C

62 5 0
                                    

"lu gak mau ganti baju yan?" Tanya raya karena melihat rian yang sedari tadi terus mengenakan baju yang sama.

"Gua gak ada baju" jawabnya.

"Ya, beliin gua baju dong!" Rian mendekat ke arah raya dengan senyuman manis di wajahnya.

"Kenapa harus gua?"

Rian berdecak pelan " ya lu kan tuan gua, ya ya ya"

Raya diam tak menjawab, dia masih diam melihat ke arah rian dengan salah satu alis yang di angkat.

"Nanti gua ganti deh" lanjut rian.

Dahi raya mengkerut "lu punya duit buat ganti?" Rian menggeleng mendengar pertanyaan raya barusan, ia memang tidak memiliki uang sekarang tapi kan setelah ia punya pekerjaan ia akan punya uang kan? Dan untuk dapat pekerjaan bukankah setidaknya dirinya harus memiliki pakaian yang layak?

"Gua bakal cari pekerjaan dan hasilin duit buat ganti semua uang lu, percaya deh!" Ucapnya tanpa ragu sedikitpun.

"Apa jaminan buat gua? Bisa aja kan lu nanti kabur gitu"

"Hidup gua jaminannya! Gua gak mungkin kabur, kalau gua mau kabur bukankah bisa gua lakuin sekarang? Tapi lihat, gua gak kabur kan?" Rian beralih menjadi duduk di sofa tepat di samping raya,persetan jika dirinya sekarang adalah seorang budak, eh! Bukankah kata 'budak' terlalu kejam? Tapi memang itu kenyataannya.

Raya berfikir sebentar kemudian mengangguk membuat rian menyunggingkan senyum bahagia.

"Okay ayo!" Seru rian bersemangat,laki-laki itu menggandeng tangan raya agar ikut dengan nya namun dengan cepat di tahan oleh raya.

"Ngapain lu?"

"Katanya lu mau beliin gua baju, ya ayo" rian hendak kembali meraih tangan raya namun gadis itu mundur beberapa langkah.

"Ya lu beli aja sendiri kenapa mesti ajak gua?" Rian berdecak mendengar perkataan raya.

"Ya lu kan Tuan gua, berarti lu mesti ikut lah"

"Stop sebut gua tuan lu!" Bentak raya, ia tak suka dengan sebutan itu, terkesan seperti ia tengah memperbudak seseorang.

Rian diam menatap raya penuh arti. Rasanya sangat berbeda pada saat dirinya di bentak orang lain dan pada saat di bentak oleh raya.

Rian mengangguk lalu menodongkan tangannya meminta uang pada raya.

Gadis itu menghela nafas lelah kemudian memberikan beberapa lembar uang pada rian. Raya bukan lah gadis yang berasal dari keluarga biasa. Orang tuanya adalah pemilik sebuah perusahaan kosmetik yang bisa di bilang besar di Indonesia. Sedangkan dirinya sendiri adalah CEO di ELY, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang hiburan.

***

Raya menuruni tangga berniat untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan di malam hari tapi langkahnya terhenti saat melihat laki-laki yang tengah tertidur di meja makan dengan menelungkupkan kepalanya di lekukan lengannya. Jujur saja raya masih belum terbiasa dengan keberadaan rian di sisinya.

Raya berjalan mendekati rian lalu menggoyangkan tubuh rian pelan membuat laki-laki itu melenguh kemudian membuka matanya.

"Eh! Lu butuh sesuatu?" Ujar rian dengan suara serak seraya mengucek matanya. Raya memperhatikan penampilan rian dari bawah hingga atas yang terlihat jauh lebih tampan sekarang membuat sebuah senyuman terbit di bibir raya begitu saja.

"Kenapa lu tidur di sini?" Tanya raya mendapat tatapan bingung dari rian.

"Terus gua harus tidur di mana?"

I bought my sweet boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang