"Ehh Syifa, Fanya. Kamu ada di sini." Teriak Meira terkejut. "Ya ampun, tante kangen banget huhh. Kalian lama gak main kesini. Kapan kalian sampai di Jakarta?." Meira langsung memeluk kedua cewek tersebut. Dan setelah acara peluk pelukan selesai mereka bertiga duduk di meja makan sambil bercanda.
"Hehe maaf ya Tan, Syifa baru sempet kesini soalnya kan, kemarin Syifa sibuk pindahan sama ngurus beberapa dokumen yang di perlukan untuk sekolah SMA di sini."
"Ma, Papa ke kamar dulu ya. Mau ngecek beberapa proposal yang belum selesai." Pamit Farhan. Dan di jawab anggukan oleh Meira.
"Ma, aku juga mau ke kamar dulu." Pamit Gaza.
"Ehh bentar dong. Kamu udah sapa Syifa sama Fanya belum?."
"Udah." Jawab Gaza singkat.
"Bohong tante, orangan dia malah ngomel ngomel kok."
"Kapan gua ngomel."
Syifa mengernyitkan dahinya, seperti orang yang sedang mengingat sesuatu. "Emm, tadi kayaknya." Adu Syifa ragu.
"Serah." Jawab Gaza tanpa pembelaan dan langsung bergegas ke kamar. Karna ia juga harus mengerjakan laporan yang di minta oleh Pak Bambang.
"Kamu ini Syifa. Bohongnya gak cantik banget. Emang Gaza pernah ngomel. Orang ngomong aja jarang." Ujar Meira sambil terkikik geli. Dan tanpa sepengetahuan mereka semua, Gaza mendengar jelas suara Meira. Tapi ia tidak membalas ejekan sang Mama. Karna males saja berdebat dengan Mamanya.
"Emang iya tan." Ujar Syifa antusias. "Dulu tante nyidam apa sih pas hamil kak Gaza?."
Meira mengernyitkan dahinya. "Kayaknya dulu tante cuma ngidam pengen ke puncak makan jagung bakar deh, tapi naik helikopter." Jawab Meira Santai.
Syifa dan Fanya membuka mulutnya lebar. "Pantes anaknya aneh. Orangan nyidamnya aneh juga, gak masuk akal." Syifa langsung tertawa terbaha-baha.
"Tapi ganteng kan?." Tanya Meira dengan bangga. "Tuh buktinya Fanya suka sama Gaza." Goda Meira.
Pipi Fanya bersemu merah. Benar saja ia ketahuan suka sama Gaza. "Ehh, apaan sih tante." Jawab Fanya malu.
"Gak apa-apa atuh neng. Emang anak tante itu ganteng. Banyak yang naksir juga." Goda Meira.
"Lampu ijo nih Nya." Sahut Syifa.
Sedangkan Gaza yang mendengar pergibahan ketiga wanita itu hanya bisa bergeleng-geleng. Apa lagi Meira selaku Mamanya malah ikut menggosipkan dirinya.
Tak ambil pusing Gaza kembali berkutat dengan laptopnya agar laporan yang ia buat bisa selesai tepat waktu.
***
Hari ini adalah hari yang sibuk bagi Gaza. Karna hari ini jadwalnya sangat padat. Setelah merapikan meja belajar dan memasukkan buku serta laporan yang di minta Pak Bambang, Gaza berjalar keluar kamar dengan memakai baju kebanggaan sekolahnya dengan tas serta almamater OSIS SMA Galaxi.
"Morning." Sapa Gaza.
Walaupun ia tergolong anak pendiam serta irit bicara. Setiap pagi Gaza tak pernah absen untuk menyapa orang tuanya. Bukan karna alay atau pencitraan. Sebab sedari dulu ia di biasakan oleh Meira untuk melakukan hal kecil, seperti menyapa, meminta maaf jika salah, berterimakasih, dan lain sebagainya.
Bagi banyak orang mungkin kebiasaan tersebut seperti tidak penting atau bahkan memasukkan kebiasaan tersebut ke dalam golongan alay, tapi tidak berlaku untuk keluarga Grane. Karna bagi mereka semua hal yang besar di mulai dengan hal-hal yang kecil.
"Morning to anak kesayangan Mama." Jawab Meira.
"Morning." Ujar Farhan.
Gaza mengambil nasi goreng yang sudah di siapkan oleh sang Mama, tanpa menyadari ada seseorang yang ikut bergabung dengan acara sarapan keluarganya. Setelah acara sarapan selesai Gaza berpamitan dengan Meira dan Farhan.
"Nak Fanya bareng kamu ya, kasihan dia sendiri. Tadi Syifa berangkat ke sekolah lebih awal katanya ada tugas yang belum selesai." Di sisi lain Fanya sedang senam jantung karna takut kalau Gaza marah.
"Iya." Dan ternyata di luar ekspetasi Fanya. Gaza mau menerima permintaan Meira untuk berangkat bersama dengan Fanya.
Meira tersenyum tipis. Lalu kenyenggol lengan Fanya. "Tuh kan, apa yang tante bilang, boleh kan. Makanya jangan di biasakan untuk berpikiran negatif terlebih dahulu." Bisik Meira pada Fanya.
Fanya tersenyum malu. "Makasih ya kak." Ujar Fanya. Dan hanya di bales anggukan ringan oleh Gaza.
Gaza masuk ke dalam mobilnya dan di susul oleh Fanya. Setelah memastikan Fanya sudah masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Gaza melajukan mobilnya keluar perkarangan rumahnya dan menuju jalan ke sekolahan.
Tidak ada yang spesial bagi Gaza. Berangkat dengan orang lain maupun berangkat sendirian, karna bagi Gaza tidak ada yang berbeda. Di mobil Fanya dan Gaza hanya diam saja. Gaza fokus dengan jalanan dan Fanya hanya duduk terdiam di samping Gaza.
Ting
Suara notif hp Gaza. Tak butuh waktu lama Gaza membuka layar hpnya dan melihat notif di hpnya. Gaza tersenyum tipis. Sedangkan Fanya yang melihatnya merasa aneh. Baru kali ini, selama ia mengenal Gaza melihatnya tersenyum walaupun sangat tipis.
"Apa jangan jangan kak Gaza punya cewek ya?." Tanya Fanya dalam hati. "Tapi kalau dia punya cewek kenapa Tante Meira dan Syifa gak pernah cerita sama aku ya?." Fanya terus saja bertanya pada dirinya sendiri. Ia sangat ingin tau tapi ia bingung mau bertanya dengan siapa.
Tak terasa mobil Gaza sudah memasuki area sekolah. Gaza langsung memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Sebenarnya ia jarang membawa mobil ke sekolah. Tapi berhubung Meira memintanya untuk menebengi Fanya. Maka ia membawa mobil.
Siswa SMA Galaxi menghentikan aktivitasnya. Mereka semua menatap siapa pemilik mobil yang tampak asing bagi mereka semua. Setelah menunggu lama mereka di kagetkan oleh Gaza yang turun dari mobil tersebut dan di susul oleh wanita. Yang tak lain adalah Fanya.
Gaza berjalan dengan santai dengan penuh wibawa. Sedangkan Fanya berjalan dengan kelapa yang tertunduk.
"Ehh itu kan Kak Gaza, ketos kita."
"Iya betul."
"Itu siapa ya, gak biasanya Kak Gaza berangkat bareng cewek. Selama ini gua gak pernah lihat Kak Gaza bareng sama cewek. Sama Syifa pun gak pernah lihat, padahal Syifa dan kak Gaza sepupuan loh."
"Masak sih? gua baru tau kalau Kak Gaza sama Syifa sepupuan."
"Atau mungkin itu pacarnya ya?."
"Ehh tunggu tunggu, itu bukannya Fanya ya, anak X MIPA 1 temenya Syifa? Yang lulusan dari Bandung."
"Ehh iya, betul itu Fanya temennya Syifa sepupunya Kak Gaza."
"Pantes sih bisa gercep, orang koneksinya baik."
"Dasar bitch bisa bisanya ia gunain koneksinya buat deketin Gaza."
Itulah gibahan para perempuan SMA Galaxi. Fanya hanya tertunduk malu atas penghinaan yang ia terima dari teman seangkatannya serta kakak kelasnya. Sedangkan sangat berbanding terbalik dengan Gaza yang nampak berjalan dengan santai tanpa menanggapi omongan mereka semua.
TBC
Helow guys akhirnya update juga. BTW makasih ya yang udah vote dan komen di part satu kemarin.Jangan lupa tandain kata kata yang typo atau kurang ya guys. Biar nanti aku ganti :-*
JANGAN LUPA VOTE, KARNA VOTE ITU GRATIS PAKEK BANGET ‼️
DAN JANGAN LUPA FOLLOW IGKU @ARNYNZ_053
THANK YOU.SEE YOU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaza
Teen FictionWARNING ⚠️ • Tidak menerima SILENT READERS. • Tidak menerima plagiat berupa apapun. • Membaca WAJIB VOTE dan KOMEN. ================================ Mustahil jika semua orang tak mengenal sosok Gaza. Ya, Arasha Gazava Grane. Laki laki penuh miste...