ch 3

15.6K 55 1
                                    

Infal

********************

Infal
***********

Tubuhnya tergolek lemas di ranjang. Gw berbaring rileks disebelahnya. Masih terefleksi jelas di ingatanku mimik ringisan dan erangan pendek-pendek mamih muda itu sewaktu bercinta denganku. Mimik meringis seperti menangis laksana seorang gadis yang baru diperawani terlihat begitu sensasional membuat darahku terkesiap dan birahiku terus membara sepanjang bermain seks dengannya. Telapak tangannya terkadang menutup mulut dan sebagian wajahnya seakan ingin menyembunyikan suara erangannya.

Namanya Lala yang sedang infal menggantikan Tika yang harus pulang kampung untuk menjaga mertuanya yang sakit. Lala pernah bekerja di rumahku dan sekitar 4 tahun lalu berhenti karena dinikahkan keluarganya. Saat ini usianya sudah 22 tahun dan memiliki satu anak umur 2.5 tahun namun Lala masih terlihat seperti gadis dengan perawakan rada mungil. Tingginya hanya +/- 145cm dengan berat tubuh sekitar 41kg dan ukuran dada yang gw taksir sekitar 32A. Perutnya masih rata dengan pinggul menyembul dan bongkah pantat yang tidak terlalu besar. Kulitnya putih cerah, rambutnya hitam lurus sedada dan wajahnya mirip panlok karena matanya agak sipit, hidung mancung dan bibir tipis merah muda. Tak banyak yang berubah dari wajah dan tubuhnya – kecuali pinggulnya yang semakin membesar – dibanding 4 tahun lalu. Dia juga masih sering malu kalau ditatap, mukanya suka menunduk tapi matanya malah diam-diam mengerling balik dengan senyum merona. Tipe kucing manja. Gw seringkali memperhatikan lekukan tubuhnya yang mengenakan legging selutut. Ingin rasanya menindih dan mendekap tubuhnya yang mungil dari belakang dan mengentotnya perlahan hingga klimaks.

Seminggu pertama dia bekerja belum ada kejadian apa-apa walaupun gw terus terang semakin memendam hasrat padanya. Keberhasilan menggarap Tika dan Nita membuatku semakin berani terhadap maid yang bekerja di rumahku tapi gw bersabar menunggu waktu yang tepat. Istriku Lina akan pergi selama 12 hari, memberikan kesempatan dalam kesempitan. Selama seminggu pertama itu gw berusaha untuk mendekatkan diri ke Lala untuk urusan2 ringan dengan berbincang santai jika ada kesempatan, dari hobinya yang senang menonton K-pop, hingga suaminya yang merantau bekerja di Kalimantan dan hanya pulang setahun sekali saat libur lebaran. Wajahnya tampak galau ketika bercerita mengenai hubungan perkawinan jarak jauhnya. Gw ber-empati terhadap perjalanan hidupnya, sekaligus menangkap secercah peluang…

Hanya dua hari setelah istriku pergi gw langsung melakukan tindakan yang lebih agresif. Saat itu masih jam 9an pagi dan waktunya Lala untuk membenahi kamar tidurku. Selang 5 menit kemudian gw masuk ke dalam kamar dan belagak mengambil baju di lemari untuk siap-siap ke kantor. Salah satu laci di lemari tsb berisi baju dalam istriku, gw membukanya dan mengacak-acak isinya.

Gw memanggilnya “La ini laci baju dalam ibu berantakan sekali, tolong beresin ya”.

Dia menghampiriku dan melongok isi laci yang penuh dengan berbagai G-string, V-string dan celana dalam model seksi dengan beragam warna dan corak.

Gw : “Nah ini kan berantakan, tolong lipatin terus ditata yang rapih”.

Gw mengambil salah satu G-string seakan ingin memberi contoh bagaimana melipatnya. Lala menatap celana dalam super mini itu tak berkedip, mungkin bingung bagaimana benda mungil begitu bisa untuk pakaian dalam wanita.

Gw : “Loh koq bengong?”

Lala seperti tersentak dari kebingungannya dan senyum tersipu sambil menerima G-string itu dariku. Dia membentangkan G-string dan bingung tidak mengerti mana yang depan atau belakang.

Gw : “Koq bingung, emangnya kamu gak pernah pake celana dalam kayak begini?”

Lala tersipu dan tertawa kecil mendengar pertanyaan itu.

Gw bertanya nakal : “Emangnya celana dalammu seperti apa”

Lala : “Iiihh bapak…” Dia tertawa merona menampakkan sederet giginya yang putih. Tubuhnya bergerak seperti salah tingkah. Gw semakin bersemangat untuk menggodanya.

Milf sensasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang