4/5

1.3K 236 16
                                    

Lisa mencoba untuk bergerak di tempat tidur, tetapi sulit untuk melakukannya karena ada kaki yang sedang terjalin dengannya.

Lisa juga merasakan ada lengan mungil yang melingkari tubuhnya serta napas hangat yang terasa di dadanya yang telanjang. 

Lisa kemudian membuka matanya, lalu ia berkedip beberapa kali, setelah itu melihat ke bawah untuk mencoba menemukan orang yang bertanggung jawab atas semuanya. 

Lisa seketika tersenyum saat melihat wanita berambut cokelat itu. Ia membawa tangannya ke kepala Jennie untuk membelainya seraya bersenandung manis. 

Ketika Jennie bangun, wanita itu segera mengangkat wajah ke arah Lisa sambil menunjukkan ekspresi mengantuk dengan alis yang sedikit berkerut.

Senyum yang agak konyol perlahan menyebar di bibir Lisa saat mata Jennie bertemu dengan mata hazelnya.

"Selamat pagi Lili," Jennie menyapa dengan suara serak, lalu ia membuka mata sepenuhnya dan memeluk tubuh wanita yang lebih muda dengan lebih erat.

"Selamat pagi Nini," jawab Lisa yang merasa bahwa melihat Jennie bangun dari tidurnya adalah salah satu gambaran terindah yang akan ia ingat dalam hidupnya. 
"Bagaimana perasaanmu?"

Jennie menjauhkan diri, lalu ia mencoba untuk bangkit di tempat tidur tapi gagal. 

Lisa menyaksikan itu dengan geli apalagi ketika Jennie mengerang kesakitan.

Jennie bahkan sampai membenamkan wajahnya di bantal untuk mencoba menenangkan keluhannya.

"Sakit sekali," Jennie mengakuinya dan wanita bermata hazel segera memeluk Jennie sambil tertawa.

Jennie menghela nafas, lalu menatap wajah kekasihnya yang tersenyum. Ia kemudian mengulurkan tangannya ke arah Lisa untuk membelai wajahnya. 

Lisa menghapus senyum dari bibirnya karena ia merasakan jiwanya seperti meninggalkan tubuhnya setiap kali Jennie menunjukan sikap manis itu. 

Ya Tuhan.

Lisa masih benar-benar tidak menyangka Jennie berada di sisinya. Wanita itu menatapnya dengan penuh kekaguman dan Lisa ingin menangis karena dalam hidupnya ia tidak pernah melihat seseorang yang memandangnya dengan penuh cinta.

Hal baik apa yang telah ia lakukan di kehidupan masa lalunya sehingga membuat wanita seperti Jennie akhirnya memperhatikannya?

"Aku mencintaimu," Ucapan Jennie membuat jantung Lisa bergetar. Ia juga merasakan udara di paru-parunya seperti tersangkut.
"Aku sangat mencintaimu, Lisa."

"Aku juga mencintaimu, Jennie." bisik Lisa hampir tak terdengar. 

Jennie tersenyum lalu mendekati Lisa dan dengan lembut ia mencium bibirnya berulang kali.

"Aku mencintaimu," kata Jennie lagi, seolah apa yang ia katakan tidak cukup untuk mengatakannya sekali, seolah-olah ia perlu mengulanginya terus menerus.

Dan Lisa juga mengatakan bahwa ia mencintai Jennie seribu kali.

Mereka berpelukan dan berciuman lagi seolah-olah tidak ada hari esok, seolah-olah di dunia itu hanya ada mereka berdua.

 ***

Lisa mengulurkan tangannya dan ia merasakan seprai di tempat tidurnya kosong. 

Matanya kemudian terbuka dan Lisa yakin ia akan menangis karena sekali lagi ia sendirian di kamarnya seperti yang ia alami selama 3 bulan terakhir. 

Fotonya bersama dengan Jennie diletakkan di meja samping tempat tidurnya dan air mata seketika mengalir saat ia mengambil bingkai itu dengan tangan gemetar.

Sungguh indah cara Jennie tersenyum di sisinya. 

Sungguh indah cara tangan kecilnya mengembara dengan cemas di atas tubuhnya.

Sungguh indah cara tubuhnya bereaksi terhadap sentuhan sekecil apapun yang Lisa lakukan.

Sungguh indah cara bibirnya bergerak setiap kali ia mengatakan pada Lisa
aku menyukaimu, aku mencintaimu, aku merindukanmu, tetaplah disisiku Lisa.

Hubungan mereka sungguh indah.

Tetapi hal yang paling indahpun bahkan memiliki akhir.

Sulit bagi Lisa untuk menerima bahwa  hubungannya dengan Jennie akan berakhir seperti ink. Ia masih benar-benar mencintai wanita itu.

Tetapi, Lisa sedikit membenci dirinya sendiri karena tidak menyadari semua ini lebih awal.

Lisa tidak bisa melihat bahwa hubungan mereka tidak berjalan sebaik yang ia pikirkan. Ia juga menyalahkan dirinya sendiri karena sesaat setelah hubungan mereka berhenti ia meragukan cinta yang diberikan Jennie untuknya ketika mereka masih bersama. 

Cinta Jennie memang tidak lagi bersamanya, tetapi konyol untuk berpikir bahwa perasaannya saat itu tidak berbalas.

Jennie jelas sangat mencintainya karena ia selalu mengiriminya pesan di pagi hari sebelum Lisa memulai harinya dan pesan lain ketika siang, sore, dan saat malam tiba.

Tanpa syarat, Jennie selalu mengungkapkan cintanya yang tak terbatas.

Jennie memberikan dukungan penuh ketika Lisa akan ujian untuk masuk ke perguruan tinggi.

Jennie juga menyiapkan pesta kejutan untuknya ketika ia berhasil lulus. 

Jennie menunggu dengan payung di luar fakultas tempat Lisa belajar di  hari hujan dan badai.

Jennie memakaikan syalnya untuk Lisa dengan penuh kasih sayang saat hujan salju pertama bagi mereka berdua. Jennie tersenyum meskipun ia menggigil kedinginan karena ia lebih peduli pada kesehatan Lisa daripada dirinya sendiri.

Jennie berkali-kali menggumamkan terima kasih karena Lisa telah berada disisinya, karena telah mempercayainya, dan mencintainya lebih dari siapa pun didunia ini.

Ya, Jennie sangat mencintai Lisa.

Cara Jennie mencintai Lisa begitu indah.

Namun, cinta yang indah dan saat-saat indah itu telah hilang. 

Lisa harus menerima bahwa waktu terus berjalan maju dan ia tidak bisa terus tinggal diam. 

Jadi malam itu di antara air matanya, Lisa membalikkan bingkai foto mereka berdua ketika masih bersama dan Lisa berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan move on.



🤕

Besok chapter terakhir 💔

HURT (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang