13¹³ = 13^x

514 71 0
                                    

Hari Senin—dua hari setelah kejadian mengerikan dirumah Nathan, sekolah tampaknya belum reda.

Semuanya masih saja berbincang tentang kematian Giselle yang sangat misterius dan tiada nya penyelidikan.

Four Knights berkumpul di base tempat mereka biasa sekedar berbincang menghabiskan waktu atau belajar.

Nathan tampak mengacak rambut nya dengan kesal, "Sekarang lo semua jujur ke gue, Kemarin siapa aja yang lihat Giselle?" Tanya Nathan

"Kita berempat semua ngelihat dia, bukan nya lo yang suruh kita selalu awasi gerak-gerik dia kemarin?" Jawab Jenan.

"Terakhir gue lihat dia di aula rumah lo waktu puncak acara kemarin, dia ngelihatin lo sampai segitu nya"

"Ale."

Nathan menegur Ale membuat Ale memutarkan bola matanya malas seakan tidak peduli dengan topik pembicaraan Nathan.

"Lo ngapain sih bahas Giselle, Mama lo gak mau ada penyelidikan. Sekolah juga gak mau omongin soal Giselle"

"Bukan gitu, Kaina—"

"Lagian kita juga beruntung kan? Giselle meninggal dan sekarang peringkat kita bisa naik."

"Itu karena dia meninggal dirumah gue bangsat! Gue gak mau anak sekolahan jadi curiga ke kita semua karena kita dari dulu musuhan sama dia!"

Baiklah, kesabaran seorang Nathan sudah habis. Sejak satu jam yang lalu mereka sudah berkumpul di sini dan pertanyaan Nathan seolah - olah diabaikan begitu saja.

Ale berdiri dari tempat duduknya, berjalan kearah Nathan yang masih terpancar tatapan emosi nya.

Ia berhenti di depan Nathan, menghela nafas nya sesaat lalu merapikan kerah baju Nathan yang sedikit berantakan.

Mata nya menatap ke arah mata Nathan seolah dia ingin Nathan fokus pada dirinya saat ini.

Ale tersenyum lalu membuka mulutnya dengan santai, "Lo—bukan orang yang bunuh Giselle kan?"

"Lo gila?"

Nathan menajamkan mata nya menatap Ale yang hanya dibalas oleh tatapan biasa Ale.

"Kalau lo mau tau siapa yang bunuh Giselle, mending lo selidiki sendiri. Bukan nya lo cukup jenius?" Tanya Ale

Kaina dan Jenan mengerutkan keningnya menanggapi ucapan Ale yang terdengar tidak serius.

Namun berbeda dengan Nathan, ia melepaskan tangan Ale dari kerah baju nya, "Gue emang berencana bakalan selidiki sendiri" ucapnya

Ale membalas dengan terkekeh pelan, "I know you so well right? Kalau gitu gue join" ucap Ale dengan tenang.

"Eh?! Maksud lo?!" Kaina bertanya heran.

Ale membalikkan badan nya menghadaap kearah Kaina dan Jenan, "Gue sama Nathan bakalan selidiki kasus ini, lo berdua mau gabung gak?" Tanya Ale

Jenan tertawa remeh, "Well, gimana cara kita selidiki? Kita cuman anak SMA biasa kan?"

"But we are four knights, they all said we are genius right?" Nathan menyambungkan kalimat Jenan.

"Bentar, ini masih kurang jelas di kepala gue. Lo pada yakin, kita bisa?" Tanya Kaina ragu.

Menganggukan kepalanya, Nathan menjawab "Kalau kita berempat yang kerja, gue yakin kita bisa."

"Jadi? Gabung gak?" Tanya Ale.

Kaina menganggukan kepalanya perlahan lalu kini mereka bertiga menatap kearah Jenan dengan penuh harap.

"Hey calon detektif, gak mau gabung?"

Jenan tertawa perlahan, "Gue join" ucapnya membuat mereka bertiga langsung tertawa.


Jenan tertawa perlahan, "Gue join" ucapnya membuat mereka bertiga langsung tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


TBC
10.09.2022

Kira-kira berhasil gak yaaa???
btw udah ganti hari aja :v

ÆDREAM : The Rank [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang