Bab 31

444 27 0
                                    

"Paman!"

Daniel mendengar suara yang familiar baginya, ia menoleh melihat putri temannya yang duduk disampingnya.

"Aira...baru pulang sekolah?" Daniel bertanya dengan senyuman kecil.

"Ya! Aku baru dari apartemen paman!" Gadis itu meletakkan ranselnya di kursi panjang.

"Ibu dimana?" Gadis itu bertanya, melihat rumahnya hanya ada pamannya dan sang ayah.

"Ibu sedang pergi arisan," Nathan yang menjawab membawa nampan, penuh dengan kue kering dan dua cangkir kopi.

"Kenapa mencari ibumu?" Gadis itu hanya tersenyum hingga memperlihatkan giginya yang rapi.

"Gak ada! Cuma kangen! Paman ngapain kesini?" rambut hitam itu bergoyang saat menoleh ke Daniel.

Ia heran tumben sekali sang paman datang kerumahnya, biasanya hanya datang ke kantor sang ayah. Mengambil kue kering, Aira memakannya dengan santai.

Sedikit bertanya pada batin, sejak kapan mereka menjadi sangat akrab? Gadis itu mengangkat bahu, bukan urusannya juga.

"Ayah yang mengajaknya kesini, juga kalau kerja dirumah suasananya bisa santai daripada di kantor."

Aira mengangguk mengerti dan mengulurkan suara 'oh' panjang.

"Ayah akan makan malam di luar hari ini."

Perkataan dari sang ayah membuat gadis itu melihatnya, dengan muka cemberut dia berkata.

"Mengapa?~" rengeknya

"Hari ini ayah ada urusan di luar dengan Daniel."

Sang paman Reynard hanya berdehem, dan mengambil cangkir teh miliknya, meminum isinya secara perlahan.

"Terus aku gimana? Ibu biasanya kalau arisan pulangnya lama!" Keluh gadis itu.

"Ajak saja Yana kesini, biar rumah tak sepi. Juga...sudah lama mereka tidak mampir kesini bukan?" Aira termenung, memang benar sudah lama dirinya tidak mengajak kedua sahabatnya ke sini.

Dengan pasrah gadis itu mengangguk, 'toh, entar buat pesen OKJEK aja.'

Seolah bisa membaca pikiran sang putri, Nathan berkata "Ayah akan meninggalkan uang untuk mu memesan makanan."

Senyuman seperti di iklan Pepsodent muncul, gadis itu memeluk sang ayah dan mencium pipinya.

"Hehehe! Sayang ayah!"

Setelah itu gadis itu kabur keluar rumah.

"Dia terlihat mirip denganmu," ucapan itu berasal dari Daniel.

Nathan melihat temannya, dan tersenyum.

"Bagaimanapun dia anakku."

Pernyataan itu dibalas dengan dengusan. Mengambil kue kering dari piring dan memakannya dengan perlahan, hal itu mendapatkan atensi dari Nathan.

"Ada apa?" Daniel bertanya, risih dengan tatapan yang tertuju padanya.

"Bagaimana?" Alih-alih menjawab Nathan malah bertanya balik.

"Bagaimana apa?" Terlihat kerutan tipis di dahi Daniel.

"Rasanya tentu saja!"

Daniel berpikir sebentar, menajamkan indera pengecap nya.

"Enak, tekstur luarnya renyah namun dalamnya lembut. Rasa susu dan kejunya juga merata,"

Nathan tersenyum lebar, mengangguk kepala puas.

"Buat sendiri?"

Nathan mengangguk, dengan senyuman lembut pria itu memakan kue kering tersebut.

"Ya,dibantu oleh Aira."

Stuck in Novel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang