Sudah dua minggu Naruto menjadi siswa di Izanagi High School, sekolah barunya. Bel pulang sudah di bunyikan pertanda kegiatan belajar mengajar untuk hari ini telah usai. Naruto memasukan peralatan tulis nya ke dalam tas.
"Mau pulang bareng gue?" tawar Sasuke yang kebetulan sebangku dengannya.
"Gak usah, gue mau naik bis aja." Naruto memang sengaja tidak membawa kendaraan. Entah kenapa hari ini dirinya sangat ingin naik bis.
"Yakin, lo?" tanya Sasuke memastikan.
"Iya."
...
Naruto melangkahkan kaki jenjangnya menuju halte. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah, sekitar lima puluh meter saja.
Naruto duduk di bangku panjang. Di sampingnya terdapat seorang gadis yang Naruto yakini adalah siswi Izanagi karena seragam gadis itu sama dengan seragam yang ia kenakan.
Naruto mengeluarkan sebuah earphone kemudian memakainya. Ia memutar lagu jaran goyang. Naruto memejamkan kedua mata menikmati setiap alunan dari lagu yang tengah ia dengarkan, meskipun tak mengerti arti dari liriknya.
Lima belas menit sudah berlalu, namun bis yang di tunggu tak kunjung datang. Naruto melirik gadis di sampingnya yang tengah fokus membaca novel. Naruto kemudian mengalihkan tatapannya ke atas langit yang kala itu terlihat mendung.
Gemuruh guntur menggema di atas cakrawala. Tak lama kemudian hujan mulai turun mengguyur—membasahi bumi.
Bukannya reda, lama-kelamaan hujan itu malah semakin deras. Bahkan angin bertiup cukup kencang. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri yang menggigil karena kedinginan. Naruto yang melihat itu merasa tak tega. Ia melepas jaket miliknya kemudian menyelimut kan nya pada tubuh gadis itu.
"Eh, gak usah." Gadis itu hendak melepas jaket yang saat ini menyelimuti tubuh mungilnya namun di cegah oleh Naruto.
"Udah pake aja."
"Makasih," ucap gadis itu pelan.
Tak ada obrolan setelah itu. Suasana menjadi hening. Hanya gemuruh hujan yang terdengar. Naruto sesekali mencuri pandang pada gadis itu. Jika dilihat-lihat gadis itu ternyata cantik juga. Walaupun tubuh nya pendek namun bagi Naruto itu malah terlihat imut.
"Oh iya, kita belum kenalan,"—Naruto mengulurkan tangan—"Nama gue Naruto, Naruto Namikaze."
Gadis itu menerima jabatan tangan Naruto. "Nama saya Hinata Hyuga." Gadis bernama Hinata itu tersenyum lembut.
Deg
Melihat Hinata tersenyum seperti ini entah kenapa membuat jantung Naruto berdetak lebih cepat daripada biasanya.
Perasaan gue gak punya riwayat penyakit jantung, batin Naruto.
Jeder!
Hinata reflek memeluk tubuh Naruto. Begitu juga dengan Naruto yang kaget karena Hinata tiba-tiba memeluknya. Namun bisa ia rasakan jika tubuh Hinata bergetar hebat.
"Lo takut suara petir?" tanya Naruto.
"I-iya," jawab Hinata pelan.
"Gak usah takut. Ada gue di sini," ucap Naruto lembut seraya membelai surai panjang Hinata.
Skip time
Hujan sudah berhenti dari beberapa menit yang lalu. Namun Hinata masih belum melepaskan pelukannya. ketika Naruto lihat ternyata Hinata tengah tertidur.
Lah malah tidur. Tapi wajar sih secara pelukan gue kan senyaman kasur bonita, batin Naruto.
Naruto terus memandangi wajah Hinata yang terlihat begitu tenang.
Namun tatapannya terhenti pada bibir ranum milik Hinata yang sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto on Instagram
HumorHanya berisikan tentang manusia-manusia absurd Naruto © Masashi Kishimoto Story by AbyssalHelvy Picture by Pinterest Edit by Pixellab