2/5

1.5K 266 16
                                    

*Flashback*

Jennie bersandar di tubuh Lisa yang duduk di sebelahnya. Bahunya diselimuti dengan pelukan hangat sang kekasih.

Suara-suara yang datang dari televisi menggumamkan hal-hal yang sulit Jennie pahami karena ia bahkan tidak bisa memperhatikan film yang sedang di putar. 

Jennie terlalu takut pada dirinya sendiri untuk memperhatikan apapun selain memperhatikan wanita yang ada di sebelahnya.

Kenapa tangan Jennie terasa begitu dingin padahal sudah terjalin dengan tangan Lisa? 

Dan mengapa ia tidak lagi merasakan kupu-kupu di perutnya yang baru sebulan lalu mengguncangnya begitu keras? 

Jennie takut.

Ia merasa takut karena segalanya tampak tidak sama lagi setelah menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dengan sangat mencintai Lisa.

Ia merasa hatinya sudah tidak lagi menjadi milik Lisa.

Setelah beberapa saat, film berakhir dan wanita yang lebih muda bergerak di sisinya dan itu membuat Jennie bangun dari pikirannya. 

Lisa kemudian meregangkan tubuh dan menguap. Ia lantas berbalik untuk menatap wanita Kim sambil tersenyum. 

Jennie ingin meneriaki Lisa supaya tidak tersenyum seperti itu, karena jujur saja, ia tidak mampu membalasnya. 

Jennie merasa sangat bersalah karena telah mengotori perasaan indah yang selalu Lisa berikan padanya.

"Kamu menyukai filmnya?" Lisa menggenggam tangan Jennie seraya mengelusnya dengan lembut, lalu keningnya mengerut ketika ia tidak mendapat jawaban apapun dari sang kekasih.
"Kamu tadi tidak tertidur kan?" Jennie menggelengkan kepalanya, ia merasakan hatinya hancur hanya dengan melihat tatapan penuh perhatian kekasihnya yang sangat cantik itu. 

Mata Jennie berkaca-kaca karena ia tidak tahu lagi bagaimana menahan diri, ia tidak tahu lagi bagaimana bertahan dari rasa tidak mampu yang menyesakkan itu. 

"Jennie? Ada apa hmm? Apa film itu membuatmu sangat sedih karena mereka tidak berakhir bersama?"

Jennie ingin memberitahu jika alasannya bukan karena itu. Ia bahkan tidak memperhatikan film itu karena ada hal lain yang lebih penting yang sedang menimpanya, tetapi ia tidak bisa memberitahukan itu pada Lisa.

Lisa kemudian dengan penuh kasih memeluk Jennie untuk menghiburnya,
"Ayolah sayang, ini hanya film."

"Lisa..." Jennie terisak di leher Lisa sambil menanggapi pelukan itu, karena meskipun perasaannya tidak lagi sama, apa yang ia rasakan untuk Lisa juga sangat kuat. 

Jennie takut kehilangan Lisa, ia takut mengecewakan dan menghancurkan hati Lisa.

"Aku tidak tahu jika film percintaan membuatmu sampai seperti ini... untuk berikutnya, aku berjanji aku akan tahan dengan film horror hanya untukmu." Lisa kemudian menjauhkan diri untuk menunjukkan pada Jennie salah satu senyuman tulusnya.

Ia mengelus wajah Jennie seraya mengeringkan air mata sialan yang  berani keluar dari mata Jennie.

"Jangan tersenyum, tolong... jangan tersenyum padaku." Batin Jennie berteriak

Tapi Lisa masih terus tersenyum, kemudian mata hazelnya perlahan tertutup ketika ada kedekatan di antara mereka. 

Setelah itu, bibir Lisa mencari bibir manis Jennie dan ketika menemukannya, ia tersenyum dengan tulus.

Lisa sedikit mendorong Jennie agar bisa berbaring di sofa, lalu ia memposisikan dirinya di atas Jennie.

Lisa terus tersenyum bahkan ketika seringai menyakitkan terukir di bibir Jennie.

"Aku akan membuatmu merasa lebih baik, Mari kita lupakan filmnya, oke?" Lisa berbisik seraya membelai pipi Jennie yang menutup matanya untuk menahan air mata.

Jennie sangat menyukai sentuhan lembut Lisa, tetapi saat itu rasanya sangat menyakitkan karena ia tidak tahu bagaimana membalasnya.

"Tolong benci aku." pinta Jennie dalam benaknya saat bibir mereka bertemu lagi. 

"Aku benci diriku yang sekarang, tolong benci aku juga Lisa." pikirannya tanpa henti mengatakan itu saat tangan Lisa bergerak di bawah pakaiannya untuk mencari kontak dengan kulitnya. 

Meskipun Lisa menciumnya dengan cara seperti yang biasa Jennie suka, namun bagi Jennie rasanya tidak sama lagi.

Jennie justru merasa canggung karena apa yang Lisa lakukan tidak dapat memuaskannya lagi. 

"Benci aku sekarang." ia terus berkata sambil berharap Lisa menyadari bahwa hal-hal di antara mereka tidak lagi sama seperti sebelumnya.

Bahwa tubuhnya tidak gemetar lagi karena sentuhan Lisa, bahwa jantungnya tidak berdebar kencang lagi, dan rasa menyenangkan ciuman mereka sudah hilang karena telah mati.

Tapi Lisa tidak membencinya.

Tidak. 

Karena yang lebih muda justru menatapnya dengan penuh kasih sayang. Tanganya yang lembut membelai wajah Jennie sementara sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang indah.

"Kamu sangat cantik, Jennie."

Tolong jangan katakan itu. 

"Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu."

Tangan Jennie bergetar saat menangkup wajah Lisa dan menatap lurus ke matanya. 

"Maaf Lisa, tapi aku tidak bisa terus mencintaimu."

Jennie hanya bisa berkata dalam hati, ia tidak mampu untuk mengatakannya secara langsung, jadi ia hanya menarik Lisa untuk menciumnya supaya ia tidak perlu menjawab. 

Dan kali ini Jennie berusaha untuk mementingkan dirinya sendiri, ia mencium Lisa dengan penuh semangat. Tubuhnya bahkan sampai gemetar di bawah tubuh Lisa, tetapi bukan karena sentuhan sang kekasih, itu terjadi karena rasa takut di hatinya. 

Jennie membiarkan dirinya masuk di antara ciuman dan belaian Lisa, ia menutup matanya erat-erat ketika beberapa menit kemudian jari Lisa memasukinya. 

Tangan Jennie berpegangan di bahu Lisa, kakinya melingkar erat di tubuh Lisa seolah-olah hidupnya bergantung pada Lisa.

Jennie mati-matian mencari perasaan yang dulu membuat hatinya sangat bahagia.

Tetapi rasanya sangat sulit.

Itu hanya membuat Jennie semakin membenci dirinya sendiri karena disaat Lisa sedang bercinta dengannya, ia justru sibuk berpikir bahwa hatinya telah berhenti merasakannya.

Bagaimana aku bisa? 

Jennie bertanya-tanya ketika ia membuka matanya dan bertemu dengan wajah Lisa yang bahkan di bawah lapisan keringat terlihat sangat cantik. 

Bagaimana aku bisa? 

Jennie sekali lagi mengulangi pertanyaan itu, kemudian ia merasakan tubuhnya bergetar dengan tajam ketika orgasme mencapai tubuhnya.

Jennie bertemu dengan tatapan Lisa yang penuh dengan gairah.

Helaian rambut yang menempel di wajah Lisa nampak begitu indah.

Bagaimana aku bisa mengatakan bahwa aku tidak mencintaimu lagi?

Mata Jennie berkaca-kaca saat Lisa menciumnya dengan penuh kasih.

Hatinya terasa benar-benar sakit karena telah berhenti mencintai wanita yang dengan tulus memberikan hati sepenuhnya pada Jennie.

😔😔😔

2/5

Ikut sakit hati ngga si kalian baca ini

HURT (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang