14: Ritual

2.7K 494 60
                                    

CHAPTER 14:
Ritual

[playlist: Isaac Hong – I Think I Know]

***

Pekan pertama di bulan Desember

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pekan pertama di bulan Desember.

Secara sukarela, Jaehyun mempersilakan apartemennya menjadi titik temu acara perkumpulan sirkel sembilan tujuh. Lokasi telah dibagikan pada grup chat mereka. Kesepakatan yang dibuat secara mufakat berbunyi, open house dimulai sejak pukul empat sore. Pemotretan untuk sebuah sampul majalah telah Jaehyun selesaikan satu jam sebelumnya.

Tiga puluh menit singgah di sebuah minimarket untuk berbelanja. Dapur apartemen kini menjadi tempat idol berusia awal dua puluhan itu beraktivitas. Sibuk ia menggeluti peralatan masak dan bahan masakan. Tidak ada kata buru-buru sebab Jaehyun yakin sekali, teman-temannya tidak akan datang tepat pukul empat.

Sesungguhnya, Jaehyun bisa saja memesan makanan di luar tanpa harus repot-repot memasak sendiri begini. Namun, entahlah. Jaehyun seperti sedang semangat-semangatnya menyusahkan diri sendiri. Belum sepenuhnya selesai dengan urusan olah-mengolah, bel apartemen berbunyi.

Jaehyun lirik jam dinding yang memang telah menunjukkan pukul empat lebih dua puluh menit. Pisau diletakkan, potongan buah pun ditinggalkan. Seusai membasuh tangan, Jaehyun meniti langkah menghampiri pintu depan. Soal tamu pertama, Jaehyun tak membuat terkaan siapa-siapa. Namun, cukup mengejutkan menemukan perempuan jelita yang kontan ia sapa pelan,

"Rose."

Mengejutkan, sebab sependek pengetahuan Jaehyun, Rose punya segudang kesibukan yang mustahil untuk dikesampingkan hanya demi sebuah acara perkumpulan. Tidak salah memang. Rose pun datang dengan tampilan lebih dari biasa.

Gaun marun motif garis menutup setengah pahanya ditimpa mantel hitam. Riasan masih menempel jelas di wajahnya yang jelita. Dan, senyuman manis yang terkuak sanggup menambah kadar kecantikan perempuan itu berkali-kali lipat.

Jaehyun yakin, siapa pun yang memandang dalam jarak sedekat ini akan sama terpananya, sama berdebarnya seperti ia. Kendati begitu, Jaehyun upayakan ketenangan mendiami raut. Berikut, ia lepas satu senyuman tak kalah manis sebagai balasan.

"Maaf, aku terlambat. Aku baru selesai pemotretan."

Rose sudah berusaha segegas yang ia bisa untuk mencapai tempat ini sehabis mengusaikan pekerjaan bersama memberinya menjadi model untuk brand lensa mata. Pintu direnggangkan Jaehyun kemudian.

"Kamu memang terlambat, tapi yang lain jauh lebih terlambat."

Cukup kaget Rose mendengar itu. Cukup resah ia membayangkan bagaimana situasi antara ia dan Jaehyun akan berlangsung selama beberapa saat ke depan di apartemen yang diakuinya mengagumkan dan yang hanya dihuni oleh mereka berdua.

"Kamu tidak datang bersama Lisa?"

Jaehyun menutup pintu setelah Rose sungguhan menapak lantai apartemennya, meski setengah ragu.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang