Part 4

30 3 0
                                    

Suasana kantin kali ini sangatlah ramai, seorang gadis cantik berkuncir kuda tengah kebingungan mencari sosok yang selalu menempelnya kini tak terlihat batang hidungnya.

"Bim, Rendra mana?" tanya nya pada Bima yang asyik memakan semangkuk soto.

"Cie nyariin!" celetuk Reyhan menaik turunkan alisnya menggoda.

"Apasih!" ketus Rara kesal.

"Rendra di perpustakaan, biasalah mendekati ujian. Lagi sibuk belajar," ujar Bima.

"Oh makasih, gue duluan!" pamitnya pada teman-temannya.

Rara berjalan dengan sedikit cepat, ditangannya membawa bekal besar berwarna hijau. Tujuannya kali ini ialah perpustakaan.

Setibanya ia disana, segera saja membuka pintu perpustakaan. Matanya sedari tadi menelisik penjuru ruangan yang dominan buku tersebut.

Hingga Rara menangkap siluet Rendra yang sedang membelakangi rak buku, dapat terdengar tawa kecil dari lelaki itu.

"Bisa aja by.." dahi Rara berkerut bingung, apa kata Rendra by? 'Rendra punya pacar? sejak kapan?' pikirnya.

"Ekhem.." Rara berdehem pelan, membuat dua orang berbeda gender itu menoleh. Rendra tersenyum ke arah nya.

"Eh Ra.. Ada apa?" tanya Rendra.

"Em, enggak cuma abis balikin buku aja." alibinya. Rendra manggut-manggut mengerti, lelaki itu menyernyit saat mendapati kotak bekal ditangan Rara.

"Terus kenapa bawa kotak bekal?"

"Ah itu titipan dari buna.. Kata buna buat lo," Rara menyodorkan kotak bekal tersebut, Dan disambut baik oleh Rendra. Lelaki itu tersenyum lebar.

"Bilangin makasih buat buna, tau aja gue belum makan hehe.. lo udah makan Ra?"

"Udah kok, kalo gitu gue duluan ya Ndra.." pamit Rara segera berlalu, tanpa mau repot-repot berbasa-basi.

Rendra menyernyit, Rara nya kenapa aneh?

"Ndra, lo sama Rara pacaran ya?" celetuk Debby, Rendra menoleh atensinya sepenuhnya beralih pada gadis disampingnya.

"Enggak kok. Ah iya by.. Nanti pulang sekolah dilanjut dirumah lo aja, gue mau makan bekal dulu hehe.. Duluan ya by," ujar Rendra segera berlalu dari perpustakaan meninggalkan Debby yang terdiam dengan pikirannya sendiri.

Rendra berlari kecil menyusuri koridor dengan buku serta bekal berwarna hijau ditangannya, kantin adalah tujuannya.

"Eh Ndra, nyari siapa sih?"

"Siapa lagi kalau bukan ayang bebek Rara," celetuk Reyhan, menjawab rasa penasaran temannya.

Rendra mendengus tak menjawab ia memilih memakan bekal dari buna, perutnya sedari tadi menahan lapar.

"Tadi Rara nyariin lo, udah ketemu kan?" tanya bima sekali lagi.

"Udah kok,"

"Bestaiiiii!! Pulang sekolah mabar yukks dirumah gue mumpung mom and dad lagi pergi.." papar si alay dino yang baru saja datang dengan cengiran khasnya.

"Gass lah, itung-itung refreshing bentar. Otak gue udah ngebul belajar terus," imbuh bima.

"Gue sih ayo aja, lo ndra ikut gak?"

"Gue gak bisa," jawaban Rendra membuat teman-temannya mendesah kecewa.

"Gue ada janji sama Debby pulang sekolah nanti, kalian aja." lanjut Rendra sembari meraih minumnya.

"Lo sama Debby pacaran?"

"Ngaco!" Rendra mendelik sinis akan celetukan Bima.

"Debby minta belajar bareng."

"Dan lo mau aja?!"

"Ya terus gue harus nolak? Lagian cuma belajar doang, mendekati ujian harus banyak belajar biar nilai memuaskan. Kalau kalian udah belajar?" Rendra malah menasihati teman-temannya. Sedang teman-temannya hanya bisa menghela nafas saat mendengar wejangan lainnya dari si jenius rendra.

****
Bell pulang sekolah berbunyi nyaring, seluruh siswa maupun siswi berhamburan keluar.

"Ndra, gue nebeng dong. Papa gue gak jemput," Ujar Rara memegang lengan rendra yang tengah memasukan buku-bukunya kedalam tas.

"Aduh sorry Ra, gue ada janji sama Debby mau nugas bareng. Lo pulang sama bima aja gue panggilin ya,"

"Oh gitu ya, yaudah deh gue naik ojol aja. Duluan ya Ndra!" Rara segera berlalu menyembunyikan tatapan kecewanya, tak biasanya Rendra menolak ajakannya.

Namun Rara tak mungkin mengekang apalagi sampai menyalahkan lelaki itu, salahnya juga yang terlalu bergantung pada Rendra.

Kini Rara menunggu dihalte sembari mengutak-atik ponselnya. Sedangkan Rendra yang kini tengah bersiap diparkiran dengan debby yang baru saja tiba.

"Beneran gak papa ndra? Gue bisa naik sama temen, lo anterin Rara dulu aja." ucap Rara tak enak hati.

"Gak papa by, lagian gue gak tahu rumah lo nanti nyasar lagi. Gue udah bilang ke bima kok suruh nganterin Rara buat hari ini doang," jelas Rendra sembari menstarter motornya.

"Ayo naik!" kemudian Debby pun menaiki motor besar Rendra, meski banyak pasang mata yang keheranan melihat mereka.

Rara melihat motor Rendra yang menjauhi area sekolah dengan perasaan campur aduk antara sedih, kesal, kecewa entah karena apa. Gadis itu mengela nafas dan beralih ke ponselnya lagi.

Tin.. Tinn "Ra! Ayo naik gue anter." seru bima mengejutkan Rara dari lamunannya.

Dahi rara berkerut, tak urung kakinya melangkah menaiki motor besar berwarna merah tersebut.

"Rendra tadi nyuruh gue buat nganterin lo, dia ada urusan!" ujarnya disela laju motor yang dikendarainya. Rara pun hanya bergumam, ia sudah tahu dan ia sangat malas berbicara saat ini. Bahkan wajahnya sedari tadi tertekuk masam, mood nya sangat jelek hari ini hingga membuatnya bungkam sampai motor yang dikendarai bima berhenti didepan gerbang rumahnya.

"Makasih bim." rara langsung beranjak masuk tanpa mau berbasa-basi menawari lelaki itu masuk, membuat bima tercengang hingga berdecak.

"Efek cemburu ya gitu.. Sabar bim," gumamnya pada diri sendiri, bima pun melajukan motornya menjauh.





Upp nya lama bgtt ygy😣maap yak
Jngn lupa tinggalkan jejak vote nya gess😽

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puppy love [Sequel Rendra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang