12: Eschew

2.6K 468 68
                                    

CHAPTER 12:
Eschew

[playlist: Lee Suhyun – My Spring]

***

BMW diparkirkan. Sepasang kaki berbalut kets mengurai langkah memasuki satu unit apartemen tipe loft yang kala itu berkeadaan setengah gulita.

Piano di sudut ruang, dekat dengan jendela dimainkan di tengah keheningan pukul setengah sebelas malam. Dengan latar pemandangan kota berhias taburan lampu pijar di balik kaca, sosoknya bak pianis handal memainkan melodi River Flows in You. Wajah laki-laki itu terpapar sinar dari ponsel yang ia letakkan di atas piano.

Ada beberapa pesan masuk yang ia abaikan hingga permainan pianonya berakhir, hingga selesai mandi berikut merebahkan diri di atas ranjang berkawan sepi, Jaehyun baru mulai meneliti.

Pesan pertama.

Chaeyeonie:
aku tidak bisa tidur

Jaehyun lama berkutat dengan papan ketik. Tawaran untuk melakukan panggilan suara berkali-kali dihapusnya. Hingga Jaehyun berakhir mengirimkan sepatah petuah agar Chaeyeon merendam kaki dengan air hangat yang diberi sedikit garam.

Pesan kedua.

Perempuan Pujaan:
aku memang tidak tahu apa atau siapa yang membuatmu merasa tak baik-baik saja, tetapi jika kehadiranku membuatmu merasa lebih baik, maka kau boleh terus datang padaku seperti malam ini. selamat malam dan selamat beristirahat, Jaehyun.

Membaca yang satu ini, Jaehyun lebih lama berkutat dengan isi kepala ketimbang papan ketik. Tentang malam ini, kepala Jaehyun memanggil satu demi satu kepingan ingatan.

Jaehyun ingat ketika melihat Rose berlarian menghampiri mobilnya, tanpa sedikitpun penyamaran sehingga wajah jelitanya gamblang terlihat oleh mata. Yang perempuan itu bawa hanya sebuah mantel kebesaran dan keantusiasan.

"Ini mantelmu."

Rose kembalikan mantel yang jumat malam lalu Jaehyun pinjamkan, begitu duduk di dalam mobil, di samping Jaehyun yang agak digarisi cemas.

Jaehyun sungguh tak berharap hanya karena Rose terburu-buru menemuinya, perempuan itu lupa bahwa ia adalah seorang idol yang perlu menyamarkan diri agar tak dikenali oleh publik. Jaehyun juga tak berharap, hanya karena Rose buru-buru menemuinya, perempuan itu lupa membawa mantel untuk dirinya sendiri padahal udara di peralihan musim seperti sekarang menutut semua orang agar serius memperhatikan pakaian.

Hening.

Sabuk pengaman tak segera Rose pasang. Mungkin karena sibuk menata napas yang memburu hingga lupa akan hal itu.

Maka, Jaehyun berniat memberi segala yang Rose lupa.

Rose lupa soal sabuk pengaman, Jaehyun beri sedikit insiatif untuk membantu memasangkan tanpa mengindahkan sedikit keterkejutan yang timbul karena sikapnya.

Mobil dijalankan di antara lengang jalanan kota di sudut malam. Sepuluh menit perjalanan, sampailah mereka di Bukchon. Sebelum Rose benar-benar turun dari mobil, Jaehyun mencegah lengan perempuan itu. Jaehyun ambil satu masker dari sebuah kotak dalam dashboard, ia ulurkan pada Rose tetapi sosoknya hanya mengernyit dan tak lantas menerima.

Tak ada kata terpaksa, Jaehyun mendekat kepada perempuan itu. Kali ini lebih dekat ketimbang tadi saat Jaehyun membantu memasangkan sabuk pengaman. Anakan rambut panjang Rose disisipkan Jaehyun ke belakang telinga kiri juga kanan, berikut Jaehyun pasangkan masker hitam sehingga setengah wajah perempuan itu tertutupi.

Sulit menjelaskan bagaimana kabar hati perempuan yang matanya disuguhi pemandangan rupa paripurna dan telinganya diriuhkan deru napas hangat, serta nasalnya diserbu wewangian dengan kekhasan aroma. Rose yakin semua perempuan yang ada di posisinya sekarang akan sama terbuainya.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang