Ditengah gelapnya hutan Lucas masih terus berlari, ia menghindari dari kejaran sekumpulan orang-orang. Lucas dengan pikiran yang kacau, mencari cara untuk secepatnya untuk keluar dari hutan gelap gulita itu.
Entah bagaimana sebenarnya Lucas sendiri tidak tahu mengapa dirinya ada di hutan ini. Yang jelas seingatnya kemarin ia tengah mengintai targetnya untuk dibunuh. Tapi kenapa sekarang ia malah di dalam hutan dan di kejar banyak orang? Apa yang baru saja ia lakukan. jujur Lucas tidak ingat sama sekali.
Hanya dibawah pohon besar inilah Lucas bersembunyi, sembari mengatur nafasnya yang memburu. Ia tidak takut, hanya saja Lucas tak membawa senjata sama sekali, dan entah pergi kemana pistol yang selalu ia bawa di kantongnya itu. Yang jelas jika ia sekarang tidak bisa menghadapi mereka semua saat ini, kalau nekat ia akan mati dengan konyol. Jelas Lucas tidak mau itu.
"Masih tetap ingin bersembunyi dariku hm?" tiba-tiba ada suara, yang sontak membuat Lucas kaget dan menoleh kebelakang.
"Kau?!"
"Hay kita bertemu lagi, pecundang." orang itu adalah Kai, targetnya yang seharusnya ia bunuh satu minggu lalu.
Oh bagus! Apakah sekarang ia yang akan di bunuh oleh dia? plesetan tidak ada senjata, Lucas akan nekat merebut pistol di tangan pria itu.
Dorr!
Baru ingin berdiri Lucas sudah ditembak oleh Kai. Hanya satu tembakan lengan kanan, dan ini tidak membuatnya mati tentu saja. Bahkan Lucas masih bisa untuk tertawa, seolah meremehkan tembakan Kai yang jauh meleset.
"Kau menertawakan ku?" tatapan tajam itu menatap Lucas yang masih saja tertawa.
Tak terima, Kai pun membekap mulut Lucas dengan tangannya. namun dapat Kai rasakan, bocah itu masih tertawa.
"Kemari biar ku ajarkan cara menembak dengan benar." Lucas menarik tangan Kai, yang posisinya Kai tengah menungging pun membuatnya terjatuh karena tarikan itu.
"Ahhhh~!" ringis Lucas saat tepat lengan Kai mengenai bekas tembakan itu.
Kai tentu saja mematung, tepat di telinganya Lucas mengeluarkan suara seperti itu. Katakanlah Kai pria normal yang sedikit terangsang oleh suara lenguhan Lucas barusan. Ingat, cuma sedikit.
"Sial! Kau sengaja kan ngeluarin kata laknat kayak barusan untuk menggodaku."
"Ck! Jangan kepedean. Kau lihat lenganmu mengenai bekas tembakan mu." ucap Lucas, lalu merebut pistol itu dari tangan Kai.
"Kau! Jangan main-main denganku kembalikan pentol itu!"
"Shttttt! Diam saja dan perhatikan." Lucas menatap wajah Kai, yang tepat sekali wajahnya dengan Kai berdekatan.
Keduanya saling tatap beberapa menit, sampai Lucas kembali mengalihkan pandangannya kearah depan. Dimana para bodyguard Kai sudah siap untuk menembak dirinya. Tapi siapa yang perduli? Toh disampingnya ada Kai. Bos mereka, jikalau mereka menembak kearahnya Lucas akan menarik tubuh Kai untuk perlindungan.
"Kau lihat baik-baik."
Dor! Dor! Dor!!
Beberapa kali tembakan berhasil membuat beberapa bodyguard Kai tergeletak di tanah. Para bodyguard Kai memang beberapa kali sempat menembak balik, namun Lucas dengan sigap menarik tubuh Kai untuk di jadikan perlindungan. Saat Kai tertembak barulah beberapa bodyguard lain tidak ada yang berani menembak lagi. Hingga Lucas dengan leluasa dapat menebak bodyguard bodoh itu dengan gampang.
"Kau memang mafia, tapi dalam hal membunuh akulah juaranya, fuhh!" Lucas meniup ujung pistol itu, seolah merasa bangga pada dirinya sendiri.
Kai hanya diam, bagian lengannya dan kakinya tertembak oleh bodyguard nya sendiri. Hal itu tentu saja membuatnya sakit, dan dengan cara diam lah Kai menyembunyikan rasa sakit itu. Sebab tidak mungkin ia dengan terang-terangan bilang pada Lucas jika lengannya terasa seperti ingin latah, yang ada anak itu akan semakin menertawakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love you to dearh
FanfictionLucas si pembunuh bayaran yang selalu melancarkan aksinya dengan keji dan kejam. Namun siapa sangka targetnya kali ini membuat nya berpikir tentang kemanusiaan, yang sama sekali tidak pernah Lucas lakukan dengan korbannya yang dahulu-dahulu. ... Kai...