Bab 1

772 44 9
                                    


"Selamat ya,"

"Terima kasih."

"Selamat akhirnya melepas masa lajang."

Dengan senyum lima jari Amy mengangguk dan menyambut uluran tangan temannya. Senyum terpaksa yang disunggingkannya selama resepsi pernikahannya. Amy menghembuskan napas berat. Entah selamat atau tidak kalau menikah dengan cara begini. Amy melirik pria tampan tanpa ekspresi yang berdiri disebelahnya dan sudah resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu.

"Ada apa?" Tanya Vino datar, mata cokelat madunya melirik sekilas kearah Amy.

"Bukan apa-apa." Jawab Amy cepat lalu buru-buru mengalihkan tatapannya ke depan melihat dekorasi ruangan yang tidak sempat dinikmatinya sedari tadi.
Amy tertegun ternyata dekorasi yang dikerjakan dalam waktu kurang dari dua minggu terlihat indah. Warna pastel mendominasi ruangan, bunga mawar putih, merah muda dan merah asli yang dirangkai sedemikian rupa menjadi pemanis sekaligus pengharum. Belum lagi gaun indah yang dipakainya. Pasti harganya sangat mahal. Gaun pengantin berwarna krem model kemben sweetheart dengan A-line yang mengembang indah sperti bunga yang akan mekar dalam posisi dibalik, terlihat sederhana tapi indah ditambah asesoris yang melekat semakin mempercantik penampilannya. Plus tiara bertabur berlian dan veil sepanjang tiga meter. Entah berapa harganya karena yang pasti ini tidak murah dan Amy tidak mengeluarkan uang sedikitpun.

"Hallo sepupu selamat ya. Akhirnya setelah tiga puluh dua tahun." Ucap Hendra membuyarkan lamunan Amy.
Hendra menyalami Vino lalu mendekatkan wajahnya membisikkan sesuatu yang tidak terdengar oleh Amy, tapi yang pasti sesuatu itu sangat sensitif karena Vino sempat terkejut dan memberi tatapan tajam pada Hendra sedangkan Hendra hanya tersenyum jail.

"Selamat ya Mi. Bisa menikah dengan hot guy." Bisik Nita dikalimat terakhir lalu dia mengedipkan satu mata.
Amy terkekeh. "Hemm... selamat juga untuk ini tinggal tunggu hari aja kan?" Amy mengusap perut buncit Nita pelan.

"Mi, cepat nyusul ya agar anak-anak kita seumuran." Kata Bela yang berdiri dibelakang Hendra dan Nita sambil menggendong Annie anaknya yang baru berusia empat bulan.

Amy tersenyum masam. Bahkan dia tidak pernah kepikiran sampai situ. Jangankan kepikiran punya anak, kepikiran menikah saja tidak. Setidaknya untuk beberapa waktu terakhir.

****

Amy membulatkan bibirnya berbentuk O ketika masuk kamar hotel yang katanya khusus disiapkan untuk menikmati malam pertama. Dekorasi kamar ini benar-benar untuk pasangan yang tengah berbulan madu, kelopak mawar bertebaran lampu dibuat temaram menimbulkan suasana romantis, terutama dengan lilin aroma terapi yang mengeluarkan aroma lembut. Tapi sayangnya ini adalah usaha yang sia-sia. Apalagi mengingat alasannya menikah.

Kepala Amy jadi pusing kalau mengingat kejadian dua minggu lalu. Kejadian asal mula pernikahannya dengan Kalvino Reza Dirgantara pria tampan, seksi, dingin, dan panas dalam waktu bersamaan itu.

*****

Merentangkan tangan, memejamkan mata menikmati hembusan angin pantai katanya bisa membuat perasaan lega dan menghilangkan kegundahan dihati. Tapi Amy sama sekali tidak setuju dia sudah berdiri setengah jam dipinggir pantai sambil merentangkan tangan dan menikmati hembusan angin tapi, dirinya tidak merasa ringan. Dia tetap mengingat mantan pacarnya yang selingkuh.

Mungkin teori ini tidak ampuh makannya banyak orang yang bunuh diri dipantai. Karena mereka terlanjur frustasi dan kebetulan ada laut luas terhampar didepannya.

Sumpah! Bunuh diri adalah hal bodoh. Buat apa rela mati untuk orang yang sudah selingkuh dan menyakiti hatimu. Seharusnya peselingkuh yang dibuang kelaut.
Amy membuka matanya menikmati pemandangan laut luas yang terhampar didepan matanya. Mengambil ponselnya lalu selfie dengan background pantai dan dikirimkan pada Dina -Seniornya ditempat kerja atau lebih tepatnya mantan senior karena dia sudah menggundurkan diri- yang sudah berbaik hati memberikan tiket liburan gratis ke Bali selama empat hari tiga malam plus kamar hotel tempatnya menginap, sebagai salam perpisahan dan menghilangkan kegundahan hati katanya.

My Husband is HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang