Happy Reading!
Hal manis dalam kehidupan memang selalu ada tetapi bukan berarti sesuatu yang kurang tidak akan terjadi dalam hidup seseorang.
Park Chaeyoung, gadis yang terlahir dengan kelainan savant autitistic harus memiliki berbagai keterbatasan dalam hidupnya. Karena kondisinya yang seperti itu ia hanya bisa berdiam diri saja di mension tanpa melakukan aktivitas apapun, tidak seperti saudarinya yang lain yang setiap harinya disibukkan oleh tugas mereka masing-masing.
"Eomma, dimana iped-ku" gadis bermata kucing itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa.
"Pelan-pelan, kau bisa jatuh, Jennie" peringat Seojoon pada putrinya.
"Ini, milik eonni, kan?" Chaeyoung muncul dengan benda yang sedari tadi menyita waktu Jennie untuk menemukannya.
"Sudah berapa kali ku bilang jangan menyentuh apapun milikku!"
Minyoung berlari dari arah dapur saat mendengar teriakan yang berasal dari ruang keluarga mension itu.
"Apa yang terjadi?" Minyoung bertanya saat melihat Chaeyoung yang mulai gelisah dengan mengedarkan pandangannya ke segala arah.
"Anak ini selalu saja mengganggu"
"Chaeng lihat itu disana" Chaeyoung menggulum bibirnya dengan ekspresi ketakutan.
"Jennie turunkan nada bicaramu, adikmu ketakutan"
"Appa tidak harus memarahi Jennie, dia benar, anak itu semakin hari semakin nakal" kali ini Jisoo yang bersuara membela adik pertamanya.
"Nakal?" tanya gadis itu.
"Kau yang merusak milikku, kan? Kenapa kau bisa berkeliaran di kamarku?" Jisoo menunjukkan sebuah buku yang isinya sudah tersobek beberapa bagian.
"Di buku itu ada hantu, eomma" tunjuk Chaeyoung pada buku Anatomi milik Jisoo "Chaeng tidak suka"
Minyoung menghela napas saat melihat ada gambar kerangka manusia yang tersobek disana, Chaeyoung pasti mengira tengkorak itu hantu.
"Jisoo, kau tau adikmu tidak paham tentang itu kan, dia menganggap itu menakutkan"
"Idiot, seharusnya eomma bisa menjaga anak memalukan itu"
"JISOO!" bentak Seojoon yang merasa putri sulungnya sudah bersikap keterlaluan.
"Ayo eonni kita pergi saja"
Jennie dan Jisoo berlalu begitu saja meninggal kedua orang tuanya yang masih menahan emosi.
"Jangan marah, appa" ini yang ditakuti Seojoon saat meninggikan nada bicaranya di depan Chaeyoung gadis itu akan merasa ketakutan, walaupun dia tau itu bukan bentakan untuknya, tapi dia tetap merasa tidak nyaman.
"Appa tidak marah, cantik" Seojoon menarik Chaeyoung ke dalam pelukannya.
"Aku juga mau pelukan, eonni" Lisa melangkah mendekat setelah mencium pipi kakaknya yang sekarang mulai tersenyum.
"Sekolah, Lili sekolah?" Chaeyoung bertepuk tangan riang saat melihat Lisa sudah rapi dengan seragamnya, dia suka melihat Lisa seperti itu.
"Nanti pulang sekolah, Lili bawakan coklat, eonni mau?"
"Wah coklat, coklat, coklat!"
"Sekarang harus cium dulu" Lisa menyondorkan pipi sebelah kanannya yang langsung di kecup oleh Chaeyoung, setelahnya Lisa melakukan hal yang sama pada pipi sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Girl
FanfictionGadis yang tidak pernah lupa dengan senyuman dan kehangatan, dia selalu menguatkan diri hanya untuk merasakan dia tidak berbeda dengan gadis-gadis yang lain. "Apa Chaeng idiot?" "Kamu gadis luarbiasa, sayang" "Kenapa mereka tidak sayang dengan Chaen...