"Secara pribadi, aku gak peduli masalahmu apa," selanya cepat dan membuat pria berbadan gempal didepannya terdiam dan menunduk malu.
"Jadi lima puluh juta won?" Pemuda itu kembali bersuara.
Tapi sukses membuat pria itu agak terlonjak dan mengangguk cepat.
"Terlalu sedikit?" Tersirat nada khawatir di suaranya.
Pemuda berkaca mata dengan bingkai hitam itu buru-buru menggeleng.
"Ooh enggak kok. Malah termasuk besar diantara pelanggan ringan," cengir pemuda itu lagi. "Kalau begitu, tunggu kabarnya besok. Selamat sore."
Saat sosok dengan tubuh kurus dan tampak lincah itu pergi, pria bertubuh tambun dengan kemeja sempit yang dirangkap jas hitam itu menghela napas lega. Nampak bulir-bulir keringatnya menetes yang dengan cepat ia seka dengan tangan kanannya.
Gugup? Tentu saja.
"Duh, kalau salah bicara, bisa-bisa aku yang didatangi malam ini," gumamnya.
***
Ting!
Teman 1
Kenapa gak ikut ngumpul?
Udah hampir seminggu gak pernah ketemu
Kamu ngapain sih?
Min
Woy
Sombong banget ni orang!
Changmin, pemuda itu menoleh ke ponselnya. Sejenak bimbang dengan keadaannya yang tengah repot, lalu menggeser ikon panggilan di kontak temannya itu.
Dengan hati-hati agar tidak ada darah yang menempel di ponsel keluaran terbarunya.
"Woy, lagi ngapain sih kok gak bisa kumpul?"
Pemuda berwajah manis itu tersenyum, tangannya kembali meraih si pisau dan menggunakannya memotong-motong bongkahan daging didepannya.
"Sibuk-"
"Kamu lagi di pasar apa gimana? Kayak ada bunyi orang motong-motong."
Pemuda Ji itu tersenyum.
"Bukan, lagi di tempat jagal."
"Jagal manusia? Wah, sinting kamu."
Tawa kawannya masih terdengar, menandakan bahwa sosok itu benar-benar menyangka hanya lawakan semata.
Padahal-
-tidak sama sekali.
"Hahaha, iya. Nanti kukirimkan dagingnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[vii] Right Here - Ji Changmin ✓
Fanfiction[completed ] [NOT BXB] [Silahkan cek buku [0] sebelum kesini ya!] Semuanya ada disini, di pisaunya. since 19 Sept, 2022 @semutkayang