kalo malem manggungnya diranjang

29.4K 132 0
                                    

Mas Wawan masih berada diantara kedua pahaku, tangannya masih mengusap kedua pahaku, jangan tanyakan apa aku tidak mendesah, sudah pasti dengan lantang desahanku memenuhi ruangan ini, dan dia semakin liar tiap kali aku mendesah.

"Ehmmmmm.... " desahku saat jarinya mengusap pelan bulu bulu halus milikku dibawah. Celana dalamku sudah tentu dilemparnya entah kemana, bodo amat lah, ini geli banget anjir.

Hidungnya masih betah ndusel di pahaku, wangi kali ya. Kemudian ciumannya ke atas lagi, sekarang sudah di diatas milikku, mengecupnya pelan, lalu menjilatnya halus, memainkan lidahnya dengan pelan diujung klitorisku .

"Ouhhhhh.... " tanganku meremas seprei ranjangku, jari jari kaki ku menekuk keras, mataku sudah tertutup, dan sesekali menggigit bibir pelan menikmati sentuhannya.

Jari kanannya membelah milikku, membuatku tersentak karena rasanya sungguh menggelitik, jari telunjuknya menyentuh pelan, sangat pelan di ujung klitorisku, benar-benar nikmat rasanya.

Tak puas dengan jarinya, kini dia mulai menghisap klitorisku, jarinya masih menahan untuk membelah milikku. Ohhh demi apapun nikmat banget, gila.

"Ahhhhh..." desahanku makin meracau.

Dibawah sana,  mas Wawan semakin kencang menghisap dan memainkan lidahnya,  sesekali menyesap cairan yang mulai memenuhi milikku, belum, aku belum mengeluarkannya,  ini hanya cairan pelumas, ketika sekujur tubuhku menegang, menikmati tiap sentuhannya, kalian juga begitu kan?

Ohh, sungguh keberuntungan apa yang dimiliki istri dari laki-laki ini,  sehingga dia dapat menikmati sentuhannya, setiap malam.

Mas Wawan mulai melepasi pakainnya,  setelah hanya celana dalamnya saja yang tersisa,  dia menindihku,  bibirnya mencium rakus bibirku,  sehingga menimbulkan suara kecapan cukup keras,  tangannya menjelajah seluruh tubuhku dengan ringan,  ohhhh, dibawah sana sesuatu yang keras menyentuh milikku, Ia menggoyangnya pelan,kupikir  satu kali hentakkan saja,  aku bisa langsung keluar, "ahhhh... "

"udah ditahan banget,  hmmm? " suara beratnya terdengar ditelingaku,  embusan napasnya menerpa kulit belakang telingaku,  sial. Aku memeluknya erat,  menciumi lehernya, menggigit kecil, tanpa bekas.  Lalu dia menarik kasar celana dalamnya,  merangkak naik kearahku, terpampang jelas betapa keras dan besar milik lelaki ini,  aku tak tahan untuk mengecupnya,  lalu memasukkannya ke dalam mulutku,  tanganku mulai meremas dan mengusap pelan bokongnya. "Ohhh..  Vio.. Mulutmu nikmat sekali"

Mas Wawan menarik miliknya dari mulutku,  lalu tangannya membelah lagi milikku,  memasukkan jari tengahnya ke dalam milikku, mengoyaknya cukup kencang, lalu menariknya,  menggantikan jarinya dengan miliknya yang sudah sangat keras. 

"ahsshhhhhhhh" aku memekik kencang,  milik mas Wawan sangat penuh didalam milikku,  dia diam tak menggerakkan sama sekali,  menikmati dalamnya milikku yang mencegkeram erat miliknya,  aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan,  dia mengeram,  lalu mulai sedikit bangkit,  menggerakkan ponggulnya,  menarik dan memasukkan miliknya,  kedalam milikku yang sudah sangat becek, tapi masih kutahan untuk keluar.

Mas Wawan menghentikan gerakannya,  lalu menindihku, kemudain dalam posisi masih diatasku,  dia memelukku,  lalu mengangkatku,  merubah posisi,  sehingga aku berada diatasnya,  oh shit!  Seolah tau mauku,  dia merebahkan tubuhnya dengan mata memejam,  lalu aku melumat bibirnya,  tangannya meremas payudaraku kencang, aku bangkit tanpa melepas penyatuan kami. Kemudaian menarik tubuh mas Wawan agar aku bisa memeluknya dalam penyatuan. Ohhh,  dalam sekali,
"ahhh... "

Aku menggerakkan pinggulku,  dan dibawah sana mencengkeram erat miliknya,  kedua tangan mas Wawan meremas kencang bokongku,  lalu mulutnya menghisap putingku. Memainkan putingku dengan lidahnya.

Aku semakin melayang,  hisapan di putingku membuat sensasi geli dibawah sana, semakin cepat ku gerakkan pinggulku,  sampai..

"ahhhhhhhhh.... " aku mendesah panjang,  tanganku menjambak rambutnya,  dan milikku bergetar hrbat dibawah sana,  mas Wawan meraih wajahku,  lalu melumay bibirku.

"lagi? " tanyanya.  Aku mengangguk.

Tbc

Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang