semesta mengizin kan ku untuk bertemu dengan mu, aksara reza rahmadan. manusia dengan seribu luka yang sama, yang mampu merubah isi pikiran ku tentang dunia, sayang aku terlalu rapuh untuk mengerti duka mu, kepulangan nya selalu aku tunggu.
sudah satu tahun lama nya, kabar nya tak pernah ku dengar, aku selalu di sini dengan rasa yang sama. aku bangkit dari kasur yang sudah lama menjadi tempat ku untuk melepas kan penat, mengambil sebuah laptop yang terletak di atas meja berwarna coklat muda itu.
membuka sebuah dokumen berjudul kan "happy 19th sayang" air mata menetes, rasa rasa nya kemarin dia menulis ini untuk aksara sekarang hilang, semua hilang arah,
"aksara, aku mau pulang ke kamu" air mata ku mulai menitih, membaca bait ke bait dari tulisan itu, ini sudah memasuki bulan april, bohong rasanya kalau aku tak mengingat itu.
"aksara rasanya bohong jika aku tidak menginginkan kamu kembali, pada nyata nya rasa nya tetap sama, rasanya kamu tetap yang pertama, tokoh utama, kamu selalu mendesak ku agar aku melupakan mu, aksara semakin aku berlari, aku semakin jatuh cinta atas diri mu"
awan mulai mengelabu, menitih kan tetesan demi tetesan air yang kemudian menderas.
aku membangkit kan diri ku atas rasa sakit yang selalu menimpa, aku berjalan ke arah dapur menyeduh secangkir kopi, kebetulan hari ini sedang tidak ada kelas, aku berdiri di ambang jendela menikmati semilir angin di malam hari menyesap sedikit demi sedikit coffe yang memiliki kafein cukup tinggi.
"malam ini aku ingin menikmati duka ini za, duka yang aku buat sendiri, sayang aku masi menunggu di pintu yang sama" caca mendongak kan pandangan nya kali ini dia tak ingin bendungan itu kembali bocor.
hujan itu menderas bersama riuh piuh serta rauman tangis, meminta tuhan mengembalikan kamu pada ku.
******
sepulang dari kampus aku berhenti di sebuah kedai cepat saji, ingin membeli dinsum di salah satu kedai di kota di jawa timur.
di sana di bangku nomor 37 aku melihat satu keluarga yang tidak asing bagi ku dia aksara dan keluarga nya sedang memesan makanan di sana,
wanita, yang baru saja muncul di pandangan ku kini menginterogasi perasaan ku.
"dia siapa" ada jeda di sana "kamu sudah menggantikan ku za?" aku bergumam merasakan sesak yang memenuhuhi ruang di hati ku, sesak nya terus menyerang, sesaat setelah nama ku di panggil aku buru buru pergi dari kedai cepat saji itu, aku rasa aku tidak perlu melihat itu.
"maternuwon pak" ucap ku pada sang penjaga kedai itu.
aku sengaja tidak membawa kendaraan karna ingin menikmati angin sore kebetulan jarak antara kampus ke rumah juga tidak terlalu jauh, isi pikiran ku hanya gadis dengan kaki jenjang dan dres berwarna abu, siapa dia. semua pikiran ku tertuju pada nya.
rasa rasa nya aku tak mampu menerima dia mengambil alih tempat ku di suatu ruang di hati aksara,
"WOYY ANJIRR BANGET LO BISA BISA NYA MAU GANTIIN GUA" aku tak sengaja berteriak di sana, di sebuah pinggir jalan dengan beberapa manusia yang menatap ku dengan tatapan aneh.
"mampuss malu gua, lawrii" aku mempercepat langkah ku rasa itu kini berganti dengan rasa malu.
tin tinnnn sebuah motor berhenti di hadapan ku, dia raksa kabar nya dia mencintai ku dari semenjak kita jadi maba, entah lah mungin itu hanya sebatas kabar kabar belaka aku juga tak bisa secepat itu mempercayai kabar iitu.
YOU ARE READING
AKSARA
Fantasybersama dengan aksara menjadi hal terbaik yang pernah ada di alam semesta, pelukan nya selalu menghangat kan menjadi sandaran terbaik setiap saat aku terjatuh. aksara pulang lah aku menunggu di depan pintu yang sama