ch 1

40.8K 110 5
                                    

Mabuk berlanjut....
____________________________________________________________
//__//__//__//__//__//__//__//__//__//__//__//__//__//____//____//__/__//

Saya lebih senang memanggil mereka Asisten Rumah Tangga, lebih elegen karena pembantu itu sebenarnya sebuah profesi yang cukup krusial dalam kehidupan ibukota yang super sibuk. Gw punya 3 asisten, satu untuk masak, satu untuk cuci setrika dan satu untuk bersih-bersih. Seperti umumnya dilema yang mungkin terjadi di banyak tempat, asisten-asisten ini suka berhenti kerja setelah 1-2 tahun, alasannya klasik, karena akan menikah, jauh dari suami, blah blah blah. Dari 3 posisi asisten itu ada 2 yang awet. Yang satu bernama Tika umur 28 tahun, sudah bekerja dari sejak gadis hingga menikah dan sekarang sudah punya 1 balita. Yang satu lagi Nita umur 36 tahun, sudah mengabdi 4-5 tahun di rumahku. Cerita ini fokus ke Nita dulu ya, nanti baru cerita mengenai Tika di chapter berikutnya.

 Cerita ini fokus ke Nita dulu ya, nanti baru cerita mengenai Tika di chapter berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto nita
**************

Peristiwa ini terjadi sekitar 2 tahun lalu, malam itu aq harus entertain makan malam beberapa tamu bisnis orang jepang. Tak terasa malam itu kami menghabiskan cukup banyak sake hingga aku sudah setengah mabuk ketika sampai rumah jam 10an. Waktu itu Nita yang membuka pintu garasi karena dia masih menonton TV. Gw melangkah agak terhuyung karena pengaruh alkohol dan ketika harus naik tangga dari basement garasi gw terhenti sebentar. Nita agak khawatir, memegangi lenganku dan bertanya “Pak Robby gak apa-apa kan?”. Gw menghela nafas panjang dan menjawab “Nit tolong tuntun saya ke atas ya”. Perawakan Nita cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia, kira-kira sama dengan gw yang 170cm. Berat badannya proporsional dan bentuknya agak atletis.

Tangan kiri Nita merangkul di punggungku sedangkan tangan kanannya memegangi lengan kananku. Dia perlahan menahan dari belakang samping ketika aq menapak naik tangga. Pada saat itu gw dapat merasakan gundukan kenyal teteknya menekan daerah punggungku serta lenganku. Tiba-tiba hormon andrenalin mengalir dalam tubuhku dan gw malah terangsang, apalagi pada saat itu bini gw sedang tamasya 8 hari ke LN bersama keluarganya. Setiap kali teteknya yang kenyal menabrak atau menekan tubuhku, penisku semakin mengeras. Setiap tapak anak tangga membangkitkan birahiku dan kamarku terletak di lantai 3.

Setibanya depan pintu kamar dia melepaskan tubuhku perlahan tapi gw malah meraih lengannya dan menariknya masuk kamar. Dia tidak memberontak. Gw semakin berani karena gejolak libido. Gw lalu menghempaskan badan ke atas ranjang dan meminta padanya “Nit tolong ambilin baju ganti bapak dong”. Nita yang bertugas sebagai tukang cuci setrika hafal dimana letak baju2ku dan seragam tidurku yang berupa kaos dan celana pendek longgar.

Gw bangkit duduk di pinggir ranjang, membuka kemeja dan menggantinya dengan kaos. Gw lalu mempeloroti celana sekaligus dengan CD hingga menonjolkan kontol tebal panjang 17cm yang sudah setengah keras. Gw memang sengaja dan melirik untuk melihat ekspresi Nita. Dia berdiri membeku tak bergerak namun matanya berkali-kali melirik ke arah kontolku. Gw berdiri seakan ingin memakai celana pendek itu tapi malah berjalan mendekatnya. Dia masih termangu tak bergerak. Gw semakin berani apalagi gw tau Nita pernah mempergoki gw sedang bercinta dengan istriku Lina. Sekitar 2 minggu sebelumnya gw sedang bersenggama dengan Lina di kamar mandi posisi doggy sambil berdiri di pagi hari. Ketika sedang panas-panasnya menggenjot belahan vagina, gw melihat Nita sudah berada di kamar. Nita biasanya mengambil baju kotor di pagi hari dan sebelum masuk dia selalu mengetuk pintu. Saat itu karena sedang sibuk bercinta di kamar mandi, gw dan Lina tidak mendengar ketukan itu dan Nita masuk ke kamar. Gw sengaja tidak kaget dan belagak seakan tidak tau Nita berada di kamar tapi dari sudut mata gw melihatnya terkesima beberapa saat sebelum perlahan beranjak keluar kamar. Sejak itu Nita sering tersenyum janggal ketika berpapasan denganku. Nita masih bersuami dan biasanya dia pulang kampung setiap 6 atau 8 minggu. Di umur yang sedang tinggi-tingginya birahi ditambah jarang disentuh, gw cukup yakin Nita terangsang melihat kontol yang mulai mengeras tersaji dihadapanya.

Milf sensasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang