Awal

14 3 8
                                    

-Prolog-

oOo
Happy Reading
oOo

Uluran tangan yang memegang sebuah Hansaplas membuat remaja laki-laki berumur 15 tahun itu menengadah. Ia mengerjab bingung saat melihat seorang gadis kecil berseragam putih biru tengah menatapnya dengan polos.

"Kenapa?" Tanyanya pada gadis itu.

Si gadis mengedip lucu sebelum menjawab "itu, bibir kakak ngeluarin darah" ujarnya sambil menunjuk luka remaja laki-laki tersebut dengan dagunya.

Remaja itu refleks memegang lukanya. Ia terkekeh kecil "oh ini. Kakak tadi abis jatoh, jadinya berdarah" tuturnya dengan lembut dan tentunya bohong. Tak mungkin 'kan ia mengatakan kalau ia habis berantem?

Gadis itu manggut-manggut "oohh, kaka abis jatoh, kirain abis berantem. Em, Ini buat kakak!" Serunya seraya mengulurkan tangannya untuk yang kedua kali.

Remaja itu tersenyum lalu mengambil hansaplas yang di berikan oleh si gadis. Tak lupa untuk mengacak rambut gadis itu dengan gemas "makasih" Ucapnya yang di balas anggukan kecil.

Remaja laki-laki itu terkikik dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana caranya ia menggunakan benda ini di bibir?

Huh! Ada-ada saja.

"Btw. Nama kamu siapa?" Tanyanya. Atensinya kini seutuhnya milik si gadis, menatap manik coklat terang itu lamat-lamat.

Gadis itu diam sejenak "emmm, nama aku, Kaluna Maheswari, biasa di panggil Luna. Tapi kalok bunda manggilnya Nana. Kalok kakak, namanya siapa?" Katanya balik bertanya.

Remaja lelaki itu terkekeh saat mendengar ucapan polos dari Kaluna, ia geleng-geleng kepala lalu segera menjawab pertanyaan gadis kecil itu"Nama kakak, Ar-"

"WOY AR! GAPAIN LO DI SONO? CEPET SINI! KITA MAU KE BALIK KE MARKAS" Suara teriakan dari arah belakang membuat perkenalan remaja itu terhenti. Ia berdecak sebelum akhirnya menoleh ke arah seseorang yang meneriakinya.

"Gak usah teriak! Gue gak budek!"

"Ya udah makanya cepet!" Desaknya tak sabaran.

Remaja laki-laki itu memilih untuk menghadap Kaluna, mengabaikan cowok yang seumuran dengannya itu.

"Na, kakak pulang dulu ya" pamitnya pada Kaluna. Entah mengapa kakinya terasa berat untuk berpisah dengan gadis lugu nan imut itu. Tapi, ya mau bagaimana lagi, yang namanya pertemuan pasti akan di iringi dengan perpisahan, bukan? Walaupun pertemuan itu sesingkat minggu ke senin.

Kaluna mengangguk "iya, Kak. Kakak hati-hati, ya! Jangan jatoh lagi!" Peringatnya lucu.

"Iya...bye Nana." Remaja laki-laki itu berjalan mendekati temannya. Tak lupa untuk melambaikan tangannya kearah Kaluna, dan hal yang sama juga di lakukan oleh gadis itu.

"Dadah, Kakak. Semoga kita ketemu lagi"

Remaja itu menoleh kebelakang sambil tersenyum setelah mendengar ucapan polos dari Kaluna.

Iya, Na. Semoga.

oOo
Batuk biasa bukan TBC
oOo

Jangan lupa bayar parkirnya ya, kack :>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa bayar parkirnya ya, kack :>

ARDINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang