bab 10 : Akhir pekan.

1.7K 151 1
                                    

Disinilah mereka saat ini.

Menyiapkan sebuah piknik kecil seperti biasa dihalaman rumah Aira dan beberapa permainan monopoli dan kartu Remi.

Kayana mengatur tempat duduk dengan menggelar tikar di ayat rumput hijau, Reynard bertugas untuk membawa makanan dari dapur. Sedangkan Aira, dia sedang merawat tanaman mencabut rumput liar dan memotong dahan tua.

Ini masih pagi dan udaranya segar mereka memilih untuk bermain terlebih dahulu, makanan pun belum siap jadi disinilah Reynard membawa kotak permainan acak yang diberikan Tante Naira kepadanya.

"Kalian ingin sarapan apa? Biar Tante siapkan." Naira bertanya ramah dengan senyuman keibuan miliknya.

Kayana balas tersenyum tak kalah ramah.

"Nanti saja Tante, kami belum lapar!"

Aira yang sibuk berkutat dengan tanamannya menyahut menolak tawaran Kayana, "Aku ingin waffle!"

"Aku bertanya dengan Kayana, sayangku~"

Balas Naira gemas melihat kelakuan sang putri.

Kayan tersenyum, waffle adalah makanan kesukaannya.

"Bagaimana denganmu Kayana? Apa kau mau waffle saja?"

"Jika Tante tak keberatan."

"Kau sopan sekali! Tidak apa-apa aku akan membuatkan ya untuk kalian bertiga."

Selepas itu Naira pergi ke dapur bersiap membuat sarapan manis untuk ketiga anak tersebut.

"Aira kau butuh bantuan?" Kayana berjongkok disamping Aira yang sedang mencabut rumput liar.

"Aku belum menyiram bagian disana, bisa kau lakukan?" Aira menunjuk ujung taman yang ditumbuhi mawar dan bunga sepatu, ada juga Kamboja serta pohon Magnolia yang ia dapat tahun lalu.

"Oke!" Kayana mengambil selang biru panjang dan memasangnya pada keran didekat beranda pintu masuk dapur.

Mulai menyirami tanaman yang ditunjuk.

Reynard disisi lain mengurus pertanian mini dan hidroponik milik Aira, membantunya untuk membersihkan botol-botol yang telah berlumut dan memperbaiki pipa yang bocor. Jangan melihat dari penampilannya yang seperti anak bule kaya raya dia dulu selalu melakukan pekerjaan kasar diajari ayah tirinya.

"Maaf Rey! Kau harus melakukannya."

Reynard menoleh melihat Naira membawa nampan teh dingin yang segar dengan potongan lemon diatasnya.

Reynard tersenyum dan menggelengkan kepalanya ringan.

"Gak papa Tante! Sekali-sekali bermain dengan tanaman! Rasanya cukup enak menanam seperti ini! Mungkin bisa dicoba dirumah paman!" Reynard terkekeh manis.

"Itu sebenarnya hobi Mas Nathan untuk merawat tanaman, sepertinya Aira menyukainya juga jadi mereka berdua mengurus taman kecil ini. Tante hanya melihat dan membatu menyiram saja." Naira sedikit tertawa hangat saat menceritakan kenangan kecilnya.

Reynard tiba-tiba ingin bertanya sesuatu," Tante, saya ingin bertanya." Dan dia menyeringai.

"Hm? Apa?"

"Dia memiliki sifat yang diwariskan dari siapa?" Reynard bertanya, pertanyaan yang cukup sensitif.

"Mungkin sebagian besar dari Nathan. Tapi juga dariku bila ia marah, Aira tidak memiliki rasa kompetitif yang tinggi seperti Nathan kadang dia juga tak berbicara seharian malah dia lebih ekspresif bila bersama kalian! Sebab itu aku bersyukur bahwa Aira berteman dengan Kalian." Naira dengan lembut menjelaskan, memandang sang putri yang tengah tertawa bersama.

Stuck in Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang