Bergerak sangat cepat
Berantai saling terikat penuhi jalan
Seumpama semut berparade mencari hidup
Atau serupa rumput liar tumbuh selimuti tanah tandusManusia-manusia kota
Bumi terus berbising
Beraktivitas tanpa jeda
Setiap langkah ternominalkan
Senyum tercipta di ujung sederet angkaItu manusia-manusia kota
Gedung meninggi melampaui pepohonan
Udara dilecehkan polusi
Kicau burung redam terganti kenalpot berasap
Mereka tak perduli, tetap bergerakManusia kota
Lapar di atas meja makan lebih sesak kala pulang
Gincu menipis depan cermin sang ratu berpotensi tsunami
Tangis si kecil meminta boneka memangkas tidur panjang para tuan
Pangkat tak kunjung naik pangkat timbulkan berang yang sangatManusia kota
Antrian macet buatnya sabar
Amarah meledak dalam rumah
Perintah pemimpin kantor menekan menindih
Anak tidak terurus
Jadwal rupiah menumpuk memadat
Keluarga kehilangan tamasyaItu para manusia kota
Mereka masih bergerak melingkari rutinitas
Saling bergantian, jalan-jalan tak pernah kehilangan penghuni
Pagi, siang, sore, malam, subuh, rambu estafet berganti melanjutkanMereka manusia kota
Episode bumi akan tetap berlanjut
Tamat tiba sewaktu kehancuran mengakhiri semuanya
Mereka hidup demi bertahan
Mereka bertahan ingin hidup
Seleksi teori evolusi berpindah ke kota
Saling siku, saling memangsa
Berebut tahta, berebut kuasa
Raja perkotaan tercipta dari mereka yang bertahta, mereka yang berkuasa
Menyiku dan memangsaManusia kota.
12 September 2022
Makassar
KAMU SEDANG MEMBACA
RESISTENSI
PoetryKata tak cukup untuk mewakili segala hal yang terjadi dalam diri paling dalam manusia Tapi kata bisa menjadi jembatan untuk kembali menemukan diri sendiri dengan segala tujuan yang di inginkan. *** Kata dan manusia Manusia dan kata Perkataan dan kem...