7. PAMERAN SENI

819 166 10
                                    

Halo, dengan Omy di sini✨

Siap baca part ini?

Pastikan kamu baca dalam keadaan tenang dan sudah makan ya.

Jangan lupa follow akun wattpad omy🔥

Jangan lupa juga buat vote dan komen di setiap paragraf yang menurut kamu menarik.

✨ENJOY MY STORY

🔥HAPPY READING🔥

"Lo harus coba buat ciuman sesekali, Re." Celetukan Danie membuat Rekaile terbatuk saat sedang asik menikmati cookies Liza. Gadis bermata sayu itu menatap Danie kesal dengan mulut yang masih sibuk mengunyah cookies.

"Kenapa gak lo aja yang ciuman sama Kak Noval?" tanya Rekaile gantian. Danie menanggapinya dengan tertawa kecil. "Dulu sih hampir."

"Anj—SUMPAH?!" teriak Liza tak percaya, kedua bola matanya membulat sempurna.

Danie mengangguk, menopang dagunya diatas meja. "Tapi, gak jadi. Dia tiba-tiba kesel gitu aja padahal nyaris dikiiiit lagi."

"Mulut lo bau jigong kali," timpal Rekaile.

"MANA ADA! Mulut gue wangi bunga kamboja!" sergah Danie.

"Pantes, bau kuburan." Liza tertawa mendengar celetukan Rekaile.

"Kalau lo sendiri, Ra? Pernah ciuman sama Leo?" tanya Liza iseng.

Ara menggeleng melepas earphonenya. "Lo tau kakak gue."

Liza, Rekaile dan Danie manggut-manggut, mereka tau apa yang Ara maksud. Jangankan ciuman, sekadar pegangan tangan saja, Arzion bisa langsung melesatkan anak panahnya ke tubuh Leo. Jika Leo nekat untuk berciuman dengan Ara, bisa-bisa mulut Leo tidak dapat digunakan lagi untuk berbicara.

Arzion benar-benar sangat protektif terhadap adiknya.

"Kak Zion itu sayang banget sama Ara. Gue jadi agak sedikit iri." Mendengar gumaman Danie, Ara sontak menoleh ke belakang, ia paham bagaimana perasaan Danie.

Danie kehilangan kakaknya. Kehilangan semuanya tentang kakaknya.

Ara menelan ludahnya sejenak, jujur ia tidak tau bagaimana caranya menghibur orang lain yang sedang bersedih.

"Kakak gue, kakak lo juga." Hanya itu yang dapat Ara katakan.

Meski begitu, Danie tersenyum hangat. Ia bangkit dari duduknya dan memeluk Ara dari belakang.

"Tau kok, lo selalu membagi apapun yang lo punya ke gue dan yang lain," ucap Danie senang.

Ara tersenyum tipis, mengusap tangan Danie yang memeluk lehernya dari belakang. "Selalu ada waktu buat sedih, selagi lo butuh, manfaatkan. Gak perlu maksain diri buat keliatan bahagia di depan orang lain."

Teman-teman Ara tersenyum mendengar perkataan gadis itu. Selain memiliki paras yang menawan, hati Ara juga ikut serta mempesona.

Ara benar-benar jelmaan seorang Dewi yang diutus untuk memberikan rasa nyaman dan aman pada orang-orang disekitarnya.

Tidak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Murid-murid berhamburan duduk di tempatnya masing-masing.

VICTORIA 2 : !SURPRIZE! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang