"Bunda jahat sama Anna, Mbak Sarah sama Ayah juga. Jahat sama Anna!" Kalau Kefan berada di sana, bersama mereka. Mungkin, gendang telinga Kefan akan langsung pecah karena mendengar suara Anna yang begitu menggema itu. Sangking lantang dan kerasnya suara gadis yang tidak terima karena merasa dibohongi itu. Sampai-sampai, rasanya rumah megah dan kokoh ini hampir roboh.
"Ih Na. Jangan ngambek gitu dong, Bunda gak bermaksud buat sembunyiin Kefan dari kamu. Bunda tuh sebenernya pengen ngasih tau kamu. Kalo Kefan udah pulang, tapi, Kefannya sendiri yang gak mau ketemu sama kamu." Apa yang dikatakan Bunda barusan, memang benar. Bukan mereka yang ingin menyembunyikan kepulangan Kefan dari Anna. Tapi, Kefan sendiri yang tidak ingin menemui gadis yang sangat menyukai yupi itu.
"Ya udah, berarti Kefan yang jahat sama Anna!" Nada bicaranya selalu naik satu oktaf. Apa tidak sakit telinga mereka? Kefan yang memilih bersembunyi di dalam kamarnya saja. Benar-benar tidak tahan mendengar suara keras Anna. Apalagi mereka yang saat ini sedang berada di dekat gadis itu.
"Nah. Itu baru bener, tuh bocah bangor. Emang jahat sama kamu. Ke. Masa, Pak RT sama Pak RW yang rumahnya jauh. Bisa dia temuin, tapi kamu, yang rumahnya deket enggak bisa dia temuin. Emang kampret tuh anak. Marahin aja Ke, atau, kamu butuh sapu buat mukulin dia?" Dari dulu, bahkan, dari mereka masih kecil. Orang yang selalu Sarah bela. Pasti Anna. Gadis itu terlalu beruntung. Karena selalu dilindungi oleh keluarganya. Sementara Kefan, selalu menjadi korban.
"Sarah, gak boleh gitu ah. Tapi ada benernya juga sih. Emang rada kampret tuh anak. Ya udah Na, samperin aja ke kamarnya. Jangan lupa, bawa sapu. Kamu kayaknya bakalan butuh alat buat mukulin dia." Entah sebenarnya yang anak Ayah itu Kefan atau Anna? Kenapa selalu Anna yang selalu dibela? Sementara Kefan, sengsara dan menderita.
Kefan yang lebih nyaman tidak mengenakan baju saat berada di dalam rumah itu, memilih untuk merebahkan tubuhnya. Menyumpal kedua telinganya dengan earphone. Lalu, salah satu lengan kekarnya. Digunakan untuk menutupi matanya yang terpejam.
Untuk orang-orang di bawah sana. Biarkan saja. Kefan tidak peduli sekalipun sosoknya menjadi sasaran utama untuk bahan amukan mereka. Lagipula, Kefan sudah bertemu dengan Anna di pesta malam itu. Lalu, untuk apa masih diperdebatkan? Anna memang selalu seperti itu. Lebay dan selalu berlebihan.
Beruntungnya, pintu kamarnya terkunci rapat. Jadi, tidak ada akses untuk gadis itu memasuki kamarnya dan menemuinya. Lagipula, untuk apa masih dipertanyakan jika sudah terlihat jawabannya di depan mata.
Bunda, Ayah dan Sarah yang selalu menyuruhnya untuk segera menemui Anna setelah kepulangannya. Pasti langsung mengerti sekarang. Kenapa, Kefan memilih untuk bersembunyi dari gadis itu. Dan, mencari waktu yang tepat untuk menemui gadis itu. Lihat sekarang, Anna seperti gadis yang kerasukan Nyi Blorong.
Kefan harus mengumpulkan energi sebanyak mungkin, ia harus bangun lebih pagi. Karena besok, Kefan akan memulai hari pertamanya sebagai ketua humas yang baru.
🧁🧁🧁🧁
Pukul 05:30, Kefan jadi orang terakhir yang bergabung dengan mereka di meja makan. Bunda terlihat begitu sibuk membawa makanan dari dapur ke meja makan, Ayah yang sudah rapih dan tampan dengan setelan kerjanya. Tengah mengaduk-ngaduk kopinya. Sementara Sarah. Si cewek bumi itu, sedang sibuk dengan ponselnya.
Karena semua orang tampak begitu sibuk. Kefan pun memutuskan untuk mengambil beberapa kotak susu kacang hijau kesukaannya. Satu untuk diminum langsung, sisanya ia masukan ke dalam tas kerjanya. Kefan tidak bisa, tanpa susu kacang hijau itu.
"Berangkatnya bareng sama Anna, aja, Fan. Kalian kan satu kantor." Bunda meletakkan piring yang sudah terisi penuh oleh nasi beserta lauk pauknya. Ke hadapan Kefan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEFANNA
ChickLitCover by : @arakim_design Keanna memiliki banyak alasan mengapa dia harus bertahan. Salah satunya, yaitu. Demi cinta pertamanya. Yang tak lain, adalah tetangganya sendiri, teman masa kecilnya. Keanna yang dijuluki sebagai cewek alien itu. Selalu me...