G

76 4 2
                                    

"wah aku deg degan banget" ucap Lidhia dengan antusias.

"Ini cuman catwalk doang loh ya" balas rian seraya terkekeh.

"Ih! Kok kayaknya kamu gak tegang sama sekali sih" rian menggeleng mendengar perkataan lidhia.

"Kalo cuman ginian mah aku udah sering" ujar rian bangga membuat gadis di sampingnya mendengus sebal.

"Sombong nih ceritanya"

Laki-laki itu kembali tertawa namun kali ini sedikit lebih keras "bercanda doang kok"

"Eh liat deh" lidhia menyenggol lengan rian membuat laki-laki itu menoleh mengikuti arah pandang lidhia.

Disana ada sosok raya yang tengah bercengkrama dengan beberapa staff seraya sesekali terlihat tertawa.

"Bu raya keren ya, biarpun CEO tapi sama sekali gak sombong, ramah banget sama staffnya" puji lidhia dengan mata yang berbinar.

Rian mengangguk,ia akui jika raya adalah sosok yang bisa di bilang bijaksana. Sukses di usia muda serta cantik tapi sayang kisah cintanya tak semulus karirnya.

Lidhia kembali menyenggol lengan rian,namun kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Bu raya kesini!" Ucap lidhia sedikit berbisik kepada rian.

Raya berjalan ke arah rian dan lidhia berada seraya sesekali tersenyum menyapa para staff nya.

"Bu raya" sapa lidhia.

Raya tersenyum menatap lidhia dan rian secara bergantian "semangat buat hari ini"

"Semangat!" Seru lidhia semangat membuat raya terkekeh pelan.

"Aduh, maaf bu,kebablasan" ucap lidhia malu.

"Tidak apa, kalo gitu saya pergi dulu ya" pamit raya kemudian pergi dari hadapan rian dan lidhia.

***

"Hari gimana kerjaan lu?"

Rian mengalihan atensinya kepada raya "biasa aja"

"Hasilnya bagus hari ini"

"Gua selalu bagus" ujar rian percaya diri.

"Dih PD banget lu" rian terkekeh mendengar kalimat yang keluar dari mulut raya barusan.

"Itu sebuah fakta" raya mendengus,semakin kesini tingkat percaya diri rian semakin tinggi menurutnya.

"Jadi kapan hasilnya bakal keluar?"  Tanya rian sedikit penasaran.

"Minggu depan"

Rian mengangguk faham lalu kembali menatap raya yang tengah berkutat dengan laptop di depannya.

"Gua bakal kerja keras trus balikin uang lu" gadis itu menghentikan kegiatannya, menatap mata rian yang entah mengapa terasa seakan menyimpan kesedihan di sana.

Untuk beberapa saat mata mereka saling terkunci, meski jarak keduanya terbilang cukup jauh rian yang berada di sofa sedangkan raya yang berada di meja kerjanya, tapi keduannya seakan tak ada yang ingin berpaling.

Sedetik berikutnya raya berdehem menyadarkan lamunan keduannya.

"Mengenai lidhia- " belum sempat raya menyelesaikan kalimatnya laki-laki itu lebih dulu menghela nafas kasar. Pembahasan ini adalah topik yang rian benci, ia sudah menduga jika raya pasti akan membahas soal hubungannya dengan lidhia.

Padahal sedikit pun ia tak pernah menyukai lidhia, ia hanya menganggap lidhia sebagai rekan kerja seperjuangannya dan juga sebagai senior karena lidhia yang lebih dulu masuk ke perusahaan raya ketimbang dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I bought my sweet boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang