24

3K 265 45
                                    

~Happy Reading All~

3 hari sudah Haruto di berada di Jeju. Urusan bisnisnya sudah selesai sejak 1 hari lalu,dan ya sekarang ia akan menyelesaikan urusan pribadinya dengan Jeongwoo dan Hiro.

Haruto sudah bertekat bahwa ia akan membawa Jeongwoo dan Hiro pulang ke Seoul dan bertanggung jawab atas semuanya.

Tapi kembali lagi jika seseorang sudah mendapat luka yang besar tidak akan pernah sembuh dengan mudah Bukan?

Apalagi bukan hanya 1 yang Haruto sakiti tapi 2 orang sekaligus ia sakiti. Dari mulai Jeongwoo yang ia menghancurkan kehidupan masa depannya dan mimpinya. lalu Hiro, Putranya yang ia tolak kehadirannya.

Apa masih bisa kedua orang yang telah ia sakiti itu memaafkannya?Apakah bisa ia memanggil Hiro sebagai Putranya disaat ia pernah menolak kehadirannya?

Kini Haruto sedang duduk di bangku taman dekat SD tempat Hiro sekolah, ia tengah menunggu Hiro pulang sekolah.

Beberapa menit kemudian ia melihat beberapa anak SD yang keluar dari gerbang, lantas ia berjalan menuju gerbang SD tersebut.

Tepat saat ia sampai di depan gerbang sekolah, dapat ia lihat Hiro yang sedang berjalan sambil menundukkan kepalanya.

"Hiro" panggil Haruto

Tubuh Hiro sedikit tersentak ketika mendengar suara Haruto, kemudian ia mengangkat kepalanya untuk melihat Haruto.

Dapat Hiro lihat wajah haruto yang tersenyum kepadanya, membuat Hati kecilnya Ingin sekali ia memanggik orang dihadapannya ini dengan sebutan Papa.

'Papa' batin Hiro

"O-oh Kak Haru, ada apa?" Tanya Hiro

Haruto sedikit meringis ketika Hiro memanggilnya dengan sebutan "kak", bolehkah ia memberi tahu anak dihadapannyan ini bahwa ia adalah Ayah kandungnya.

"Hmm kakak hanya ingin bertemu dengan mu saja" jawab Haruto

Hiro hanya diam sembari memandang haruto

"Boleh bicara sebentar?" Tanya Haruto

"Uhmm boleh" jawab Hiro

"Kita bicara di taman saja ya?" Tanya Haruto dan mendapat anggukan dari Hiro

Merekapun duduk di bangku yang tadi Haruto tempati.

"Hiro cuma sendiri? Leo kemana?" Tanya Haruto

"Leo sakit" jawab Hiro dan terus menundukkan kepalanya

Percayalah meski ia sudah tahu masalah orang tuanya dan tahu bahwa orang yang ada dihadapannya ini adalah Ayah kandungnya yang menolak kehadirannya, Hiro masih anak kecil pada umumnya yang masih haus akan kasih sayang orang tuanya,apalagi kasih sayang dari seorang ayah yang tak pernah ia dapatkan.

Ia terus menundukkan kepalanya karena menyembunyikan genangan air mata yang ia tahan di pelupuk matanya, air mata bahagia sekaligus air mata kesedihan.

"Hiro, Bagaimana kabar ibu mu?" Tanya Haruto

"Mama?mama baik-baik saja, kenapa kakak bertanya? Kakak kenal dengan Mama?" Tanya Hiro, hanya satu yang Hiro pikirkan saat ini Berpura-pura tidak tahu apa-apa untuk menutupi semua luka dihatinya.

To My First I'm Sorry and I Miss You [HAJEONGWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang