3. NIÑERO

1.9K 251 23
                                    





NIÑERO ─── BABYSITTER (LAKI)
jejaka itu seperti bunga yang
baru saja bermekar dipagi hari.
senyumannya begitu terang
seperti bagaskara.




 senyumannya begitu terang seperti bagaskara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara ketukan pintu dari luar memecah suasana keheningan dari tiga orang di dalam rumah. Fredrinn pun berjalan kearah pintu rumahnya untuk melayani seseorang di depan rumahnya.

"Iya, tunggu sebentar" Fredrinn beranjak dari sofanya dan berjalan kearah pintu seraya membenarkan surai birunya.

Fredrinn membuka pintu rumahnya menampilkan seorang pemuda bersurai persis seperti dirinya; berwarna biru langit dengan netra safirnya yang terlihat tenang layaknya ombak yang diterpa angin. Tangan kanannya membawa sebuah koper yang ia pegang.

"Eer...H-hola. Apakah ini rumah Tuan Fredrinn?" tanya pemuda itu sambil tersenyum kearah Fredrinn.

Fredrinn pun membalas sapaannya dengan ramah sebelum akhirnya ia menyuruh masuk pemuda itu. Jejaka itu pun melangkahkan kakinya masuk dengan malu-malu. Netra safirnya melihat kelangit-langit rumah Fredrinn yang penuh oleh lukisan-lukisan Mitologi Yunani───menurutnya begitu menawan seperti istana-istana.

"Yo Xavier, ¿cómo estás?" sapa Mathilda meninggalkan Melissa yang tengah tertidur dikarpet akibat lelah selesai bermain.

"¿Bien, que tal tú?"

"Ya, begitulah, masih sama saja." jawabnya diiringi oleh tawaan mereka bertiga. Fredrinn yang tampak sedaritadi melihat pemuda itu pun langsung disikut oleh Mathilda. Xavier sadar akan tatapan Fredrinn pun langsung terdiam menunduk.

Fredrinn pun langsung menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan pikiran kosongnya, entah mengapa ketika menatap wajahnya memiliki daya tarik seperti magnet.

Fredrinn berdehem. "Xavier, kau sudah siap menjadi pengasuh anakku, Melissa?" tanya Fredrinn di iringi oleh anggukan Mathilda yang duduk disampingnya seraya tersenyum lebar dengan mengacungkan kedua jarinya.

Xavier tersenyum tipis. "Ya, akan aku usahakan dengan kemampuanku."

* * *

"Papá, ¿quién es esta persona?" Melissa berucap sembari menunjuk pemuda yang ada disampingnya. Xavier pun terdiam sebentar, tangan besarnya pun mengelus pelan surai berwarna merah muda dengan halus.

"Haii sayang, siapa nama kamu?" tanya Xavier dengan lembut.

"Melissa... paman ibu baru ku ya?~" kata Melissa membuat Xavier yang mendengarnya hanya terkekeh───Tapi tidak dengan Fredrinn yang langsung tersedak oleh air ludahnya sendiri. Mathilda yang sedaritadi oleh hanya mendengarkan pun segera menyodorkan gelas disampingnya. Sedangkan Xavier dengan refleksnya langsung menggendong Melissa ke pangkuannya.

"Astagaa kamu kenapa sih Fredrinn?" Ujar Mathilda menggelengkan kepalanya. Fredrinn tak menjawab pertanyaan sahabatnya, ia langsung meneguk segelas air putih yang diberikan oleh sahabatnya.

Hampir memakan waktu 2 menit, akhirnya batuk Fredrinn pun mereda. Ia menghela nafas lega seraya mengelus dadanya. Ia beralih menatap susternya dan anaknya yang sedang didudukkan di pahanya.

"Ayah tidak apa-apa...?" tanya Melissa sembari memakan mainan karetnya. Fredrinn mengangguk sembari tersenyum. Ia mendekatkan dirinya pada Melissa yang masih berada dipangkuan Xavier. ", ayah tidak apa-apa. Makasih ya sudah peduli sama ayah." sahut Fredrinn sambil mengelus surainya dan mengecup keningnya.

Mathilda yang melihat peristiwa itu hanya bisa menutup wajahnya dengan raut tak bisa di ungkapkan. Tubuhnya terasa seperti ingin bergerak kesana dan kemari saking tak kuasa menahan kedua lelaki dan seorang anak kecil di depannya───seperti keluarga kecil begitu harmonis.

Oh, tiba-tiba saja Mathilda jadi mempunyai niat yang sangat diluar akal seorang wanita pada umumnya. Entah apa yang merasuki pikirannya sehingga ia bisa memikirkan hal yang gila ini.

Yap, menjodohkan atau menggantikan Julian yang merupakan Ibu kandung Melissa menjadi Xavier. Ya ... hitung-hitung, agar Melissa bisa merasakan dan mendapat kasih sayang dari seorang ibu meskipun hanya ibu tiri.

Wanita ini memang benar-benar bukan sembarang wanita biasa.

* * *

"Bye Fredrinn, Bye Xavier, selamat menjalani harimu seperti keluargaa~" ejek Mathilda sembari melambaikan tangan kearah Xavier dan Fredrinn. Xavier hanya membalas sapaannya dengan senyuman, sedangkan Fredrinn sedaritadi hanya tersenyum kecut.

Ya, ini sudah waktunya Mathilda kembali kerumahnya dan sudah selesai waktunya untuk membantu sahabatnya itu───ya walau niat ia pergi dari rumah Fredrinn sebenarnya bukan untuk itu... tapi, kita bisa melihatnya di lain waktu.

Sosok wanita itu pun mulai menjauh dari pandangannya. Fredrinn pun menyuruh Xavier masuk kerumahnya untuk memulai perkerjaannya; menjaga Melissa selama Fredrinn pergi ke kantor.

"Yah, jadi ini semua list-list untuk mengurus Melissa. Mulai dari makan siangnya, tidur siang, jam ia membersihkan badan, dan lainnya semua disini." kata Fredrinn datar memberikan secarik kertas kearah Xavier.

"Baik tuan" gumam Xavier malu-malu. Namun, Fredrinn menaikkan alisnya sebelah, lalu menghela nafasnya. "Hey, tidak usah memanggilku Tuan. Cukup panggil aku Fredrinn."

"Ah───iya... maaf, aku belum terbiasa" jawabnya menuai rasa canggung diantara keduanya muncul.
Padahal Fredrinn hanya senior Xavier saat ia masih kuliah dulu.

Bahkan, tak jarang dulu mereka sering bertemu dan mengobrol disaat waktu senggang───bahkan bisa dibilang dekat───Sial, Mengapa bisa-bisanya ia lupa dengan sosok pemuda sedikit kontras dengannya ini? Ah, Fredrinn jadi ingat kenangan kuliahnya dulu.

Sederhana, namun terasa cukup. Tidak panjang, tapi menyenangkan. Bukan kenangan namanya jika dirasakan biasa saja, namun jika sudah berlalu terasa rindu.




TO BE CONTINUE

halo semuanya, sudah lama ya saya
membiarkan buku favorite saya ini terlantar.
hahaha, saya sibuk sekali akhir-akhir ini
terlebih lagi saya sedang bucin baca
AU di twitter 😔.

yasudah, silahkan menunggu
dichapter selanjutnya. jika banyak
typo silahkan di koreksi^^


: ̗̀ JEJAK KAMUS,ˎ˗

Papá, ¿quién es esta persona?
- Ayah, siapa paman ini?

¿cómo estás?
- bagaimana kabarmu?

➢ "¿Bien, que tal tú?
- Baik, bagaimana denganmu?

˗ˏˋ 𝓣𝐇𝐄 𝐌𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐎𝐅 𝐌𝐘 𝐂𝐇𝐈𝐋𝐃𝐑𝐄𝐍, fredvier 'ˎ˗ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang