/ ch 6 bagian 2
bagian 2 : Dua belas Jam, Tiga Lobang
Jumat jam 05.40
Gw bangkit dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Lina tampak sedang merias diri di depan cermin westafel. Lina pagi itu akan berangkat wisata bersama teman2nya ke pulau dewata untuk beberapa hari, makanya sejak subuh sudah bangun untuk siap-siap.
“Morning honey” sapanya.
“Morning say” jawabku dan memulai ritual pagi dengan cuci muka dan gosok gigi yang membuatku terasa segar dan terbangun.
Gw lalu memeluknya dari belakang. Dia hanya mengenakan V-Thong dan Bra warna abu-abu keperakan. Kulitnya terasa licin karena Body Cream dengan aroma Cocoa Butter yang lembut.
“Mau jalan jam berapa?
“Jam enam lah. Aku mesti jemput si Gina dulu” balasnya sambil membubuhkan blush-on tipis di pipinya.
“Yang lain juga pada berangkat pagi ini?”
“Iya banyakan hari ini. Cuman Rena dan Verro yang udah jalan duluan kemarin”
Gw kenal hampir semua wanita-wanita teman perjalanan Lina kali ini. Kecuali Rena dan Verro yang berstatus janda, yang lainnya masih binor dan gw malahan kenal beberapa suami mereka.
“Gw turun duluan yah” gw melangkah keluar kamar mandi namun sempat memperhatikan lekukan pantatnya. Thong yang terselip di belahan pantatnya membuat kedua bongkah bokongnya terlihat mencuat dan bulat. Hmmm… pagi-pagi disuguhi pemandangan begitu, darah gw jadi terpompa kencang. Srrrr….
Jam 06.05
Gw menikmati kopi susu sambil membaca koran ketika Lina turun. Dia menghampiri dan mencium bibirku. “Aku jalan dulu yah say”
“Hmmm… hati-hati ya, kalau udah sampe WA.. dan jangan naughty-naughty” balasku menggodanya sambil menyunggingkan senyuman iblis dan meremas pantatnya.
Lina hanya mencibirkan mulutnya dan melenggang pergi.
Sayup-sayup gw mendengar suara mobil menderu meninggalkan garasi. Pagi itu rumah terasa begitu senyap. Kedua anak-anakku sudah melanjutkan pendidikan di luar negeri dan Lina pergi keluar kota.
Pikiranku terbang membayangkan kedua bongkah bokong Lina yang hanya terbungkus V-Thong mini. Ehhh… gw jadi teringat kalau diam-diam gw membeli Thong secara online, yang rencananya akan gw berikan ke Nita. Dengan semangat gw langsung ke lemari dimana kami menyimpan jaket dan jas. Gw sudah seminggu menyembunyikan Thong itu di kantong dalam salah satu jaket.
Gw membentangkan CD seksi warna hitam dengan bahan renda jala dan darah terasa berdesir membayangkannya membalut bagian selangkangan Nita. Libidoku terdorong untuk bercinta dengannya apalagi kalau pagi hari gw terkadang memiliki hasrat seks yang tinggi.
Jam 06.17
Gw segera turun kembali ke ruang keluarga dan memanggil Nita via telfon. Tidak sampai semenit kemudian Nita sudah berdiri di hadapanku yang sudah menantinya duduk di sofa ruang keluarga.
“Iya pak?”
“Santi dibawah?” Gw bertanya kepadanya keberadaan sang tukang masak.
“Dia ke pasar pak, tadi ikut mobil non Lina”
Gw bersorak dalam hati. Sempurna! Gw sejak lama memang sudah mendambakan sensasi bercinta di ruang tamu dan pagi itu adalah kesempatan sempurna!
“Ini saya beli sesuatu untuk kamu” Sambil menyodorkan Thong kepadanya.
“Cobain. Pas nggak”
Dia menerima gumpalan celana dalam itu dan membentangnya. Pupil matanya sedikit terbeliak tak menyangka gw akan memberikan barang intim begitu untuknya. Bibirnya menyungging senyum simpul dan tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milf sensasi
Short Storymengisahkan pengalaman Robby - seorang wiraswasta berumur 43 yang masih beristri dan memiliki 2 anak remaja - dengan sejumlah MILF yang pernah berlabuh dalam kehidupan seksnya. Yang dimaksud MILF disini adalah ibu / mama / mommy dari yang berusia mu...