4. END

652 72 13
                                    

Seberkas cahaya lemah dari luar jendela adalah hal yg paling pertama kali dapat di tangkap oleh haechan ketika ia membuka mata .

Haechan memandang ke sekeliling nya. Lampu tidur di sisi ranjang nya menyala memberikan warna tourquise yg lembut .

Ia ada di mana?

Haechan mengusap mata nya , mengingat ingat apa yg terjadi.

Di mulai dari paksaan kakak nya untuk menjual diri hingga akhirnya tertidur di sebuah ranjang besar dan mewah .

Tubuh nya sangat sakit ketika bergerak .ia juga merasa beban berat pada tubuh nya seolah ada seseorang yg memeluknya.

Haechan mencoba fokus dan terkejut ketika menyadari sepasang tangan memeluk tubuh nya yg telanjang tanpa sehelai benang.

Haechan melihat tangan Kokoh yg di selimuti otot dan bulu cukup lebat seorang pria melingkar erat di tubuh nya.

Haechan hanya berani melihat tangan itu ,tetapi tidak dengan wajah nya.
Haechan takut. Terlalu takut sampai mata nya memanas .

Air mata nya jatuh bersamaan dengan rasa sakit pada organ intim nya saat ia mencoba bergerak menjauhi pria itu.

"Haechan udah nggak perawan lagi" tangis nya memecah hening .

***

"Hiks!"

Suara tangis seorang gadis membuat Mark mengerang kecil .

Mark mencoba mengabaikan nya ,namun suara itu semakin kencang melewati indera pendengaran.

Lagi dan lagi sampai tidak ada pilihan lain bagi pria berambut hitam itu untuk bangun .

Mark membuka mata dan melihat sosok yg tengah sibuk menangis itu adalah sosok gadis yg beberapa saat lalu telah bercinta dan membantu memuaskan hasrat nya.

Haechan tidur dalam posisi miring dan memunggunginya,tubuh nya bergetar karena tangisan nya yg tersedu sedu.

Mark memijat pelipis, melihat Jam tangan di samping kiri nya tidur .
Pukul empat pagi?

Mark mengusap separuh wajah nya dengan turut mengumpat kecil ,"sial!"

Haechan yg tampak nya Mendengar umpatan kecil mark tiba tiba terkejut.
Tangisan yg sempat terhenti kembali meledak .

Haechan bahkan turut menjaga jarak dengan Mark .hal itu terbukti dengan posisi tubuh haechan yg semakin menepi menjauhi mark dengan setia memunggungi nya .

Mark tiba tiba merasa bersalah.
Ia tidak bermaksud untuk mengumpat ,sungguh .

Ia hanya kesal karena tadi malam ia telah kehilangan akal dan kontrol .

"Maaf " Mark meraih pergelangan tangan haechan lalu memaksa tubuh ramping nya bangun ,tetapi gadis itu masih setia menangis sambil menutup wajah nya .

"Apa aku begitu menakutkan baginya?"

Mark terganggu dengan pikiran nya tersebut.

"Kenapa kamu suka sekali menangis?"Mark menarik tubuh haechan mendekat ,lalu mengangkat tubuh nya yg ringan ke atas pangkuan.

Mark melembutkan pelukan nya karena tubuh gadis itu tiba tiba mengigil ketakutan.

"Tadi malam pun kamu juga menangis "

lagi lagi hanya keterdiaman dan sesegukan keras haechan yg menjadi balasan atas rasa bersalah Mark .

"Kenapa masih menangis?" Mark membelai lembut punggung haechan .
Menciumi puncak kepala nya berkali kali agar gadis itu kembali tenang.

Dalam pelukan Mark, haechan bisa merasakan betapa kecil tubuh nya .
Ia merasa masih tujuh belas tahun dan harus kehilangan keperawanan nya bersama pria asing yg saat ini tengah memeluk nya .

Tiba tiba tangisan nya kembali meledak dan haechan merasa betapa Kekanak-Kanakannya dirinya .

"Kenapa menangis lagi?" Bisik Mark .

Haechan menggeleng, Ia sama sekali tidak tahu mengapa dirinya tidak bisa berhenti menangis .yg pasti rasa takut menggelayuti nya sekarang .

Haechan merasa kotor dan tidak percaya diri .

"Haechan ta-takut"

Mark melepas pelukan, beralih menangkup wajah haechan yg saat ini bersimbah air mata . Mata nya merah dan bengkak .

"Om akan tanggung jawab, Jadi jangan takut lagi "

Mark mendekatkan wajah nya , menyatukan bibir nya dengan bibir haechan .Mencium nya lembut penuh kasih ,Tetapi lagi lagi haechan masih belum bisa berhenti menangis .

Mark tidak bisa menyalahkan haechan . Gadis itu masih kecil dan wajar kalau ia merasa sangat takut .
Apalagi ini pertama kali bagi haechan.

Mark melepaskan bibir nya sementara dan memandangi
haechan yg terisak.

"Buka mulut mu "

Haechan memberanikan diri untuk menatap wajah Mark , perlahan ia berusaha membuka mulut nya dan Dengan tangkas Mark menjejalkan lidah nya ke dalam mulut haechan .

Kali ini cukup berhasil , haechan bisa lebih tenang .kedua tangan gadis itu Bahkan mulai terangkat naik untuk memeluk leher Mark .

Ciuman itu baru berhenti setelah haechan berhenti menangis dan mulai menikmati keintiman yg Mark berikan .

"Haechan sudah punya pacar?" Tanya Mark sambil memandangi wajah haechan yg merah padam .

Haechan menggeleng malu .
Wajah nya memerah karena perlakuan intim Mark kepada nya barusan .

Haechan tidak pernah di cium seperti ini oleh orang lain, Pacaran pun tidak pernah .

Mark tersenyum kecil,"apa kamu mau jadi pacar om?"

Haechan merasa wajah nya memanas,
Jantung nya berdebar sampai takut jika jantung nya akan keluar .

Baru kali ini haechan merasa seperti ini .ia tak memungkiri banyak teman satu kelas bahkan senior yg ingin menjadi kekasih nya ,tetapi tidak ada satupun yg Haechan terima .

"Kenapa diam?" Mark menjepit dagu haechan ,menatap nya intens sampai haechan gugup .

"Ma-u" haechan mengangguk dan pada saat itu juga ciuman itu kembali datang .

Mark mencium bibir nya lagi dan haechan tidak bisa memungkiri bahwa ia sepertinya memang telah jatuh cinta untuk pertama kali .

Cinta pertamanya jatuh pada pria 29 tahun....lebih tua darinya .

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It,s Only MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang