Prolog

2.7K 150 0
                                    

Akhirnya Mark bisa juga duduk manis di kursi meja makan tanpa mengganggu Jeno menyelesaikan masakannya, Jeno sempat mengomel karena air kaldu yang dia buat menguap sia-sia karena terlalu lama direbus.

Mark memperhatikan dengan seksama kegiatan Jeno, kekasihnya itu bukanlah seorang yang ahli dalam urusan memasak, tapi setidaknya Jeno lebih baik darinya dalam urusan memasak dan mau mencoba memasak masakan sederhana.

Mengejutkannya, masakan Jeno terasa sangat enak.

"Kamu masak berapa porsi, babe?" tanya Mark tiba-tiba.

Jeno menoleh sebentar lalu memasukkan semua bahan untuk sup kentang ke dalam air kaldu yang telah dia buat ulang, "nggak banyak, hyung. Cuma buat kita berdua. Kenapa? Eomma mau dateng?"

Jeno kemudian menghampiri Mark, dan pria Kanada itu langsung menarik Jeno untuk duduk di pangkuannya.

"Nggak juga," Mark menyerahkan ponselnya pada Jeno, "Nana mau mampir dan nginep beberapa hari di sini."

Jeno membaca pesan singkat dari Nana, Jeno lebih suka memanggilnya 'Jaemin' karena dirinya merasa tidak terlalu akrab dan dekat untuk memanggilnya dengan nama 'Nana'.

Jaemin – adik tiri Mark, atau bisa dibilang adik sambung karena mereka berdua lahir dari ibu yang sama, hanya saja dari ayah yang berbeda.

Pernikahan pertama dengan seorang pria Kanada beretnis Korea bernama Lee, dengan buah cinta Mark. Namun sayangnya pernikahan itu bertahan hanya selama setahun sebelum Appa Lee tutup usia akibat kecelakaan kerja.

Lalu Eomma Mark menikah lagi tiga tahun kemudian dengan pria asli Korea bernama Na, dan lahirlah Jaemin.

"Kayaknya kita masih punya bahan makanan," Jeno beranjak dari pangkuan Mark dan membuka kulkas. Memperhatikan ada apa saja dalam kulkas mereka.

"Ada saus pasta instan, dua kaleng bir, sebotol soju, cukup buat Jaemin hari ini?"

Mark tertawa, "ya udah, untuk malem ini seharusnya Nana bersyukur bisa makan pasta, besok dia harus cari makan sendiri."

Jeno mengangguk dan kembali ke pangkuan Mark, Mark menyambutnya dengan lengan terbuka lebar dan menghirup aroma segar Jeno setelah mandi.

"Besok-besok kita harus belanja keperluan dapur," ujar Jeno sambil mengusap lengan Mark yang melingkari tubuhnya.

"Iya, babe," jawab Mark yang tidak terlalu serius mengingat betapa jarangnya mereka berdua ada di rumah dan lumayan jarang untuk menyetok banyak bahan makanan.

"Oh iya, hari ini kamu siaran jam berapa?"

"Hari ini berita tengah malem, aku berangkat jam 9, kamu mau ikut?" tawar Mark.

Jeno mengangguk cepat, "iya, aku mau ikut."

"Jadi, hari ini punya kita berdua?" tanya Mark, tapi tak perlu menunggu jawaban Jeno karena dia langsung mencium bibir Jeno.

Kali ini Jeno tidak menolak dan segera membalas ciuman Mark walau sadar dia sedang merebus air kaldu lengkap dengan sayurnya dan mungkin saja akan membuat sayurnya terlalu matang jika dia terlarut dalam ciuman Mark, tapi Jeno tak peduli karena tiba-tiba saja perasaannya jadi tidak enak.

tbc

Casually Cruel | Markno-JaemjenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang