002🧁 Tahan, Anna

37 3 0
                                    

"Astaga! Ini dari siapa?" Meskipun terkejut, tapi tak menutup kemungkinan kalau Anna senang. Senang, melihat meja kerjanya dipenuhi yupi.

Teman-temannya termasuk Karina yang juga baru sampai, ikut terkejut melihat meja kerja Anna penuh dengan yupi. Semua orang di kantor ini tahu, kalau Anna, sangat menyukai yupi.

"Kayaknya dari Pak Glen," jawab Bayu yang selalu datang paling awal. Laki-laki itu juga terlihat sedang memakan yupi yang terlalu banyak memenuhi meja kerja Anna itu.

Tak ingin membuang waktu lagi, Anna langsung meletakkan tasnya di kursinya. Lalu berlari menuju ruangan Pak Glen yang terletak di lantai tiga belas.

Setelah kepergian Anna. Mereka, yang satu ruangan dengan Anna. Menghela napas lega, karena akhirnya. Suasana hati Anna sudah kembali normal. Wajahnya juga sudah tidak murung lagi. Harus mereka akui, lebih baik. Melihat Anna marah-marah. Ketimbang melihat Anna membisu diiringi raut kesedihan. Seperti dua hari kemarin.

Anna begitu tergesa-gesa menekan tombol lift. Sudah tidak sabar menemui atasannya yang berhati malaikat itu. Mengingat, betapa meresahkannya Anna di kantor. Anna jadi sedikit merasa bersalah kepada atasannya itu. Karena, selalu menimbulkan masalah. Meskipun masalah yang Anna timbulkan tidak berdampak buruk pada perusahaan. Tapi tetap saja, kelakuan Anna selalu membuat kepala Pak Glen pusing tujuh keliling.

Selain ingin mengucapkan rasa terima kasih karena telah diberi hadiah berupa Yupi yang memenuhi mejanya. Anna juga ingin sekalian meminta maaf kepada pria itu. Anna harap, Pak Glen tidak jengah melihat wajahnya dan tidak mengusirnya dari kantor ini.

Tok! Tok!

Pintu yang terbuat dari kaca tebal itu. Berbunyi setelah Anna ketuk beberapa kali. Dari luar, Anna bisa melihat sosok Pak Glen yang tengah sibuk dengan berkas-berkas yang ada di tangannya. Padahal, jam kerja belum dimulai. Namun, pria itu sudah disibukkan dengan segala urusannya.

"Masuk!" Terdengar suara Pak Glen dari dalam. Anna tak lagi membuang waktu, gadis yang hari ini mengenakan kemeja merah muda dan celana bahan berwarna hitam itu. Langsung mendorong pintu yang terbuat dari kaca itu.

"Kena--"

"Pak Glen! Aaaaa mau peluk dong!" Anna berlari menghampiri meja Pak Glen. Sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Bersiap-siap untuk memeluk tubuh pria itu.

Namun, sebelum Anna benar-benar sampai ke mejanya. Pak Glen sudah beringsut. Menjauh dari gadis alien itu.

"Stop!"

Refleks. Anna menghentikan laju larinya, karena terlalu mendadak. Anna hampir saja terjatuh karena terpeleset.

Gadis itu, sontak langsung menyentuh dadanya. Jantungnya berdetak begitu cepat. Untung saja, Anna mampu mengendalikan keseimbangan tubuhnya. Sehingga, ia tidak perlu merasa kesakitan karena terjatuh ke lantai.

"Sama-sama," kata Pak Glen tiba-tiba.

"Hah?" Anna menatap pria itu dengan kening berkerut.

Pak Glen menghela napas kasar, lantas. Pria itu kembali duduk di kursinya setelah memastikan kalau Anna tidak akan mendekat padanya.

"Kamu ke sini. Mau bilang makasih, kan?"

Anna menganggukan kepalanya. "Iya."

"Ya udah, sama-sama." Pak Glen kembali menyibukan diri dengan berkas-berkas yang memenuhi meja kerjanya.

Anna memilih untuk melangkah mendekat.

"Kenapa Bapak kasih saya yupi sebanyak itu? Bapak enggak mungkin suka sama saya, kan?" Pertanyaan Anna memang terdengar sangat konyol.

KEFANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang