chapter 6 || pasar malam

128 7 1
                                    

Evelyn melihat ke sekeliling koridor, dia mencari keberadaan kakaknya. Karena Sean bilang jika ingin makan siang bersama.

"Nyari siapa?"

Evelyn tersentak kaget saat melihat pria yang dia ketahui sebagai sahabat kakaknya itu.

"Nyari siapa dek?"

"Kak Sean ada?"

Pria bernama Carrel itu mengangguk, dia membawa Evelyn masuk ke kelasnya dengan  menarik tangannya. Tentu saja Evelyn belum sempat protes namun sudah ditarik.

"Se, ada yang nyari nih!"

Sean yang awalnya bermain game pun dengan cepat menoleh, dia langsung mematikan ponselnya begitu saja lalu menghampiri Evelyn.

"SEAN ANJING! JADI KALAH TOLOL!"

Teriakan Kevan terdengar, pria itu dengan kesal meletakkan ponselnya akibat kalah bermain game online. Sean hanya tertawa menanggapinya, dia lalu merangkul bahu Evelyn.

"Gue duluan,"

Langsung saja Sean membawa Evelyn keluar dari kelasnya, dia memberikan air minum miliknya untuk sang adik.

Evelyn meminumnya sedikit, lalu dia menyimpannya di dalam tas nya.

"Mau langsung pulang kak?"

Sean terlihat berfikir. "Hm, ke pasar malem dulu aja yuk. Depan komplek ada, mau gak?"

Evelyn mengangguk antusias. "Mauu!"

Sean tersenyum gemas, dia mengusak rambut Adiknya lalu mencubit kedua pipinya. Entah mengapa wajah imutnya membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Mereka berjalan menuju parkiran, tidak memperdulikan siswa lain yang memperhatikan mereka di sepanjang koridor.

"Biarin aja," kata Sean.

Sean memakaikan helm pada Evelyn lalu untuknya sendiri. Dia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Biasanya dia selalu melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata,  namun saat bersama Evelyn dia tidak berani melakukannya.

Akhirnya mereka sampai di pasar malam itu, Sean ikut tersenyum saat melihat sang adik terlihat sangat bersemangat.

"Seneng banget Vy?"

Evelyn mengangguk. "Seneng banget kak! Ini pertama kali aku ke pasar malem gini. Kan dari dulu gak pernah diizinin sama Mama Papa,"

Sean terdiam sebentar, dia teringat dulu selalu menolak mentah-mentah jika orang tuanya meminta dia menemani Evelyn. 

"Kok ngelamun? Ayooo masuk ke dalem! Mau naik bianglala!" Evelyn menarik Sean ke dalam.

Wahana yang pertama kali mereka naik adalah bianglala, keindahan kota ini terlihat berkali-kali lebih cantik jika dilihat dari atas. Dengan banyak sekali lampu yang berwarna-warni.

"Cantik ya kak?" Evelyn menoleh pada Sean sekilas.

Sean menatap wajah Evelyn dengan intens. "Iya,  cantik banget."

Wahana kedua yang mereka naiki adalah komidi putar, awalnya Sean tidak mau menaikinya,  namun melihat Evelyn yang sangat antusias dia tidak bisa menolak.

Dia hanya memperhatikan Evelyn yang berada d sampingnya. Matanya berbinar bahagia, dan suara tadinya yang lembut membuatnya semakin kagum dengan sang Adik.

Setelah menaiki komidi putar, Evelyn mengajak Sean masuk ke rumah hantu.

"Yakin berani?"

Evelyn mengangguk. "Berani lah, aku mana ada takut sama hantu begitua—AAAAAA POCONG!"

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang