Chap 1

32 5 0
                                    

-Days With Jamjam-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Days With Jamjam-

"Mau apa kemari?" Yeji bertanya tak santai pada wanita yang lebih tua 5 tahun dari nya itu.

Hari sudah gelap, namun malah ada yang bertamu kerumahnya. Jelas saja ia jengkel.

"Kita baru bertemu setelah sekian lama, tapi kalimat pertama yang kau ucapkan malah begitu," Ujar wanita yang masih di ambang pintu itu kini masuk kedalam, dengan mimik dramatis.

"Jelas lah aku bertanya, lagi pula aneh sekali setelah 6 tahun pergi dan sekarang kau tiba tiba kemari- TUNGGU!" Yeji memutus kalimatnya dengan syok kala matanya menangkap sosok gadis kecil yang ikut masuk di gandengan kakaknya.

"SIAPA DIA?!"

"Anakku, namanya Jamie"

"SEJAK KAPAN?! KAU MENIKAH? ATAU-"

Wanita bernama Eunbi itu tertawa,"Kau pasti sudah bisa menebak, adikku."

Yeji benar benar tak habis fikir mengetahui kenyataan gila ini. Ia tahu jika kakaknya itu memang segila itu sejak dulu. Saat Yeji masih di bangku sekolah dasar ia sering memergoki kakaknya berkencan dengan pria, namun pria itu berbeda beda hampir setiap harinya. Saat itu Yeji fikir ia tengah bermain dengan temannya, namun nyatanya Yeji terlalu polos dan berfikir positif pada kakaknya saat itu.

Dan setelah Yeji SMP, kakaknya sering dipergoki berada di club malam bersama lelaki. Dan tentunya itu mengundang amarah bagi ayah dan ibu mereka. Sebenernya sudah bukan rahasia lagi jika kakanya senakal itu. Namun saat itu kedua orang tuanya sudah sangat geram dengan kelakuan anak sulungnya itu. Dan puncaknya kak Eunbi ini pergi dari rumah, hingga kini ia baru bertemu dengannya lagi setelah sekitar 6 tahun menghilang. Bahkan disaat hari pemakaman neneknya, kakanya itu tak datang. Dan itu membuat kedua orangtuanya semakin murka pada Eunbi.

"Astaga kau benar-benar sudah gila" Ujar Yeji tak habis fikir.

"Yeji! Ada anak kecil, jaga ucapanmu"

Eunbi menutup telinga putri kecilnya. Sementara Yeji hanya merotasikan bola matanya.

Sudahlah, memang tak ada gunanya memikirkan kehidupan kakaknya itu.

"Baiklah jadi sekarang mau apa kau kemari?"

"Yeji-ya. Mengapa kau bertanya terus sih.. memangnya tak boleh aku mengunjungi adikku?" Ucap eunbi dengan raut memelas.

Yeji mendengus mendengar perkataan kakanya. Tuan putri drama.

"Memangnya kau sudah mengunjungi ayah dan ibu?"

"Tentu tidak. Nanti darah tingginya kambuh jika aku mendatanginya," Ucap Eunbi dengan tawanya sumbang.

Benar, Yeji saja rasanya seperti mempunyai riwayat penyakit darah tinggi ketika mengetahui fakta bahwa gadis kecil yang kini hanya terdiam mengedip-ngedip matanya polos merupakan keponakannya, rasanya kepala Yeji mau meledak.

Days With Jam-jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang