Illay Lafrance mencintai orang itu.
"Semuanya akan baik-baik saja."
"Karena kau ada disini."
Dia berbicara dengan nada yang sangat manis, memeluk, dan membujuk pihak lain untuk yakin dengannya.
Kerinduan memenuhi matanya yang sama seperti laut dalam.
Aku menatapnya yang seperti itu. Berawal dari melihat dari layar, semua ini menjadi terasa semakin nyata. Rasa sakit menusuk hatiku. Aku tahu tak seharusnya aku melihat kenangan milik orang lain, bahkan jika itu di luar keinginanku seperti ini. Meski begitu...
Dia bisa melihatnya, emosi yang kotor dan abstrak meresap di antaranya. Aroma teduh yang unik untuk orang-orang yang bengkok bergetar sampai titik ini, tetapi orang itu bahkan tidak repot-repot bertindak seolah-olah dia mencintai Illay Lafrance.
Dia yang menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi, dapat dengan cepat menyadarinya.
Ini hanya jalan satu arah Illay Lafrance.
"P***ilah. Lu**k*n *k* k**."
Aku tahu aku harus berhenti.
"Beri aku waktu."
"......!!!"
Itu benar... tanpa sadar, aku menghela napas. Mimpi itu berubah, langit merah dan hancur...
Illay dengan wujud dewasa disana, memeluk tubuh seseorang yang telah kehilangan nyawanya.
"Maaf... maafkan aku..."
Ini adalah akhir dunia Illay Lafrance.
***
"K... Kak....!"
Tangan yang menyentuh pipinya berhati-hati. Pada saat yang sama, dia mencoba membuka matanya karena suara itu terngiang di telinganya, tetapi dia tidak punya pilihan selain menutupnya lagi karena sinar matahari yang menyilaukan.
Ketika dia memiringkan kepalanya ke samping dan menggosok matanya yang sakit di atas bantal, sedikit membuka matanya merasa sedikit lebih baik. Ketika dia melihat wajah-wajah yang dikenalnya dengan pandangan kabur, dia menyadari bahwa dia baru saja bangun dari mimpinya.
"Apakah kau bermimpi buruk?"
Gilbert dengan tatapan khawatir membuka mulutnya.
Dia bertanya-tanya apa artinya, tetapi dia merasa ujung jari Damian yang menyentuh pipinya basah.
Pipinya yang basah terasa asing.
"Mataku sakit."
Saat dia mengatakan itu dengan suara pelan, tangan yang tadinya membelai pipinya perlahan terangkat dan mengusap lembut area mata yang terbakar.
Dia merasa baik, jadi dia menutup matanya dan mendengar suara Jeremy seperti desahan, sambil menutup tirai.
"Hei, itu kejahatan untuk melakukan itu dengan wajah itu."
"Kak.... apakah kau baik-baik saja?"
Suara kecil itu bertanya sambil bergumam berhati-hati. Dalam sekejap, dia membuka mulutnya perlahan dengan mata terpejam dalam suasana tegang.
'Apa-apaan ini...?'
Dia menelan kata-kata itu dengan tergesa-gesa sehingga dia hampir meludahkannya tanpa berpikir. Dia tidak yakin apakah itu benar-benar ingatan Illay Lafrance karena mimpi seperti itu, dan itu adalah firasat.
Sesuatu terasa janggal.
Jelas dalam mimpi maupun layar, Illay Lafrance masih hidup sampai ia dewasa. Lalu kenapa 'Illay' yang jelas seorang pemuda berumur 19 tahun, tiba-tiba mati dalam kecelakaan mobil?
KAMU SEDANG MEMBACA
The end of your beautiful death
Fantasy'Hidup itu bagaikan dua mata koin yang ada di lingkaran yang sama tapi punya dua sisi yang berbeda.' Di mana sisi depan melambangkan keberuntungan, dan sisi belakang melambangkan kemalangan. Terus berputar, hingga akhirnya terhenti. Aku percaya, kem...