7. KHAWATIR

132 20 0
                                    

Dalam perjalanan kembali, keheningan menyelimuti, "apa kau tak ada pertanyaan untuk ku?" Sarang memutuskan buka suara karna ia bosan dengan perjalanan yang terasa lama ini, "bela diri apa saja yang kau kuasai?" mendengar itu Sarang menghela nafas berat, "pertanyaan yang membosan kan muay thai, dan boxing tapi yang paling ku dalami hanya muay thai boxing tak terlalu"

"Sekarang giliran ku, sudah berapa kali kau pacaran? dan bertahan berapa lama?" Yugyeom menarik nafas pelan, "aku lupa" Sarang menatap Yugyeom datar, tak tau lagi harus bicara apa.

...

Setibanya di halte. "kenapa tak berhenti di halte dekat rumah mu?" Sarang jalan mendahului Yugyeom, "aku ada urusan di sini, sampai jumpa." Sarang meninggalkan nya dengan santai dan berjalan menuju rumah Yohan. 

"Mau apa lagi?" tak menjawab ia malah menerobos masuk, "Apa ada makanan? aku lapar-" Sarang memeriksa semuanya dan hanya menemukan ramen, "ah apa tak ada selain ramen? aku bosan makan ini tapi enak mau bagaimana lagi, kau mau?" Sarang mulai memasak ramen itu sesukanya, "apa kau tak bisa makan dirumah mu?" Yohan kembali merogoh saku dan memainkan ponsel nya.

"Apa yang kau lihat di handphone butut itu? kau tak ada ponsel lain?" Sarang meletakkan ramen tadi di meja kecil, "hey jangan menghina, ini ponsel khusus kerja, untuk yang lain tentu tak sejelek ini" Yohan ikut duduk mengambil sumpit dan menikmati ramen itu membuat sarang menatapnya julid.

"Kau sudah ada pacar?" mendengar itu nyaris saja ramen keluar dari hidung nya, "kenapa? kau cemburu? kau tau dari mana?" tanya nya. "Tipe ku wanita yang lembut dan kalem bukan tak tau malu seperti mu. Aku lihat kau jalan dengan seseorang, kira-kira dengannya tahan berapa hari?" Sarang mencoba berfikir, "entah lah, yang pasti tak kan melewati 5 hari?"

Yohan mengambil minuman soda di kulkas nya memberikan untuk Sarang juga, "benar kah, tapi sepertinya kali ini beda kau sangat senang dengannya kan? sekarang jalan berapa hari?" Sarang meneguk soda itu, "2 hari, awal-awal kan memang begitu? beda apa nya jangan sok tau."  Yohan tertawa mendengar itu, "ya sudah lihat saja nanti."

~ ~ ~

Rasa bosan menghantui Sarang, pelajaran selanjutnya adalah matematika yang sangat ia benci Sarang memutuskan menuju kelas Arsitektur menemui Vasco yang sedang mendengar lagu, "Vasco kau sedang apa?" walau pun tau ia tetap bertanya, "dengar musik, kau mau juga?" Sarang menerima earphone itu.

"Vasco aku mau tanya apa kau pernah pacaran? berapa lama kencan kalian bertahan?" Vasco menatap Sarang dengan pandangan yang tak bisa di pahami, "Aku tak pernah..." Sarang tersenyum canggung sepertinya ia bertanya pada orang yang salah, "Bumjae apa kau pernah punya pacar?" wajah Bumjae pun terlihat sedih, "pernah tapi itu hanya tipuan, dia pacar orang.."

"Apa kalian yang disini pernah pacaran?!" tanya Sarang berdiri di depan kelas Arsitektur, semuanya hening dengan ekspresi yang sama, "yang benar saja? hah.. wajah sangar kalian itu harus di kurangi~" Sarang meninggalkan jurusan Arsitektur dari pada ia melihat wajah sedih mereka.

...

"Apa yang kau lihat? bisa-bisa orang lain mengira kau gila." Tanya Zin menghampiri Sarang yang tersenyum melihat ponselnya, "bukan hal penting." Nyatanya ia tersenyum tanpa sadar membaca pesan singkat dari Yugyeom walau tak ada yang lucu dari balasan singkat itu ia hanya tersenyum membaca ulang semua balasan singkat cowok itu, "sudah 4 hari saja ya, tapi kenapa aku belum merasakannya?" batin Sarang kembali menyimpan ponsel karna bel masuk berbunyi dan Zin kembali ke bangkunya.

~ ~ ~

"Bosan, apa nonton bioskop saja ya?" Sarang merogoh ponselnya tak meihat jam yang menunjukkan pukul 8 malam, setelah menemukan nama yang di cari ia langsung mengirim pesan dan anehnya langsung terbaca, "baiklah tunggu di halte biasa." 

Sarang langsung bergegas mengganti pakaian nya dan memakai sedikit polesan make up segera menuju halte.

...

Sementara itu, Kang Seok menatap Yugyeom yang terlihat rapi, "mau kemana lagi kau?" Yugyeom menatapnya datar, "keluar sebentar." Kang Seok menghalangi nya membuatnya bingung, "dengan pacar taruhan itu lagi? kau sudah jarang latihan dan ikut bersama kami untuk membicarakan hal penting, kenapa kau jadi seperti anjing yang langsung patuh saat pacar mu menghubungi? apa kau benar-benar menyukai nya? dia tak cukup sexy jika ku lihat-"

"Hey, jaga mulut mu, ini semua hanya sampai dia bosan setelah itu kami putus aku akan lebih fokus pada latihan kita, minggir Kang Seok." Mendengar itu Kang Seok tersenyum, "apa karna aku terlalu lunak pada mu? kau sepertinya harus di latih malam ini, hey kalian berdiri." 

Kang Seok memerintah bawahannya mengelilingi Yugyeom, "apa yang kau lakukan?" tanya Yugyeom penasaran. "kita lihat apa kekuatan bertarung mu masih bagus atau kurang? keluarkan semua keahlian kalian dan lihat siapa yang terbaik disini." 

Mereka langsung saling menyerang dan tentunya menargetkan Na Yugyeom.

...

Sarang melihat arloji yang menunukkan pukul 20.27 hampir setengah jam ia menunggu di halte, ia memutuskan menghubungi nomor cowok itu namun tak di angkat, "kemana dia? dia tak pernah begini sebelumnya, apa terjadi sesuatu?" Sarang terus menghubungi nomor itu namun hasilnya tetap nihil.

...

"Aku kecewa, kenapa kau jadi lemah begini? aish ponsel nya berisik sekali, berikan pada ku!" bawahannya memberi ponsel itu dan senyum Kang Seok mengembang melihat nama Sarang disana, "sepertinya dia khawatir, coba kita angkat."

"YA! Na Yugyeom kau kemana sudah setengah jam aku menunggu mu disini kau pikir ini tak dingin?!" tak ada jawaban, "Yugyeom sibuk, jadi tunda dulu kencan nya." Sarang melihat ponselnya ia tak salah telfon orang, "siapa ini? kenapa suara mu sangat jelek? mana Yugyeom?" terdengar tawa di ujung telfon sana, "hey itu melukai hati ku~ tunda dulu kencan mu dengannya kami ada urusan penting."

"Hey mata sipit Kang Seok biarkan aku bicara dengannya." Kang Seok menyodorkan ponsel itu dan meminta Yugyeom bicara, "atur.. ulang kencan nya, maaf malam.. ini.. tak bisa." 

Mendengar itu Sarang merasa ada yang salah, "apa yang kau lakukan padanya? dimana Yugyeom?" tanya Sarang lagi, "dirumah, lihat saja sendiri jika kau penasaran." Setelah itu ponsel di matikan secara sepihak. "Jangan lukai dia.. dia tak ada hubungan dengan ini.." Kang Seok menangkup dagu Yugyeom, "tentu ada, aku mau lihat apa dia bisa menghadapi kami semua?"

Sarang berlarian menuju rumah itu, entah kenapa degup jantung nya lebih cepat dari biasanya bukan karna lari, tapi lebih ke khawatir tak seharusnya dia merasakan ini, "Ini salah, kenapa aku melakukan ini? tak seharusnya aku khawatir pada nya-"

...

Tak lama ia tiba, "Cepat juga, apa kau lari ke sini?" mereka melihat kaki Sarang yang hanya terpasang satu heels di kaki nya dan yang satu lagi entah ke mana.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang