Memory

686 38 16
                                    

Pria bersurai hitam berbaring santai sambil memeluk erat seseorang seolah itu boneka tidurnya. Ia menyisir helai rambut lembut berwarna pirang yang nampak keemasan dibawah cahaya lampu.

Luffy menatap wajah sanji yang tenang dalam tidur. Sanji tidur dengan mulut terbuka terlihat imut, yah tapi itu masih kaku akibat apa yang Luffy perbuat. Suara nafas sanji begitu lembut berdesir masuk kerongga telinga luffy.

Ia mengusap plester yang berada di pinggir bibir sanji. Luffy senang akan hasil karyanya disana. Luffy mengecup luka itu dan tersenyum bangga.

Disebelah kanan sanji ada Zoro yang ikut berbaring bersama disana. Dia sibuk dengan ipadnya, mungkin itu terkait pekerjaan.

Jika bertanya bagaimana akhirnya Luffy dan Zoro menyelesaikan napsu yang muncul kembali. Itu hanya akan membuat kalian mengutuk keduanya. karna mereka memuaskan diri dengan memakai pria yang sudah tak sadarkan diri.

"Kau tau dia belum stabil, jangan izinkan dia memasak.. Selama kita belum tau perkembangannya dengan pasti. Kurung dia dan kali ini jangan lupa memborgol kaki dan tangannya" Keluh dan usul Zoro memecah keheningan

"Zoro tapi nanti sanjiku stress biarkan saja, lagi pula ada banyak pelayan disini yang menjaganya" Sela Luffy.

"Ah sulit bicara denganmu, tapi terserah.. Kau ingat terakhir kali kita hampir kehilangannya karna kau tidak mendengarkanku"

"Yahhhh aku tau" Rajuk Luffy, pelukannya mengerat.

Yah hari dimana ia hampir kehilangan sanji adalah kesalahan karna dirinya lengah. Untung saja Luffy tidak terlambat dan berhasil mencegah sanji lompat.

Sejak saat itu, Luffy dan Zoro memberi obat secara berkala pada sanji. Obat itu bekerja dengan perlahan sedikit demi sedikit merusak kerja otak, lambat laun menghilangkan memori, kesulitan berpikir dan akhirnya tak menyisakan apapun. menjadikan korbannya seperti kertas kosong.

orang yang secara berkala memakan obat itu hanya akan menjadi mayat hidup yang tidak memiliki memori atau emosi. Ia bisa diatur oleh tuannya sesuai keinginan. Jangan lupa bahwa obat ini juga menimbulkan ketergantungan. Dan lambat laun menghilangkan nyawa.

.
.

Cahaya pagi masuk menyilaukan membuat Zoro dan Luffy terusik. Tapi mereka enggan untuk bangkit dan masih memeluk pria kurus manis bersurai pirang yang tidur diantara keduanya.

"Eum Zoro" Gumam Luffy yang enggan membuka matanya. Kepalanya menyender pada dada sanji dan lengannya memeluk tubuh kurus itu.

"Heum" Balas Zoro yang lengannya ia korbankan untuk menjadi bantal sanji. Kepalanya ia dempet pada kepala pria bersurai kuning.

"Sanji demam" Ucap malas Luffy

"Yah" Mereka yang begitu lengket bagaimana mungkin tak bisa merasakan suhu tubuh pria yang begitu erat mereka dekap.

Syurrrrrrrrr
Zoro memeras handuk lalu ia mengompres dahi sanji.

Luffy berbaring miring menopang kepala dengan lengannya agar dapat melihat sanji dari atas.

Keduanya begitu santai karna hari ini libur kerja. Tadinya mereka akan seharian bermain dengan mainan kesukaan mereka itu tapi apa daya mainan itu sedang sakit. akibat mereka sendiri yang terlalu bersemangat kemarin.

"Lihat karna kau mengila kemarin sanjiku jadi sakit" Rengek luffy

"Diamlah! kau juga! mulutnya sampai kaku tidak bisa menutup."

"Ahhh yah ini memang salah kita, harusnya kemarin kita tidak terlalu bersemangat."

"Dia terlalu lama disana(kamar mandi)" Ucap zoro menatap dalam wajah putih itu sambil membelainya lembut.

Bartender (Luffy x Sanji x Zoro) - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang