa mengantongi informasi banyak dari Jennie. Tentang kunjungan Jaehyun ke Tokyo waktu itu, Jisoo pun tahu.
Sejauh ini, Jennie dan Jisoo menilai Jaehyun sama baiknya, tanpa ada kontaminasi pendapat Lisa yang belum diperdengarkan sama sekali hingga kini. Jennie dan Jisoo mendukung aksi pendekatan yang Jaehyun lakukan terhadap Rose mereka, tetapi entah setelah nanti Lisa atau bahkan Rose bicara.
Baik Lisa maupun Rose masih sama-sama enggan membuka kartu merah Jaehyun, kartu yang membuat Rose ingin mendepak laki-laki itu dari arena hidupnya, dari bermain-main dengan bola perasaannya. Tidak akan Rose biarkan Jaehyun sukses membobol gawang hatinya, dan akan Rose perkuat pertahanan di sana sebaik yang ia bisa.
"Chaeng, mau kuambilkan minuman lagi?"
Tanpa menunggu tanggapan Rose, Jisoo beranjak dari kursi dan pergi menuju meja-meja tinggi di belakang aula. Ada tiga pemuda yang berprofesi sebagai barista, siap melayani.
"Segelas teh leci dingin. Gulanya agak banyak."
Jisoo menanti pesanannya disiapkan. Sekali waktu ia tengok laki-laki jangkung yang berdiri di sampingnya, sama-sama menanti pesanan disiapkan, tetapi oleh barista yang berbeda.
Ketika bersipandang, Jisoo melempar senyum tatkala sosoknya membungkuk dan menyapa. Ini bukan kali pertama mereka berhadapan sedekat ini. Sebelumnya, Jisoo menjadi perantara tersampiakannya hadiah Natal dan hadiah ulang tahun untuk Rose, dari Jung Jaehyun.
"Roje, suka sekali teh leci. Much sugar."
Pesanan Jisoo telah siap. Ia bicara pada Jaehyun sambil menunjukkan gelas dalam genggaman berniat memberitahu. Satu sudut bibir laki-laki itu terangkat lalu mengangguk tanpa memberi kata tanggapan.
"Perlu kau tahu juga, Rose jarang serius menanggapi pria. Jadi, kau harus pandai-pandai mengambil hatinya. Jika, kau butuh sesuatu, atau kau ingin lebih banyak tahu tentangnya yang bukan hanya sekedar minuman kesukaan dan tanggal lahir, hubungi saja aku!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET
Fanfictionkamu tahu, kamu tidak boleh menerima cinta kalau tidak sepaket dengan pahitnya. ©2022 LINASWORLD START: 24/08/22 END: 3/10/23