Bergerak tidak akan menyelesaikan masalah

12 0 0
                                    

Baiklah langsung saja ku awali cerita ini,
Aku tak terlalu pandai untuk menulis awalan cerita agar anda semua tertarik membaca cerita ini, ku katakan sekali lagi, cerita ini seperti sampah yang ku pungut dari tong sampah pinggir jalan.

Senin sore, aku berangkat bekerja dengan motor bebek ku, cuaca saat itu sejuk sedikit mendung, arti akan turun nya hujan saat itu, sepanjang jalan aku tengok ke kanan dan kekiri banyak sekali orang yang berjualan berbagai macam makanan, dan warung warung madura,
aku tersenyum kecil terbesit dari pikiran ku, kenapa bernama warung madura, warung itu banyak menguasai pinggiran jalan, ciri khas nya, selalu ada etalase kecil yang berisi berbotol botol bensin, mereka menjual pulsa dan token listrik, dan saat kalian membeli rokok setengah bungkus warung itu membungkusnya dengan selembar plastik, jika di perhatikan seperti membeli satu pak petasan dan itu jadi bahan ledekan saat diriku ini nongkrong dengan teman ku.

Sesampainya di tempat ku bekerja, aku menghadap admin untuk mengambil uang bensin, memang kami semua selalu dapat uang bensin setiap harinya,
Sebelum ku lanjutkan, keberi tahu terlebih dahulu jika aku bekerja di salah satu perusahan ekspedisi yang bekerja sama dengan beberapa toko toko online yang kalian pasti tahu dan juga memakainya,
Aku bagian pengantar paket kerumah rumah warga, hampir 95%, kami bekerja di jalanan, panas dan hujan kami lalui, walapun ketika hujan begitu deras kita tak punya pilihan selain meneduh.
Pekerjaan yang ku anggap seru kita berubah menjadi sangat membosakan.
aku sering ngopi dan ngobrol saat paket yang ku antar sudah habis, bersama tukang baso, dan salah satu marbot di masjid dekat warung kopi tempat ku ngopi, warung kopi itu punya babeh sukur, babeh sukur ini orang yang sangat sederhana,berpakaian seadaanya mengunakan kaos, celana pendek lepis yang sudah luntur warnanya, dan topi yang aku tak tahu itu merek apa, tapi jangan di sangka babeh sukur ini adalah orang kaya, nyatanya, ia mempunyai tanah yang luas yang ia bangun beberapa rumah di tanah itu untuk di sewakan pertahun, dan anak anaknya sudah lulus s1 dan ada yang ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi,
Ia dulu nya adalah kontraktor, pensiun dan memilih menjadi tukang kopi di warung, aku adalah langganan di warung babeh sukur ini, kita berdua sangat akrab, jadi kadang kita ngobrol itu seperti tak ada batasannya, ia selalu berbagi pengalamanya saat masih muda, pembicaraan yang sangat aku sukai.
Aku sangat iri kepada mereka semua yang ku temui di warung, di mulai babeh sukur dan para pedagang pedagang yang nekat ke kota dan berani mempertaruhkan nasib.

Aku bertanya kepada babeh sukur
"Beh apa menjadi kaya itu adalah sebuah tujuan?"

Orang tua itu terkekeh dan mendadak seperti seorang sofis

"Dulu babeh berpikir bahwa kehormatan akan ada saat dirimu banyak uang", "tapi setelah umur ini lebih dari setengah abad ternyata ada yang lebih penting dari pada sekedar kehormatan"

Ku jawab " apa itu beh?"

Lalu ia beranjak dari tempat duduknya lalu menepuk pundak ku
Ia berkata "nanti juga kamu akan tahu jawabnya sendiri"
Dan pergi melayani orang yang beli

Sungguh kadang orang tua ini sangat menjengkelkan, kadang memberi jawaban yang sejatinya aku harus mencari nya sendiri.
Mengapa orang seperti ia hidup di jaman ini
Mengapa tidak di jaman yunani saja dan berharap kenal dekat dengan scorates.

Aku melamun sambil menghisap rokok dan mengembuskannya, jika hidup ku ini disandingkan dengan mereka yang berdagang, seperti nya aku ini sangat curang, dan lebih memilih hidup dengan aman dengan gaji tiap bulan yang hanya pas pasan untuk hidup, dan ketika aku merasa sangat lelah dan bosan dengan pekerjaan ku ini, aku lebih suka melampiaskan ke mabok dan ngentot dengan para wanita malam.
tidak seperti para pedagang itu, bangun subuh belanja ke pasar untuk bahan dagangnya dan di setiap harinya ia selalu berharap dagangan itu habis tak ada kepastian untuk itu.
Berharap dengan ketidakpastian.
menurut ku itu tak terlalu buruk, dan mereka selalu memiliki banyak harapan, sedangkan aku tak pernah bertaruh sedikit pun dalam hidup ini, yang aku kerjaan hanya menjadi karyawan kontrak perusahaan yang tak tau akan jadi apa kedepannya, pedagang pedagang itu lebih keren dari ku.
Mengapa hidup ini selalu saja berhadapan dengan pilihan?,
Aku benar benar muak, aku tak suka memilih apapun, tapi jika tidak, aku akan bekerja sepanjang waktu dan mati di tumpukan paket.
Jadi aku memilih untuk keluar dari tempat pekerjaan ku, ini lah awal dari semuanya cerita ini menjadi sangat panjang, ingin sekali ku tulis semua nya di setiap helaan nafasku ini, jalan yang ku lalui entah itu buruk atau baik.
Aku tak berharap buku ini menjadi pelajaran untuk kalian semua, tapi kalian perlu menyadari bahwa bergerak tak akan menyelesaikan masalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TANPA RUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang