2. Tamu Tak Dikenal

474 118 6
                                    

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi”
(HR. Tirmidzi no.1085)


Pagi ini cuaca cukup cerah setelah malam tadi rintik hujan mengguyur bumi hingga subuh menjelang. Udara pagi yang dihirup memberikan kesan sejuk dan menenangkan.

Aya memasuki gerbang kampus dengan senyum tersungging seperti biasa. Di depan kelas, teman-temannya sedang asyik bercengkrama seperti biasa.

Menjadi mahasiswi semester akhir membuat mereka banyak menghabiskan waktu untuk ngobrol seperti pagi ini saat sedang berada di kampus.

Tinggal menghitung bulan mereka akan lulus. Apalagi teman-teman Aya juga hampir menyelesaikan skripsi. Momen seperti ini yang akan mereka rindukan nantinya.

"Assalamualaikum mbak Aya."

Sapaan Lilis, teman satu kelasnya membuat Aya mengulum senyum. Perempuan berhijab itu mengangguk lantas menjawab salam dengan bibir tersungging senyum manis.

"Waalaikumsalah teh Lilis."

"Makin cantik masyaallah. Aya teh mukanya glowing. Padahal baru beberapa hari gak ketemu," ujar Lilis membuat Aya menunduk malu.

"Aduh bisa aja. Alhamdulillah kalau begitu Lis," balas Aya terkekeh ringan.

Sebenarnya Aya tidak merasa demikian, tapi bukankah lebih baik ia mengucapkan syukur saat seseorang memuji.

"Gak bareng sama Gladis tho Ay, tumben belum ada di kelas itu orang," tanya Ila yang baru tiba. Gadis cantik bermata sipit itu duduk disebelah Lilis dengan tangan yang memegang risol.

"Aku bawa motor sendiri La. Kayaknya Gladis belum datang deh, dari tadi aku gak lihat," Jawa Aya.

Ila mengangguk-angguk mengerti. Perempuan muda itu kemudian memakan risol yang dari tadi hanya di pegang.

Mereka sibuk berbincang. Saat pukul sembilan seperempat mereka memasuki kelas. Mulai mengikuti pelajaran akhir sebagai mahasiswa.

Saat kelas berakhir mereka segera keluar karena hari ini hanya ada satu mata kuliah.

Aya memutuskan untuk pulang dan tak ikut keluar bersama teman-temannya yang lain. Bukan karena apa, hanya saja Aya sedang tidak dalam mood bagus untuk jalan-jalan. Yang diinginkan hanya cepat sampai rumah dan tidur.

Tiba di teras Aya mematikan motor, gadis itu mengamati mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

Di ruang tamu langkahnya terhenti saat tatapannya mengarah pada sang ayah yang tengah bercengkrama dengan lelaki muda.

Cepat-cepat Aya mendudukan pandangan. Perempuan itu menyalimi bapak dan segera berlalu menuju kamar setelah menangkupkan kedua tangan pada seseorang yang tidak ia kenal. Sebagai tuan rumah ia juga harus berlaku sopan, dan cara tadi adalah salah satu unggah-ungguh yang selama ini orang tuanya ajarkan.

Sepertiga Malam Milik RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang