2

487 53 8
                                    

Mark memijat keningnya yg tidak sedikitpun sakit.

Cucu? Sejak kapan bubu berpikiran terbuka seperti itu?

Mark menggelengkan kepala, mencoba fokus pada putar kemudinya. Ia mengabaikan segala omong kosong Lucas tentang wanita dan segala hal vulgar yg berkaitan dengan wanita yg di anggapnya sebagai objek seksual.

"Rumahnya yg mana?" Mark melihat sekeliling begitu mobilnya melewati sebuah gang .

"Belok kiri" Lucas menunjuk pada pohon palem.

Mark menuruti instruksi , mengemudikan mobilnya dengan pelan .

Sebuah rumah megah muncul dari kegelapan di ujung jalan, cahaya berkilauan pada kaca kaca jendela .
Bermacam macam mobil telah banyak terparkir .

"Sampai" Lucas berseru seraya merapikan kemeja nya yg tampak sedikit kusut .

Mark keluar dari dalam mobil dengan menghembuskan nafas malas.
Suara gemericik air mancur di kebun belakang menyambut kedatangannya.

Saat akan mengunci mobil, suara lain terdengar membuat perhatian nya teralih sejenak .

"Haechan nggak mau masuk ,kak" suara rintihan kecil di sertai tangis terdengar di telinga Mark .

"Diam dan nurut aja sama kakak" suara lain membalas dengan nada tak sabar .

"Tapi besok haechan sekolah"

"Ngapain sih masih sekolah? Keluarga kita nggak punya duit buat bayarin Lo sekolah"

Mark menajamkan indera penglihatan nya. Mata nya menyipit, mencoba melihat lebih jelas dua sosok yg tengah berbicara tegang di bawah pohon rindang .

Pinggang ramping, rambut panjang melambai mengikuti angin malam yg berhembus kencang. Gaun ketat yg di pakainya membuat kulit pahanya terekspos.

Gadis itu berkali kali mencoba menurunkan gaun nya agar menutupi paha ,tetapi berujung sia sia . Setidaknya itulah yg dapat Mark lihat,
Ia tidak dapat melihat wajah nya secara pasti karena gadis itu tengah memunggunginya.

"Tugas Lo mudah. Tinggal layani pria pria kaya itu ,tunggu sampai mereka puas terus ngasih Lo duit .baru deh gue bolehin Lo pulang "

Pria asing itu menyentuh bahu si gadis , " cuma ini satu satunya cara biar hutang keluarga kita lunas "

"Tapi haechan nggak mau"

Mark terdiam begitu gadis itu memutar tubuh menghadap nya langsung , hanya semak semak tinggi tak terawat yg memisahkan mereka .

Mark akhirnya bisa melihat wajah gadis itu. Pipinya yg cubby seperti anak kecil, bulu mata lentik yg melingkari mata nya yg indah .
Bibir penuh dan padat warna merah menyala alami Tampak menggoda .
Dada padat dan berisi menyembul di balik gaun potongan rendah .

Gadis itu menangis ,membuat jantungnya berdegup.
Ada yg aneh. Kenapa jantungnya bergejolak seperti ini .

Seolah menyadari ada sosok lain yg tengah memperhatikan dari jauh ,gadis itu mengangkat kepala .
Saat matanya yg akan bertemu pandang dengan mata Mark ,tiba tiba seseorang datang .

"Malah bengong , pestanya udah mulai nih!" Lucas menepuk bahu Mark .

"Lagi liatin apa sih?"

Tidak mau menimbulkan suara gaduh atau pertanyaan, Mark berdecak dan pergi meninggalkan lokasi untuk masuk ke dalam rumah sungchan.
Di belakang,Lucas berlari mengikuti langkah mark.

"Hei, Tungguin dong!"

Begitu memasuki halaman telah banyak tamu yg berdatangan, ada beberapa yg di antara mereka yg Mark kenal.

It,s Only MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang