5. (2R) END

5 2 0
                                    

Setelah hubungan kedua orang itu berubah menjadi sepasang kekasih. Rani sedikit kewalahan pada perhatian Radit yang menurutnya benar-benar lebih manis daripada permen.

Setiap hari ada saja rona merah yang muncul di wajah sang gadis. Radit yang melihatnya akan tertawa sangat senang, terkadang pemuda itu akan memeluknya dan menatap Rani dengan tatapan yang dalam. Seringkali Rani tidak tahan dengan tatapan dari kekasihnya dan mencoba untuk berdebat, tapi tentu saja dia sering kalah.

Dan pemuda itu akan tersenyum menatapnya dengan lebih terang-terangan. Rani dengan rona malu diwajahnya bertanya, "Kenapa kamu sangat suka menatapku, apakah ada yang aneh di wajahku?"

Radit tersenyum, "Ya ada sesuatu."

Gadis itu sedikit bingung tapi perasaannya mengatakan bahwa Radit akan menggodanya lagi. Tapi Rani tetap bertanya, "Apa itu?"

"Tomat, wajahmu memerah seperti tomat."

"...."

Tidak bisa berkata-kata, apakah maksud dari perkataan itu adalah meledek Rani yang suka memerah? Baru saja memikirkan hal itu, tapi tiba-tiba saja perkataan selanjutnya dari Radit membuatnya mengalihkan perhatiannya.

"Aku penasaran, bagaimana bisa kamu jatuh cinta denganku." Rani mengerjapkan matanya mendengar kata-kata sang pemuda. Wajahnya yang lembut lalu tersenyum.

Tertarik dengan senyuman itu, Radit bertanya, "Katakan kepadaku, apa arti senyuman ini?"

Rani menggelengkan kepalanya, menolak untuk menjawab, "Kamu akan tahu ketika kita pulang minggu depan."

Pemuda itu mengerucutkan bibirnya. Mencoba membujuk Rani untuk mengatakan, tetapi gadis itu tetap menolak permintaannya. Tidak bisa membujuk Rani, Radit menyembunyikan wajahnya di bahu sang gadis. Giliran pemuda ini yang dibujuk.

Seminggu telah berlalu, akhirnya pasangan kekasih itu pulang ke tanah air. Rencana mereka saat pulang adalah memberi tahu kedua orang tua mereka tentang hubungan mereka.

Radit sebelumnya sudah mengabari ayahnya dan ibu tirinya bahwa dia akan pulang dan membawa menantu perempuan mereka. Ibunya terkejut dan bertanya apakah Radit menjalin hubungan dengan gadis bule. Pemuda tertawa dan berkata tidak dan menjelaskan kepada ibunya tentang Rani.

Orang tua Radit bersemangat sekali setelah mendengar tentang calon menantu perempuan mereka. Dan berencana untuk menyambut sepasang kekasih itu di bandara. Radit tersenyum di ujung telepon dan mengatakan kalau ayah Rani juga akan menjemput mereka di bandara.

Dan begitulah sekarang yang terjadi. Kedua keluarga saling duduk berseberangan di sebuah restoran. Ayah Rani yang paling tidak menyangka bahwa putrinya pergi ke luar negeri ternyata untuk menangkap seorang pria. Meskipun dia sedikit waspada pada pemuda yang duduk di seberangnya ini, tapi setelah beberapa saat kesannya tentang Radit menjadi bagus saat melihat bagaimana Radit memperlakukan putrinya dengan sangat baik.

Ibu Rani telah lama meninggal saat gadis itu masih berumur lima tahun karena sebuah penyakit. Jadi hanya ayahnya lah yang merawat dan membesarkannya.

Kedua orang tua saling membicarakan tentang macam-macam topik dimulai dari anak mereka dan bahkan hingga jokes bapak-bapak yang mulai tercampur dalam obrolan, tawa terdengar dan suasana hangat menyelimuti.

Tidak ada yang menyadari kedua protagonis dari acara makan itu tengah menyelinap keluar dari ruang makan dan pergi keluar dari restoran. Radit memegang tangan Rani dan menciumnya.

Terkejut, gadis itu dengan cepat menarik tangannya. Memelototi sang pemuda, Radit tertawa lalu kembali memegang tangan Rani. Meskipun enggan, Rani masih membiarkan Radit memegang tangannya.

"Bukankah kita sudah pulang sekarang, Rani, aku menagih jawabanmu."

Teringat perkataannya seminggu yang lalu, Rani tersenyum, "Baiklah, tapi jawabannya ada di rumahku." Gadis itu lalu memandang Radit, "maukah kamu mengantarku pulang?"

Radit membalas senyumnya dan mengangguk. Setelah izin kepada kedua orang tua mereka kalau Radit akan mengantar Rani pulang lebih dulu. Pria itu lalu memesan taksi online. Sepanjang perjalanan pulang, genggaman tangan kedua orang itu tidak pernah terlepas.

Di depan rumah Rani, gadis itu melepaskan genggaman tangannya untuk mengambil kunci rumah. Dengan bercanda Radit berkata, "lihatlah, bahkan cinta kita kalah dengan kunci ini."

Rani tertawa tapi dengan cepat membuka pintu rumah dan diambilnya kembali genggaman yang terlepas.

Memasuki rumah itu, Rani merasakan perasaan akrab, dia meminta Radit untuk menunggu di ruang tamu sebentar dan pergi ke kamarnya untuk mengambil sebuah kotak.

Saat Radit melihat kotak familiar yang berada ditangan Rani, tiba-tiba saja Radit mengingat memori masa kecilnya. Dia ingat ada seorang gadis yang bermain bersamanya sehari sebelum dia pergi dari rumahnya yang dulu. Pemuda itu mengingatnya lagi melihat gadis di depannya dengan terkejut.

Rani tersenyum hangat, dia senang Radit masih mengingatnya. Tapi sebelum dia bisa bicara, ada sebuah pelukan yang mendekapnya dengan erat. Orang itu memeluknya dengan erat, tapi masih ingat untuk membiarkannya bernafas.

Rani meletakkan kotak itu di meja dan membalas pelukan Radit. Dalam pelukan itu, sang gadis berkata, "Kamu tahu, sejak saat itu aku jatuh cinta pada dirimu."

Perasaan manis membanjiri Radit dia sangat bahagia sekarang. Dia mengecup kening sang gadis, menatapnya dengan tatapan tulus dan perasaan yang dalam.

"Aku mencintaimu."

Kata-kata itu diucapkan.

Jiwa yang kosong menjadi lengkap.

SELESAI~~~

2R [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang