Chap 2

34 5 0
                                    

- Days With Jamjam -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Days With Jamjam -

Yeji mengerjap ngerjap matanya, setelah berhasil mematikan alarm dari handphone nya.
Matanya masih mengantuk, tapi ia ada kelas pagi hari ini.
Dengan terpaksa ia bangun dan segera ke kamar mandi.

Sekitar 20 menit Yeji keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Dengan berbalutkan handuk.

Prangg!!

Yeji mengernyit. Apa yang terjadi di luar kamarnya?
Ia hampir lupa bahwa ada orang lain di apartemennya. Yaitu kakaknya dan sang anak.

"Ch! Belum sehari tapi sudah merusak sesuatu!" Decak Yeji. Namun ia tak memedulikan. Ia lebih memilih mengenakan baju dan bersiap siap untuk ke kampus.

Setelah penampilannya selesai, Yeji siap untuk pergi ke kampus. Sepertinya untuk hari ini ia akan makan diluar, karena malas jika harus makan bersama kakaknya.

Yeji membuka pintu kamarnya. Melihat sekitarnya yang tak begitu kacau. Syukur lah.

Namun, ia melihat beling yang berserakan di lantai dapur.

Jadi yang jatuh itu tadi piring?

Lalu mengapa tak langsung di bereskan kakanya?!

Yeji mendelik malas.

"Kak eunbi!" Yeji memanggil kakaknya yang memang belum terihat dari tadi.
"Apa mungkin sudah pergi?" Fikir Yeji.
Namun asumsinya tadi teralihkan ketika ia melihat satu tas yang masih ada di atas meja. Ya itu adalah salah satu tas yang di bawa Eunbi semalam.

"Tapi tas nya masih ada"

Yeji menggeleng perlahan mencoba tak memedulikan sesuatu.

Langkahnya segera menuju dapur untuk membersihkan pecahan beling disana. Untung saja masih ada banyak waktu untuk ke kampus. Jika memang memungkinnkan ia juga akan sarapan di apartementnya saja.

Baru saja Yeji akan membuang beling-beling yang sudah berada dalam pengki itu kedalam tong sampah, tiba tiba telinganya menangkap suara rintihan kecil.

Mata Yeji membulat kala melihat Jam jam berada di kolong meja dapur, tengah menangis.

Yeji bingung harus apa.

"Hey, kenapa mengangis disitu? Cepat keluar," ujar Yeji.

"Dimana ibumu?" Tambahnya, namun tangisan anak kecil itu malah bertambah kencang membuat Yeji benar-benar bingung harus apa.

"Baiklah kemari, jangan menangis disitu"

Gadis kecil itu akhirnya keluar, dengan masih menangis.

"Kau ini menangis kenapa? Karena sudah memecahkan piringku?"

Gadis kecil itu mengangguk takut-takut.

"Tak apa, tak usah difikirkan.. jadi kau  jangan menangis lagi"

Days With Jam-jamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang