(5) DADDA

6K 1K 108
                                    

"Dadda, Darla sudah... Hah... Kenyang." Lisa menatap putrinya dan tekekeh begitu melihat Darla mengusap perutnya sendiri, pagi ini, seperti biasanya, mereka akan sarapan bersama sebelum pergi ke kantor.

"Sudah kenyang atau tidak suka dengan pizza nya?" Tanya Lisa, dia membuat mini pizza sebagai menu sarapan hari ini karena hanya itu bahan yang tersisa di kulkas, mereka sepertinya harus pergi belanja bulanan hari ini.

"Kenyang Dadda, Darla menyukai semua masakan Dadda, hanya saja, Darla kenyang." Balas Darla dengan lucunya sambil mengerucutkan bibirnya, Lisa tertawa kecil.

"Aigoo, manisnya putriku." Ucap Lisa, dia mengusap-usap pipi Darla, setelahnya dia mengambil tissue untuk membersihkan sekitaran mulut putrinya.

Lisa sebenarnya paham jika Darla tidak terlalu menyukai menu sarapan pagi ini karena anaknya memang tidak terlalu menyukai hal-hal yang berbau dengan roti, dia lebih baik memakan nasi ataupun kentang sebagai menu makanannya tapi dengarlah ucapan putrinya barusan, mulut kecilnya itu sangat manis untuk menjaga perasaan hati Lisa yang sudah memasak sarapan untuknya.

"Kalau begitu nanti minum susu lebih banyak, okay baby? Dadda akan membeli bulgogi kesukaan Darla untuk makan siang, lalu sore nanti kita pergi belanja bulanan, Darla boleh membeli mainan baru." Ucap Lisa lembut, Darla kemudian menatapnya dengan tatapan berbinar.

"Boleh membeli snack juga?" Lisa berdehem panjang, seolah berpikir untuk menggoda anaknya, "please Dadda." Lisa tertawa, dia kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya, siapa yang bisa menolak permintaan anak semanis ini?

"Tentu saja boleh, apa yang tidak boleh untuk Darla, lima snack dan satu mainan, itu cukup bukan?" Darla mengangguk senang, dia kemudian mendorong piring berisi satu slice mini pizza yang masih tersisa disana.

"Untuk Dadda, my love." Ucapan Darla membuat Lisa menatapnya tidak percaya, "siapa yang mengajarimu untuk mengatakan kalimat itu hemm?" Tanya Lisa dengan gemas, dia mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi putrinya.

"Mimi." Balas Darla, Lisa terkekeh, dia kemudian mengambil sisa pizza milik Darla dan memakannya, "jika Dadda memasak steak apa Darla akan membaginya untuk Dadda?" Tanya Lisa dan Darla mengerucutkan bibirnya, itu makanan favoritnya.

"Hemm, tentu saja, tapi hanya satu." Lisa terkekeh, dia kemudian membersihkan tangannya dan menumpuk piring kotor mereka.

"Kita akan memakan steak lagi nanti, sekarang kita harus berangkat." Ucap Lisa, Darla kemudian mengambil botol minum nya dan meminum air dari sana, sedangkan Lisa berdiri untuk meletakkan piring kotor di kitchen sink dan membasuh tangannya.

"Ayo." Lisa kemudian berbalik dan membawa tas ransel milik Darla, dia mengangkat tubuh putrinya dengan satu tangan, keduanya kemudian melangkahkan kaki keluar.

"Dadda sudah kenyang?" Tanya Darla, Lisa kemudian mengangguk, "sangat kenyang, Dadda makan tiga karena Darla hanya memakan satu." Ucap Lisa, dia mengambil sepatu Darla dan langsung membawa putrinya ke mobil tanpa memakaikannya terlebih dahulu karena mereka sudah cukup telat hari ini.

Lisa kemudian membuka pintu dan memasukkan Darla terlebih dahulu, dia memasangkan sabuk pengaman dan mengecup bibir putrinya sekilas, "Dadda..." Rengek Darla setelahnya, meski dia sangat suka di cium dan di peluk, tapi dia tidak suka jika bibirnya basah.

Sedangkan si jangkung itu hanya tertawa karena berhasil menjahili anaknya, dia kemudian ikut masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil sebelum melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah mewahnya.

THE HAPPIEST - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang