05 || MPLS 3

577 64 28
                                    

Akhirnya hari terakhir pelaksanaan kegiatan MPLS tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya hari terakhir pelaksanaan kegiatan MPLS tiba. Tepat di hari rabu yang cerah ini, anak-anak dari seluruh angkatan sudah berkumpul di lapangan dengan seragam olahraga SMP masing-masing. Suasanya tidak tegang sama sekali. Apalagi anak-anak X RPL 1, posisi duduk mereka sudah tidak teratata. Para perempuan yang menempati baris depan, sebagian memilih membentuk lingkaran tak sempurna dan melancarkan aksi perghibahan. 

Lili, Rere, dan Saina yang notabene berada di barisan terakhir cewe-cewe, memilih menghadap kebelakang berbincang dengan Miguel, Elang, dan Bima. Sisa anak laki-laki bermain ABC lima dasar, yang dipelopori oleh Nanda dan Juan selaku anak yang paling gabut. Anak kaya Migo sama Winata yang mager to the max aja dipaksa-paksa. 

"Para Kambing ninggalin kita nih buat bonding time, jadi ayo main ABC lima dasar aja," ucap Juan sambil nembilin tangan temen-temennya supaya ikut main.

Setelah empat ronde berjalan, Jovan tiba-tiba menyeletuk, "Udahan lah anjir, diliatin."

Anak-anak yang lain mencoba melihat sekeliling, emang bener dari anak RPL 2 sampai anak-anak Pemasaran pada ngeliatin mereka. Saking brisiknya cuma main ABC lima dasar sampai-sampai jadi pusat perhatian. 

"Fix cuma RPL 1 yang bondingnya oke," celetuk Juan.

"Lagian mereka disuruh bonding malah planga-plongo ngeliatin kita," sambung Jafry.

"Emang dasar kitanya aja yang brisik anjir," sarkas Janu.

Setelah dipelototin Jovan yang malah bikin ciwi-ciwi senyum-senyum ngga jelas akhirnya mereka berhenti ngeliatin RPL 1 dan kembali ke barisan kelas masing-masing.

Sedangkan enam anak ini masih ngobrol ngalor ngidul, si Saina, Rere, Lili, Bima, Miguel, dan Elang. Mereka ternyata dari tadi lagi mikirin soal Persami yang mereka perkirakan bakal terjadi di hari Sabtu dan Minggu ini. 

"Gue ngga bakal nangis kalo ada malam renungan," ucap Miguel.

"Gue juga dari dulu gitu ya maunya, cuma anjir gue pasti kepikiran mamah terus nangis," saut Elang.

"Selama yang dimongin bokap gue ngga bakal nangis sih," ucap Bima.

"Emang kenapa, Bim?" tanya Lili.

"Ya orang bokap gue udah meninggal."

"Astagfirullah cangkemu Bim," balas Miguel.

"Ngomongnya kaya ngga ada beban ye," Rere ikut menyaut.

"Ya abisan emang gitu, gimana dong?" kata Bima.

"Udah ah, kasian Bapaknya Bima dighibagin." Ucap Lili sambil meluruskan kakinya namun malah menyenggol Elang dan Miguel.

"Gini aja, Li." Elang mengambil kaki Lili dan meletakkannya di atas kakinya.

"Heleh buaya banget, gue aja kemaren ditawarin kuota sama si Elang buat nge-game," saut Saina.

"Jangan baper dong cantik," ucap Elang sambil menoel dagu Saina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RPL 1; Langkah AwalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang