Lisa memeriksa ponsel di tangannya dengan cemas, seperti yang selalu ia lakukan beberapa bulan terakhir ini.
Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Wanita bermata hazel juga merasa gugup karena tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri setiap kali ia melihat layar ponsel tanpa pemberitahuan dari Jennie.
Sudah berapa lama itu terjadi?
Tiga bulan.
Benar.
Tiga bulan.
Apa tiga bulan tidak cukup lama untuk Jennie?
Masih jelas di ingatan Lisa saat wanita bermarga Kim duduk di hadapannya tiga bulan yang lalu.
Jennie memberitahu bahwa ia perlu waktu untuk berpikir tentang hubungan mereka.
Lisa bahkan tidak bisa menyembunyikan air matanya pada apa yang Jennie katakan. Ia saat itu tidak mengerti dan tidak pernah terbayangkan di benaknya bahwa ada sesuatu dalam hubungan mereka yang tampaknya tidak berhasil.
Jennie menatap dengan tulus ke mata hazel yang tak henti meneteskan air mata.
"Kita butuh waktu untuk diri kita sendiri." Ia bergumam
"Ini hanya untuk sementara."Dan Lisa akhirnya menerima keputusan itu karena ia berpikir jika itu hanya untuk sementara, meskipun Lisa tidak tahu berapa lama waktu sementara itu.
Lisa akan tetap menunggu dan ia percaya mereka akan berpegangan tangan lagi dan semuanya akan baik-baik saja.
Namun, kenyataanya tidak seperti itu.
Beberapa minggu pertama terasa lambat bagi Lisa dan ia harus menahan diri seperti orang gila untuk tidak melihat Jennie.
Kemudian minggu-minggu berubah menjadi bulan dan Lisa akhirnya terpaksa menghubungi Jennie.
Panggilan tak terjawab, pesan yang bahkan tidak dibaca dan banyak upaya yang Lisa lakukan untuk menghubungi Jennie namun tidak ada yang Lisa dapatkan sebagai balasannya.
Mungkin Lisa diminta untuk menunggu lebih lama lagi.
Mungkin itu yang Jennie inginkan.
Tetapi Lisa bersumpah jika hatinya sudah semakin hancur setiap kali hari baru berakhir tanpa menerima sedikitpun kabar dari Jennie.
Lisa berusaha mencari kekasihnya, ia takut sesuatu yang buruk telah terjadi pada Jennie, tetapi wanita bermarga Kim justru menghindarinya dengan cara apapun.
Dan di sanalah Lisa sekarang. Duduk di bangku taman yang sering keduanya kunjungi ketika mereka masih menjadi pasangan bahagia.
Lisa menatap layar ponsel yang tidak pernah lagi menampilkan notifikasi dari Jennie.
Wanita Kim tidak pernah menghubunginya lagi.
Sungguh, hati Lisa masih tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.
Suara orang datang dari segala arah. Dari kejauhan, anak-anak bermain dengan gembira bersama dengan orang tua mereka.
Ada pasangan disana dan disini. Ada orang yang berjalan-jalan dengan hewan peliharaan mereka, ada beberapa yang sedang joging. Sementara Lisa di sana benar-benar sendirian, tanpa ada seorangpun yang bisa melihat dirinya yang rapuh.
Lisa yakin jika saat itu ada seseorang yang menyentuhnya, ia bisa langsung hancur dan pecah berkeping-keping.
Di antara semua suara jauh yang tersebar secara acak di taman, tiba-tiba Lisa mendengar satu suara yang menonjol berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT (GXG)
Short StoryLisa dan Jennie sama-sama saling jatuh cinta. Namun, meskipun keduanya mampu menjanjikan langit dan bintang untuk satu sama lain, kenyataannya janji seperti "aku akan selalu" itu tidak selamanya ada. Pada akhirnya, setulus apapun perasaan. Tidak...